Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 Perusahaan Indonesia Penerima Dana SoftBank Vision Fund

5 Desember 2025 | 17:18

4 Cara Mudah Lacak Lokasi Orang Lewat WhatsApp & Google Maps

5 Desember 2025 | 13:18

3 Langkah Mudah Cara Aktifkan Internet Gratis XL Axis di Sumatra

5 Desember 2025 | 11:18
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 5 Perusahaan Indonesia Penerima Dana SoftBank Vision Fund
  • 4 Cara Mudah Lacak Lokasi Orang Lewat WhatsApp & Google Maps
  • 3 Langkah Mudah Cara Aktifkan Internet Gratis XL Axis di Sumatra
  • 5 Fakta Krisis Chip: Jensen Huang Nasib Nvidia Terancam Ditendang China
  • 2 Zero-Day Fix: Pembaruan Keamanan Xiaomi Desember 2025 Atasi 107 Celah Berbahaya
  • Xiaomi 13 Siap Terima Pembaruan HyperOS 3 Global: 5 Fitur Keren Android 16
  • 5 Alasan HyperOS 3 Wearable Datang Desember untuk Perangkat Xiaomi Band 9
  • Daftar HP yang Siap Update HyperOS 3: Xiaomi, Redmi dan POCO
Jumat, Desember 5
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Tech » 5 Perusahaan Indonesia Penerima Dana SoftBank Vision Fund
Tech

5 Perusahaan Indonesia Penerima Dana SoftBank Vision Fund

Olin SianturiOlin Sianturi5 Desember 2025 | 17:18
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
SoftBank Vision Fund Indonesia, Investor Perusahaan Indonesia
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Siapa saja Investor Perusahaan Indonesia yang ikut terdampak saat SoftBank Vision Fund “BU” demi OpenAI? Cek 5 daftar perusahaan raksasa RI ini!

TechnonesiaID - Kabar mengejutkan datang dari salah satu investor teknologi terbesar di dunia, SoftBank. Pendirinya, Masayoshi Son, secara terbuka mengakui bahwa SoftBank kini sedang berada dalam posisi “BU” atau butuh uang. Pengakuan ini bukan sekadar desahan finansial biasa, melainkan strategi besar untuk menggalang modal segar demi investasi ambisius di sektor Kecerdasan Buatan (AI), terutama OpenAI.

Ketika raksasa investasi sekelas SoftBank Vision Fund (SVF) mulai mengobral saham dari portofolionya, perhatian global seketika tertuju pada perusahaan-perusahaan yang selama ini didanai oleh dana kelolaan bernilai US$ 100 miliar tersebut. Tentu saja, Indonesia, sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara, memiliki sederet perusahaan teknologi yang sangat bergantung pada suntikan modal dari SVF.

Baca Juga

  • 5 Fakta Krisis Chip: Jensen Huang Nasib Nvidia Terancam Ditendang China
  • 5 Alasan HyperOS 3 Wearable Datang Desember untuk Perangkat Xiaomi Band 9

Advertisement

Keputusan SoftBank ini memicu gelombang ketidakpastian, namun juga membuka peluang. Mari kita telaah lebih dalam mengapa SoftBank harus “turun gunung” dan perusahaan-perusahaan Indonesia mana saja yang paling terdampak oleh pergeseran strategis ini.

Mengapa Raksasa Investasi Dunia Mengaku “Butuh Uang”?

Istilah “BU” yang digunakan oleh Masayoshi Son tentu saja ironis, mengingat besarnya dana kelolaan SoftBank Vision Fund. Namun, konteks di balik pengakuan ini adalah kebutuhan likuiditas untuk mengakomodasi pivot strategis yang masif, yaitu fokus total pada AI generatif.

Masayoshi Son dikenal sebagai sosok yang berani mengambil risiko besar dengan visi jangka panjang yang futuristik. Saat ini, fokus utama SoftBank adalah membangun infrastruktur AI terbesar di dunia, dan investasi di OpenAI serta pembangunan chip AI memerlukan modal yang benar-benar tidak sedikit.

Baca Juga

  • 5 Inovasi Teknologi AI HP China yang Bikin iPhone Tertinggal
  • Apple Tolak India! 3 Alasan Kenapa Ogah Tanam Aplikasi Pemerintah ke iPhone

Advertisement

Oleh karena itu, SoftBank terpaksa melakukan apa yang disebut sebagai ‘pelepasan non-strategis’ (divestasi) dari aset-aset yang dinilai sudah matang atau kurang selaras dengan fokus AI masa depan mereka. Keputusan ini secara langsung memengaruhi nilai dan stabilitas perusahaan-perusahaan startup global, termasuk yang berada di Indonesia.

Arah Baru SoftBank dan Dampak Global

Pergeseran strategi SoftBank dari investor segala rupa teknologi (dari transportasi hingga e-commerce) menjadi pemain utama dalam AI menunjukkan adanya perubahan paradigma. Pasar global merespons kebijakan jual-obral saham ini dengan cemas, sebab SoftBank selama ini adalah jangkar bagi banyak perusahaan teknologi.

Bagi ekosistem startup, langkah ini mengirimkan sinyal bahwa era uang mudah dan valuasi fantastis mungkin sudah berakhir. Para Investor Perusahaan Indonesia kini harus lebih selektif dan realistis dalam mencari pendanaan, karena sumber dana raksasa seperti SVF sedang mengalami rekalibrasi fokus.

Baca Juga

  • 7 Poin Utama Belanja Infrastruktur Data Center AI Rp 46.000 T
  • 3 Alasan DeepSeek V3.2 Pengganti Google Bikin Amerika Minggir

Advertisement

Daftar 5 Perusahaan Indonesia Penerima Dana SoftBank Vision Fund

SoftBank Vision Fund Indonesia telah menjadi motor penggerak transformasi digital di Tanah Air. Melalui investasi miliaran dolar, mereka membantu mendongkrak valuasi dan ekspansi berbagai perusahaan lokal hingga mencapai status “Decacorn” dan “Unicorn”.

Berikut adalah beberapa perusahaan Indonesia (atau yang beroperasi sangat masif di Indonesia) yang terdampak langsung oleh restrukturisasi portofolio SoftBank:

  • GoTo (Gojek Tokopedia): Salah satu investasi terbesar SoftBank di Asia Tenggara. Sebelum merger, Tokopedia menerima suntikan dana signifikan dari SVF. Setelah menjadi GoTo, SoftBank tetap menjadi pemegang saham utama. Fluktuasi harga saham GoTo di bursa tentu akan sensitif terhadap pergerakan investor institusional raksasa ini.
  • Grab: Sebagai raksasa superapp di Asia Tenggara, Grab adalah salah satu penerima awal dana besar dari SVF. Meskipun bermarkas di Singapura, operasional Grab di Indonesia sangat krusial. Pelepasan saham SoftBank di Grab dapat menambah tekanan likuiditas di pasar, meskipun dampak operasional harian mungkin tidak langsung terasa.
  • Tokopedia (Sebelum Merger): Sebelum bergabung dengan Gojek, Tokopedia adalah portofolio SoftBank yang sangat sukses. SoftBank mengucurkan dana besar untuk melawan kompetitor di pasar e-commerce. Sebagian besar modal awal yang memungkinkan Tokopedia menjadi platform dominan berasal dari SVF.
  • OYO Hotels & Homes: Meskipun bukan perusahaan asli Indonesia, OYO memiliki jejak operasi yang besar di sektor perhotelan dan akomodasi Indonesia. OYO menerima dana dari SVF, dan kinerja perusahaan ini, yang juga sedang berjuang mencapai profitabilitas, akan dipantau ketat di tengah upaya SoftBank mengamankan dana tunai.
  • Ruangguru dan Startup Lainnya: Selain Decacorn, SVF juga memiliki investasi di beberapa startup tahap awal hingga menengah di berbagai sektor, termasuk edutech seperti Ruangguru (meskipun pendanaan Ruangguru lebih didominasi oleh SoftBank Group International, bukan SVF secara eksklusif, namun mereka berada dalam payung SoftBank yang sama).

Kunci Keberhasilan Investasi SoftBank Vision Fund Indonesia

Investasi SoftBank Vision Fund Indonesia menunjukkan dua hal: potensi pasar Indonesia yang tak terbatas, dan kemampuan SoftBank untuk bertaruh pada pemenang. Meskipun kini sedang dalam mode ‘jual’, suntikan dana awal tersebut telah berhasil menciptakan lapangan kerja dan memajukan infrastruktur digital nasional.

Baca Juga

  • 76% Layanan Telkomsel Pulih Jelang Nataru, Ada Paket Gratis!
  • 5 Teknologi Kunci HP Xiaomi yang Dihapus Diam-diam

Advertisement

Salah satu poin penting yang perlu diingat adalah bahwa investasi awal SVF bersifat jangka panjang. Walau ada tekanan jual, fundamental perusahaan teknologi raksasa seperti GoTo dan Grab telah jauh lebih kuat dan memiliki basis pengguna yang loyal.

Nasib Investor Perusahaan Indonesia Pasca Jual Obral Saham

Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana nasib para Investor Perusahaan Indonesia, baik institusional maupun ritel, setelah SoftBank mulai menjual asetnya? Biasanya, penjualan saham dalam jumlah besar oleh investor besar dapat menciptakan volatilitas harga jangka pendek.

Namun, dalam konteks perusahaan publicly listed seperti GoTo, tekanan jual ini juga bisa diimbangi oleh minat beli dari investor institusi lain yang melihat peluang valuasi yang lebih menarik. Pasar Indonesia saat ini cukup likuid dan memiliki basis investor yang matang.

Baca Juga

  • 5 Kriteria Pilih Layar Glossy vs Matte Laptop: Terbaik untuk Desain Grafis
  • 5 Fakta Internet Rakyat Surge Rp100 Ribu/Bulan: Worth It atau Zonk?

Advertisement

Oleh karena itu, daripada panik, para pelaku pasar harus melihat divestasi SoftBank ini sebagai bagian dari siklus bisnis dan strategi pendanaan. Ini adalah tanda bahwa SoftBank sedang mencari peluang besar berikutnya di AI, dan bukan berarti mereka kehilangan kepercayaan pada fundamental perusahaan yang mereka tinggalkan.

Masa depan perusahaan teknologi yang pernah dipegang oleh SVF akan sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk mencapai profitabilitas. Investor kini tidak lagi hanya mencari pertumbuhan pengguna, tetapi juga keuntungan bersih (bottom line) yang berkelanjutan.

Kesimpulannya, pengakuan “BU” dari Masayoshi Son adalah drama finansial global yang dampaknya terasa hingga ke Jakarta. Sementara tekanan likuiditas SoftBank memaksa mereka untuk menjual saham, ini menjadi momen penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk membuktikan bahwa mereka dapat berdiri kokoh dan mandiri, bahkan tanpa dukungan penuh dari raksasa pendanaan yang pernah menjadi dewa penyelamat mereka.

Baca Juga

  • 5 Fakta Penting Fitur Ekstensi Memori Xiaomi: Benarkah Tingkatkan Performa?
  • 5 Alasan Utama Layar Melengkung Smartphone Hilang dari Tren

Advertisement

Ini adalah waktu yang tepat bagi perusahaan Indonesia untuk berfokus pada efisiensi operasional dan inovasi, memastikan mereka tetap relevan di tengah pergeseran investasi global menuju masa depan AI.


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
GoTo Grab Masayoshi Son SoftBank Vision Fund
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article4 Cara Mudah Lacak Lokasi Orang Lewat WhatsApp & Google Maps
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

5 Fakta Krisis Chip: Jensen Huang Nasib Nvidia Terancam Ditendang China

Olin Sianturi5 Desember 2025 | 09:18

5 Alasan HyperOS 3 Wearable Datang Desember untuk Perangkat Xiaomi Band 9

Olin Sianturi5 Desember 2025 | 03:18

5 Inovasi Teknologi AI HP China yang Bikin iPhone Tertinggal

Olin Sianturi3 Desember 2025 | 21:18

Apple Tolak India! 3 Alasan Kenapa Ogah Tanam Aplikasi Pemerintah ke iPhone

Olin Sianturi3 Desember 2025 | 19:18

7 Poin Utama Belanja Infrastruktur Data Center AI Rp 46.000 T

Olin Sianturi3 Desember 2025 | 15:18

3 Alasan DeepSeek V3.2 Pengganti Google Bikin Amerika Minggir

Olin Sianturi3 Desember 2025 | 13:18
Pilihan Redaksi
Trending

4 Fakta Menarik The Blackman Family Sebelum Berpisah, Keluarga Viral yang Bikin Heboh!

Olin Sianturi25 Februari 2025 | 07:50

Mengungkap 4 fakta menarik The Blackman Family tentang perjalanan mereka sebagai keluarga viral. Simak selengkapnya…

The Frame dan Music Frame Samsung: Inovasi Aesthetic yang Bikin Ruangan Naik Kelas ala Naura Ayu

28 November 2025 | 22:38

Momoshiki Otsutsuki Resmi Hadir di Naruto to Boruto: Shinobi Striker (DLC #46)

1 Desember 2025 | 00:49

Awan Pintar Optimalkan AI dan Machine Learning untuk Tangkal Serangan Siber di Indonesia

28 November 2025 | 23:27

Spesifikasi Samsung Galaxy Z TriFold: Inovasi 3-in-1 Futuristik yang Bikin Takjub!

2 Desember 2025 | 18:17
Terbaru

5 Fakta Krisis Chip: Jensen Huang Nasib Nvidia Terancam Ditendang China

Olin Sianturi5 Desember 2025 | 09:18

5 Alasan HyperOS 3 Wearable Datang Desember untuk Perangkat Xiaomi Band 9

Olin Sianturi5 Desember 2025 | 03:18

5 Inovasi Teknologi AI HP China yang Bikin iPhone Tertinggal

Olin Sianturi3 Desember 2025 | 21:18

Apple Tolak India! 3 Alasan Kenapa Ogah Tanam Aplikasi Pemerintah ke iPhone

Olin Sianturi3 Desember 2025 | 19:18

7 Poin Utama Belanja Infrastruktur Data Center AI Rp 46.000 T

Olin Sianturi3 Desember 2025 | 15:18
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Member Of : Media Publica
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Terhubung Dengan Kami
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
www.technonesia.id © 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Media Bekasi GadgetDiva Ronde Aktual

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.