Survei terbaru mengungkap mengapa mayoritas mitra pengemudi ojol lebih memilih potongan komisi ojol 20% asalkan ada insentif mitra pengemudi dan promo. Simak analisisnya!
TechnonesiaID - Isu mengenai potongan komisi bagi mitra pengemudi ojek online (ojol) selalu menjadi topik hangat. Secara matematis, pengurangan komisi dari 20% menjadi 10% terdengar seperti kabar baik. Namun, realitas di lapangan menunjukkan perspektif yang jauh lebih kompleks dan mengejutkan.
Sebuah survei yang baru-baru ini dirilis mengungkapkan data yang kontroversial: mayoritas pengemudi ojol justru lebih memilih potongan komisi yang lebih besar (20%) jika dibarengi dengan berbagai insentif, promo, dan manfaat tambahan. Keputusan ini mematahkan anggapan umum bahwa potongan komisi sekecil mungkin adalah tujuan utama para mitra.
Baca Juga
Advertisement
Analisis ini akan mengupas tuntas hasil survei tersebut dan memberikan 5 alasan fundamental mengapa Potongan Komisi Ojol sebesar 20% yang diiringi manfaat, dinilai jauh lebih menguntungkan dan stabil bagi kesejahteraan para mitra pengemudi.
Hasil Survei Paramadina: Mayoritas Pilih Potongan Komisi Ojol 20%
Survei krusial ini dilakukan oleh Paramadina Public Policy Institute (PPPI). Tujuannya adalah untuk memetakan preferensi para mitra pengemudi terkait skema komisi dan keuntungan yang ditawarkan oleh perusahaan aplikator.
Lembaga tersebut menggunakan metode purposive sampling dan melibatkan total 1.623 mitra pengemudi Gojek aktif. Responden berasal dari enam kota besar di Indonesia, meliputi Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Baca Juga
Advertisement
Apa hasil yang didapatkan?
Mayoritas responden, yakni sebesar 60,8%, menyatakan preferensi mereka terhadap skema pemotongan komisi sebesar 20%, asalkan skema ini mencakup promo yang menarik bagi pelanggan, adanya insentif, atau manfaat tambahan bagi mitra pengemudi. Hanya 39,2% yang lebih memilih potongan komisi sebesar 10% tanpa adanya fasilitas-fasilitas tersebut.
Data ini memberikan sinyal kuat bahwa Insentif Mitra Pengemudi dan kehadiran promo yang meningkatkan permintaan pasar jauh lebih berharga daripada sekadar pengurangan persentase komisi murni.
Baca Juga
Advertisement
5 Alasan Kunci Mitra Pengemudi Pilih Potongan 20%
Mengapa pengemudi rela dipotong lebih besar? Jawabannya terletak pada konsep pendapatan total (gross income) dan stabilitas kerja, yang seringkali terancam jika platform tidak memberikan stimulasi pasar. Berikut adalah lima alasan utama yang mendorong preferensi mitra terhadap skema komisi 20% plus manfaat:
- Dampak Insentif Mitra Pengemudi pada Pendapatan Kotor
- Peningkatan Volume Order Melalui Promo Pelanggan
- Perlindungan dan Manfaat Tambahan (Non-Cash Benefit)
- Stabilitas Penghasilan Jangka Panjang
- Persepsi Nilai: Platform yang Peduli
Ketika platform memotong 20% tetapi memberikan insentif harian (seperti bonus target trip) atau insentif mingguan, pendapatan kotor (sebelum potongan) mitra bisa melonjak signifikan. Potongan komisi ojol yang kecil (10%) tanpa insentif, mungkin memang meninggalkan lebih banyak uang dari setiap trip. Namun, jika jumlah trip per hari rendah, total pendapatan mitra akan stagnan atau bahkan turun. Insentif ini bertindak sebagai jaring pengaman dan motivasi untuk terus bekerja.
Potongan komisi 20% sering digunakan oleh aplikator untuk mendanai program promosi bagi pelanggan (diskon, cashback, gratis ongkir). Promosi ini adalah mesin penggerak utama permintaan (demand generator). Semakin banyak promo, semakin banyak pelanggan menggunakan layanan ojol, dan otomatis, volume order bagi mitra pengemudi akan meningkat drastis. Mitra lebih memilih komisi 80% dari 30 order, daripada komisi 90% dari hanya 10 order.
Baca Juga
Advertisement
Skema komisi yang lebih tinggi seringkali disalurkan kembali dalam bentuk manfaat non-tunai. Survei menunjukkan bahwa mitra sangat menghargai program ini. Manfaat tersebut bisa berupa asuransi kesehatan atau kecelakaan, diskon perawatan kendaraan, bantuan biaya perbaikan, atau bahkan program pelatihan. Fasilitas ini sangat penting bagi stabilitas finansial jangka panjang mitra yang bekerja di jalanan. Mitra melihat 20% sebagai biaya untuk mendapatkan perlindungan esensial.
Dalam ekonomi gig, stabilitas adalah komoditas berharga. Dengan adanya insentif dan promo yang berkelanjutan, mitra dapat memprediksi tingkat pendapatan harian mereka dengan lebih pasti. Skema 10% yang ‘polos’ membuat pendapatan sangat bergantung pada kondisi pasar murni, yang cenderung fluktuatif. Kehadiran Insentif Mitra Pengemudi menciptakan lingkungan kerja yang lebih terstruktur dan mengurangi risiko kerugian total pada hari-hari sepi.
Pengemudi melihat skema 20% yang disertai manfaat sebagai tanda bahwa aplikator menginvestasikan kembali uang mereka untuk ekosistem. Ini menciptakan loyalitas dan persepsi bahwa platform tidak hanya mengambil potongan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan mereka. Sebaliknya, skema 10% tanpa manfaat dapat dilihat sebagai platform yang lepas tangan terhadap nasib mitra, hanya fokus pada minimalisasi biaya operasional.
Baca Juga
Advertisement
Keseimbangan Ekosistem: Mengapa 20% Adalah Angka Magis
Angka 20% telah lama menjadi titik keseimbangan di industri ojek online Indonesia, bahkan sebelum adanya regulasi resmi yang mengatur batas atas komisi. Persentase ini dianggap cukup untuk menopang tiga pilar utama ekosistem:
- Mendanai teknologi dan operasional platform.
- Menyediakan program promo untuk menjaga minat pelanggan.
- Memberikan Insentif Mitra Pengemudi yang berfungsi sebagai daya tarik bagi pengemudi baru dan retensi mitra lama.
Jika potongan komisi ojol diturunkan terlalu drastis tanpa adanya dana pengganti, aplikator terpaksa memangkas anggaran untuk promo dan insentif. Efek dominonya jelas:
- Permintaan pelanggan turun karena tidak ada diskon.
- Mitra kesulitan mencapai target pendapatan harian karena order sepi.
- Kualitas layanan menurun karena motivasi mitra berkurang.
Regulasi dan Harapan Mitra
Pemerintah, melalui regulasi, telah berupaya menengahi batas maksimal potongan yang boleh diambil aplikator. Namun, temuan PPPI ini menyoroti perlunya regulator untuk tidak hanya fokus pada persentase potongan, tetapi juga pada bagaimana dana potongan tersebut dimanfaatkan untuk menjamin kesejahteraan dan kesinambungan kerja mitra.
Baca Juga
Advertisement
Bagi mitra, kepastian mendapat Insentif Mitra Pengemudi yang jelas dan program perlindungan jauh lebih penting daripada hanya sekadar potongan nominal. Mereka mengharapkan adanya transparansi dalam penggunaan dana komisi, memastikan bahwa dana tersebut memang dialokasikan secara efektif untuk mendanai promo dan manfaat tambahan.
Riset ini menegaskan bahwa mitra pengemudi telah berevolusi menjadi subjek ekonomi yang cerdas. Mereka mampu menghitung tidak hanya berapa banyak uang yang tersisa di dompet setelah satu perjalanan, tetapi juga bagaimana kebijakan komisi memengaruhi peluang mereka mendapatkan pekerjaan di masa depan.
Mengoptimalkan Penghasilan: Studi Kasus Potongan Komisi Ojol
Mari kita lihat studi kasus sederhana. Anggaplah seorang mitra harus memilih dua skema berbeda:
Baca Juga
Advertisement
Skema A (10% Komisi, Tanpa Benefit): Mitra mendapatkan 90% dari tarif. Karena tidak ada promo, rata-rata hanya mendapat 10 trip/hari dengan total tarif Rp 200.000. Pendapatan bersih = Rp 180.000.
Skema B (20% Komisi, Dengan Insentif & Promo): Mitra mendapatkan 80% dari tarif. Karena ada promo, rata-rata mendapat 25 trip/hari dengan total tarif Rp 500.000. Ditambah bonus insentif harian Rp 50.000. Pendapatan dari trip = Rp 400.000. Total Pendapatan Bersih = Rp 450.000.
Secara jelas, meskipun persentase Potongan Komisi Ojol Skema B lebih besar, total pendapatan bersih yang diterima mitra jauh melampaui Skema A. Inilah yang menjadi landasan rasional mengapa 60,8% responden memilih potongan 20%.
Baca Juga
Advertisement
Kesimpulannya, survei Paramadina ini memberikan pandangan yang sangat berharga bagi aplikator dan pembuat kebijakan. Fokus tidak seharusnya hanya pada minimalisasi potongan, tetapi pada maksimalisasi nilai yang diterima mitra. Selama skema 20% dapat menjamin adanya promo yang meningkatkan order, dan menyediakan Insentif Mitra Pengemudi yang konkret, skema tersebut akan tetap menjadi pilihan favorit mayoritas pengemudi ojol di Indonesia.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA