Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 HP Xiaomi Ini Diprediksi Jadi Obsolete di 2026

29 Desember 2025 | 04:00

Prediksi Hardware Google 2025: 5 Alasan Pixel Gagal Raih Posisi Puncak

29 Desember 2025 | 02:00

Bisa Diubah? 1 Kabar Penting Fitur Ganti Email Akun Google 2024

29 Desember 2025 | 00:00
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 5 HP Xiaomi Ini Diprediksi Jadi Obsolete di 2026
  • Prediksi Hardware Google 2025: 5 Alasan Pixel Gagal Raih Posisi Puncak
  • Bisa Diubah? 1 Kabar Penting Fitur Ganti Email Akun Google 2024
  • Top 5 Ponsel Terbaik 2025 Pilihan Editor: Mana yang Paling Layak Dibeli?
  • 5 Keunggulan CMF Headphone Pro: Review Harga dan Fitur ANC Terbaik
  • Mager ke Luar Saat Liburan? Samsung TV Bikin Rumah Serasa Bioskop! Cek 7 Alasannya!
  • 5 Strategi Indosat Business Tingkatkan Mutu Pendidikan Digital Sampoerna
  • 5 Fakta Virus Mematikan Mamalia Laut: Cetacean Morbillivirus Mengancam Arktik
Senin, Desember 29
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Berita Tekno » Lebih Dari 14 Juta Upaya Bruteforce Targetkan Bisnis di Indonesia Tahun Lalu
Berita Tekno

Lebih Dari 14 Juta Upaya Bruteforce Targetkan Bisnis di Indonesia Tahun Lalu

Jundi AmrullahJundi Amrullah13 Mei 2025 | 14:13
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Sepanjang tahun 2024, perusahaan keamanan siber global ini mencatat lebih dari 53 juta upaya serangan brute-force terhadap bisnis di wilayah tersebut.
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Sepanjang tahun 2024, perusahaan keamanan siber global ini mencatat lebih dari 53 juta upaya serangan brute-force terhadap bisnis di wilayah tersebut.

TechnonesiaID - Penjahat siber di Asia Tenggara terus mengandalkan metode pembobolan kata sandi untuk menyusup ke sistem perusahaan, menurut laporan terbaru dari Kaspersky.

Metode yang paling sering digunakan adalah Bruteforce.Generic.RDP, yang menyerang sistem dengan mencoba berbagai kombinasi kata sandi hingga menemukan yang benar. Bila serangan ini berhasil, penyerang dapat memperoleh kredensial pengguna dan mengakses sistem secara sah.

Baca Juga

  • Bocoran 1,8 Juta Skor AnTuTu OnePlus Turbo: Siap Gempur Kelas Gaming?
  • Terekam: 5 Fakta Tumbukan Objek Kecepatan Tinggi di Bulan 2025

Advertisement

Protokol yang diserang, yaitu Remote Desktop Protocol (RDP) milik Microsoft, umum digunakan oleh administrator dan pengguna untuk mengakses komputer dari jarak jauh. Namun, celah ini juga dimanfaatkan oleh peretas untuk membobol sistem penting perusahaan, terutama ketika perangkat berada di luar jangkauan pengamanan jaringan internal.

Kaspersky mencatat bahwa secara rata-rata, lebih dari 145.000 serangan dilakukan setiap hari terhadap perusahaan dan UMKM di Asia Tenggara. Hal ini mengkhawatirkan mengingat kekurangan tenaga profesional di bidang keamanan siber yang masih menjadi tantangan di kawasan ini.

Di Indonesia, serangan RDP meningkat drastis sebesar 25%, dari 11,7 juta pada 2023 menjadi hampir 14,7 juta pada 2024. Malaysia juga mengalami peningkatan sebesar 14%. Negara dengan serangan terbanyak adalah Vietnam, mencatat hampir 20 juta serangan, diikuti oleh Indonesia dan Thailand.

Baca Juga

  • Pemulihan Jaringan Pasca Banjir: 100 Genset Telkomsel Tiba di Aceh
  • 3 Ancaman Serius Drone China Bikin AS Ketakutan: Konflik Penggunaan Drone DJI

Advertisement

Meningkatnya kecanggihan kecerdasan buatan (AI) turut memperparah situasi, karena AI kini dapat membantu penyerang dalam menebak kata sandi dan memecahkan enkripsi lebih cepat. Serangan yang berhasil dapat membuka akses penuh ke sistem korban, mengancam data dan operasional bisnis secara signifikan.

Untuk itu, Kaspersky menekankan pentingnya memperkuat sistem keamanan, khususnya bagi pengguna RDP. Penggunaan kata sandi yang kuat, otentikasi dua faktor, serta membatasi akses hanya melalui jaringan privat seperti VPN merupakan langkah awal yang penting.

Bagi organisasi yang tidak memerlukan RDP, disarankan untuk menonaktifkan fitur ini dan menutup port 3389. Selain itu, Kaspersky menyarankan penggunaan solusi keamanan seperti Kaspersky Next EDR Optimum untuk memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap serangan siber yang semakin canggih.

Baca Juga

  • Samsung Pamerkan AI Vision dengan Google Gemini di CES 2026, Dapur Pintar Naik Level
  • Samsung AI-Connected Living Resmi Rilis di CES 2026, Hunian Masa Depan Jadi Nyata

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
Bisnis Bruteforce Headline Siber
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous ArticleGemini AI Akan Hadirkan Kemampuan Ubah Foto Statis Jadi Video Dinamis
Next Article PlayUp by Langit Musik Hadirkan Solusi Musik Berlisensi di Ruang Publik
Jundi Amrullah
  • Website

Artikel Terkait

Bocoran 1,8 Juta Skor AnTuTu OnePlus Turbo: Siap Gempur Kelas Gaming?

Olin Sianturi24 Desember 2025 | 06:43

Terekam: 5 Fakta Tumbukan Objek Kecepatan Tinggi di Bulan 2025

Olin Sianturi24 Desember 2025 | 02:43

Pemulihan Jaringan Pasca Banjir: 100 Genset Telkomsel Tiba di Aceh

Olin Sianturi23 Desember 2025 | 20:43

3 Ancaman Serius Drone China Bikin AS Ketakutan: Konflik Penggunaan Drone DJI

Olin Sianturi23 Desember 2025 | 12:43

Samsung Pamerkan AI Vision dengan Google Gemini di CES 2026, Dapur Pintar Naik Level

Olin Sianturi22 Desember 2025 | 18:13

Samsung AI-Connected Living Resmi Rilis di CES 2026, Hunian Masa Depan Jadi Nyata

Olin Sianturi22 Desember 2025 | 17:57
Pilihan Redaksi

Samsung Galaxy Tab A11 Resmi Meluncur: 5 Keunggulan Tablet 8 Inci Murah

Olin Sianturi23 Desember 2025 | 10:43

Cari tablet 8 inci terjangkau? Simak ulasan lengkap Harga Samsung Galaxy Tab A11 dan Spesifikasi…

5 Keunggulan Realme C85: Smartphone Baterai Ultra Tahan Air yang Lagi Diskon

22 Desember 2025 | 18:27

5 Detail Bocoran Xiaomi 17 Ultra Kamera: Sensor 1-Inci & Branding Baru

17 Desember 2025 | 23:27

5 Alasan Strategi Xiaomi Leitz Phone Kembali & Masa Depan Leica

20 Desember 2025 | 08:27

Moto Pad 60 Pro vs iPad Gen 11: 7 Perbedaan Kunci Tablet Menggambar Presisi

24 Desember 2025 | 22:43
Terbaru

Bocoran 1,8 Juta Skor AnTuTu OnePlus Turbo: Siap Gempur Kelas Gaming?

Olin Sianturi24 Desember 2025 | 06:43

Terekam: 5 Fakta Tumbukan Objek Kecepatan Tinggi di Bulan 2025

Olin Sianturi24 Desember 2025 | 02:43

Pemulihan Jaringan Pasca Banjir: 100 Genset Telkomsel Tiba di Aceh

Olin Sianturi23 Desember 2025 | 20:43

3 Ancaman Serius Drone China Bikin AS Ketakutan: Konflik Penggunaan Drone DJI

Olin Sianturi23 Desember 2025 | 12:43

Samsung Pamerkan AI Vision dengan Google Gemini di CES 2026, Dapur Pintar Naik Level

Olin Sianturi22 Desember 2025 | 18:13
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Member Of : Media Publica
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Terhubung Dengan Kami
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
www.technonesia.id © 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Media Bekasi GadgetDiva Ronde Aktual

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.