Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Olahraga di Rumah Makin Seru dengan TV Samsung dan Audio Samsung yang Canggih!

12 Desember 2025 | 22:05

7 Fitur Terbaru One UI 8.5, HP Samsung Berubah Total!

11 Desember 2025 | 19:48

QRIS Tap myBCA Hadir di Samsung Galaxy Watch, Bertransaksi Makin Praktis

11 Desember 2025 | 18:51
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • Olahraga di Rumah Makin Seru dengan TV Samsung dan Audio Samsung yang Canggih!
  • 7 Fitur Terbaru One UI 8.5, HP Samsung Berubah Total!
  • QRIS Tap myBCA Hadir di Samsung Galaxy Watch, Bertransaksi Makin Praktis
  • Awas! 3 Taktik Penipuan Nomor Telepon Palsu di Google, Rekening Ludes
  • 5 Poin Kunci Aturan AI Trump Terbaru: Regulasi AI Federal Picu Kontroversi
  • 5 Fakta Asteroid Psyche 16: Harta Karun NASA Bernilai Fantastis
  • 5 Fakta Pangsa Pasar HP Indonesia Q3 2025: Samsung Rajanya, Merek China Tak Terduga Melejit
  • 5 Fakta Fitur Baru TikTok Nearby Feed yang Bikin Konten Lokal Meledak
Sabtu, Desember 13
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Tech » 5 Fakta Pelanggaran Privasi Microsoft dari Fitur Gaming Copilot
Tech

5 Fakta Pelanggaran Privasi Microsoft dari Fitur Gaming Copilot

Olin SianturiOlin Sianturi29 Oktober 2025 | 07:38
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Fitur Gaming Copilot, Pelanggaran Privasi Microsoft
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Microsoft dikecam! Fitur Gaming Copilot diduga melakukan Pelanggaran Privasi Microsoft di Windows 11. Simak 5 kekhawatiran terbesar pengguna tentang Fitur Gaming Copilot yang kontroversial ini.

TechnonesiaID - Dunia teknologi kembali diguncang oleh kontroversi seputar kecerdasan buatan (AI) dan privasi pengguna. Kali ini, raksasa teknologi Microsoft menjadi pusat perhatian, terutama di kalangan komunitas gamer.

Peluncuran Fitur Gaming Copilot yang inovatif, yang seharusnya menjadi asisten AI impian bagi para pemain, justru memicu kritik tajam. Fitur ini dicurigai melanggar batasan privasi digital yang selama ini dijunjung tinggi oleh pengguna.

Baca Juga

  • Awas! 3 Taktik Penipuan Nomor Telepon Palsu di Google, Rekening Ludes
  • 5 Fakta Asteroid Psyche 16: Harta Karun NASA Bernilai Fantastis

Advertisement

Meskipun dirilis untuk meningkatkan pengalaman bermain game, banyak pengguna yang merasa bahwa harga yang harus dibayar—dalam bentuk data pribadi—terlalu mahal. Lantas, apa sebenarnya yang membuat fitur ini begitu kontroversial?

Microsoft Perkenalkan Asisten AI di Xbox Game Bar

Pada dasarnya, Gaming Copilot adalah bagian dari strategi besar Microsoft untuk mengintegrasikan teknologi AI generatif ke dalam seluruh ekosistem Windows, termasuk pada segmen gaming.

Fitur ini diperkenalkan melalui Xbox Game Bar di Windows 11, sebuah overlay yang sering digunakan gamer untuk memantau performa dan berinteraksi saat sesi permainan berlangsung.

Baca Juga

  • 7 Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy S26 Ultra yang Paling Dinanti
  • 5 Cara Mudah Cek Ketenaran Nama di Google & Internet

Advertisement

Tujuan utama dari Copilot ini sangat ambisius: memberikan tips, panduan, dan bantuan kontekstual secara real-time. Bayangkan memiliki seorang mentor AI yang selalu siap membantu Anda menyelesaikan level sulit atau menemukan item tersembunyi.

Misalnya, jika Anda sedang tersangkut dalam sebuah misi, Copilot bisa menganalisis layar permainan Anda dan langsung memberikan petunjuk spesifik tanpa perlu keluar dari game.

Namun, kemampuan untuk “melihat” dan “memproses” apa yang terjadi di layar inilah yang menimbulkan alarm serius mengenai Pelanggaran Privasi Microsoft.

Baca Juga

  • 5 Fakta Konsol Nex Playground Terbaru: PS5 Kalah Laku Keras!
  • 3 Alasan Ronaldo Investasi Startup AI Perplexity, ChatGPT Minggir!

Advertisement

Apa yang Membuat Fitur Gaming Copilot Kontroversial?

Kekhawatiran utama muncul sejak peluncurannya, di mana sejumlah pengguna dan pakar keamanan siber menyoroti mekanisme pengumpulan data yang digunakan oleh Copilot.

Untuk dapat memberikan bantuan kontekstual, AI ini harus terus-menerus memantau aktivitas layar pengguna dan data in-game. Hal ini jauh melampaui pengumpulan data diagnostik standar yang biasa dilakukan.

Komunitas gamer yang sangat vokal menuntut transparansi. Mereka ingin tahu secara pasti data apa saja yang direkam, bagaimana data tersebut diproses, dan yang paling penting, di mana batas privasi ditarik.

Baca Juga

  • 7 Tantangan Besar Industri Robotaksi Global: Keselamatan Jadi Sorotan
  • 3 Kesalahan Fatal Ledakan Nuklir Chernobyl 1986: 60.000 Tewas

Advertisement

Isu ini sangat krusial mengingat lingkungan gaming sering melibatkan komunikasi pribadi, penggunaan software pihak ketiga, dan bahkan informasi sensitif lainnya.

5 Fakta Pelanggaran Privasi Microsoft dari Fitur Gaming Copilot

Untuk memahami skala kekhawatiran ini, berikut adalah lima fakta utama yang mendasari kecaman keras dari komunitas gamer terhadap Fitur Gaming Copilot.

  • Perekaman Layar Berkelanjutan (Screen Monitoring): Untuk memberikan bantuan kontekstual, Copilot harus merekam atau memproses setiap bingkai (frame) layar yang dilihat pengguna. Ini berarti Copilot berpotensi melihat semua yang dilakukan pengguna, bahkan jika mereka beralih ke aplikasi lain.
  • Analisis Data Input Sensitif: Copilot dapat menganalisis teks yang diketik dalam kolom obrolan game, nama pengguna, kata sandi (jika tidak terlindungi dengan baik), dan informasi sensitif lainnya yang muncul di layar.
  • Kurangnya Kontrol Pengguna (Opt-out): Awalnya, opsi untuk menonaktifkan atau membatasi pengumpulan data ini tidak sepenuhnya jelas atau mudah diakses, membuat pengguna merasa dipaksa menjadi bagian dari program pengumpulan data AI.
  • Pengumpulan Data Pihak Ketiga: Ada kekhawatiran data yang dikumpulkan Copilot tidak hanya digunakan Microsoft. Jika data tersebut digunakan untuk melatih model AI pihak ketiga, risiko kebocoran privasi akan meningkat drastis.
  • Potensi Kecurangan (Cheating): Fitur ini, karena kemampuannya mengakses dan menganalisis data game secara mendalam, berpotensi disalahgunakan untuk menciptakan alat curang yang canggih, mengganggu integritas permainan kompetitif.

Detail Pelanggaran Privasi Microsoft yang Memicu Kritik Tajam

Isu terbesar yang disorot adalah konsep ‘contextual awareness’ itu sendiri. Agar Copilot berfungsi, ia tidak hanya melihat apa yang terjadi di game, tetapi juga “memahami” lingkungan Windows secara keseluruhan.

Baca Juga

  • 5 Fakta Ilmiah Kenapa Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah & Dampaknya
  • 5 Prompt Gemini AI di Galaxy S25 FE yang Bikin Foto Auto Level Up Seketika

Advertisement

Dalam dokumen internal yang bocor, dijelaskan bahwa Fitur Gaming Copilot dirancang untuk memiliki memori jangka pendek mengenai sesi pengguna. Memori ini mencakup informasi mengenai software yang dibuka, dokumen yang diakses (meski hanya sebentar), dan bahkan aktivitas browser jika Game Bar tetap aktif.

Meskipun Microsoft menjamin anonimitas, riwayat data yang dikumpulkan ini dapat menjadi target empuk bagi serangan siber. Apalagi jika data tersebut disimpan di server cloud, yang selalu berisiko diretas.

Pakar keamanan berpendapat bahwa fitur ini serupa dengan “keylogger” tingkat tinggi yang disematkan secara legal, membuat batas antara bantuan AI dan pengawasan digital menjadi sangat kabur.

Baca Juga

  • Hollywood Terguncang: 5 Dampak Netflix Caplok Warner Bros Seharga Rp 1.200 T
  • 5 Alasan Kredit Produktif UMKM Perempuan: Jurus Ampuh Fintech Pemberdayaan Ekonomi

Advertisement

Dampak Jangka Panjang Terhadap Kepercayaan Konsumen

Kritik yang dihadapi Microsoft kali ini bukan sekadar protes sesaat. Ini mencerminkan meningkatnya kecemasan masyarakat terhadap bagaimana perusahaan teknologi besar mengelola informasi pribadi mereka, terutama setelah maraknya penggunaan AI.

Kepercayaan adalah mata uang yang paling berharga di dunia digital. Ketika Pelanggaran Privasi Microsoft mulai menjadi perbincangan, hal itu dapat menyebabkan efek domino.

Gamer, yang dikenal sebagai salah satu komunitas paling protektif terhadap privasi dan hak digital mereka, mulai mempertimbangkan untuk menonaktifkan fitur Game Bar sepenuhnya atau bahkan mencari alternatif sistem operasi.

Baca Juga

  • 5 Tanda Utama Perubahan Drastis Manusia Akibat AI yang Tak Anda Sadari
  • 7 Hacks Google Gemini di Galaxy S25, Bikin Gaya Kece di Acara Kantor

Advertisement

Pada akhirnya, teknologi AI yang luar biasa harus berjalan seiring dengan etika dan transparansi. Jika tidak, fitur secanggih apapun tidak akan disambut baik oleh pasar.

Langkah Microsoft Menanggapi Kritik

Menanggapi gelombang kecaman yang masif, Microsoft dilaporkan segera mengambil tindakan. Perusahaan tersebut berjanji akan meningkatkan transparansi dan memberikan kontrol yang lebih granular kepada pengguna.

Langkah-langkah yang diumumkan meliputi:

Baca Juga

  • Awas! 5 Tanda Modus Penipuan Baru: Rekening Ludes Miliaran Rupiah
  • 5 Dampak Peta Jalan AI Medis di Asia Tenggara: Dunia Kesehatan Berubah Total

Advertisement

  • Penyediaan opsi yang lebih jelas untuk menonaktifkan fitur perekaman layar kontekstual sepenuhnya.
  • Mengurangi durasi penyimpanan data sementara yang dianalisis oleh Copilot.
  • Meningkatkan enkripsi data dan memperjelas kebijakan penggunaan data dalam End-User License Agreement (EULA) yang baru.

Meskipun demikian, keraguan sudah terlanjur muncul. Banyak pengguna menuntut agar fitur semacam Gaming Copilot diatur secara opt-in (harus diaktifkan secara manual) dan bukan opt-out (aktif secara default), untuk memastikan privasi adalah pilihan utama.

Kesimpulan: Membangun Batasan yang Jelas untuk AI Gaming

Kasus Fitur Gaming Copilot oleh Microsoft ini menjadi studi kasus penting mengenai tantangan yang dihadapi industri teknologi dalam mengintegrasikan AI.

Inovasi AI memang menjanjikan, namun tidak boleh mengorbankan hak dasar pengguna atas privasi. Perusahaan harus dapat membuktikan bahwa mereka hanya mengumpulkan data yang benar-benar diperlukan dan menjamin keamanan maksimal terhadap informasi tersebut.

Baca Juga

  • 3 Modus Baru Pemerintah Lacak HP Warga 24 Jam Penuh
  • 5 Fakta: Masa Depan Guru Matematika di Era AI Jago Berhitung

Advertisement

Masa depan AI dalam gaming sangat cerah, asalkan perusahaan seperti Microsoft dapat mendengarkan kekhawatiran penggunanya dan mengambil langkah proaktif untuk mencegah terulangnya Pelanggaran Privasi Microsoft yang serupa. Bagi para gamer, kini semakin penting untuk selalu waspada dan memeriksa setiap izin yang diminta oleh perangkat lunak baru yang diinstal.


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
AI Gaming Copilot+ Privasi Digital Windows 11 Xbox Game Bar
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article5 Detail Kunci Spesifikasi Motorola Edge 70: HP Tipis 5.99mm Siap Rilis Global
Next Article 5 Strategi Xiaomi Eksklusif China: Mengapa HP Terbaik Belum Global?
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

Awas! 3 Taktik Penipuan Nomor Telepon Palsu di Google, Rekening Ludes

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 17:48

5 Fakta Asteroid Psyche 16: Harta Karun NASA Bernilai Fantastis

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 13:48

7 Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy S26 Ultra yang Paling Dinanti

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 07:48

5 Cara Mudah Cek Ketenaran Nama di Google & Internet

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 05:48

5 Fakta Konsol Nex Playground Terbaru: PS5 Kalah Laku Keras!

Olin Sianturi10 Desember 2025 | 23:48

3 Alasan Ronaldo Investasi Startup AI Perplexity, ChatGPT Minggir!

Olin Sianturi10 Desember 2025 | 21:48
Pilihan Redaksi
Gadget

Top 10: Daftar HP Radiasi Tertinggi 2025, Ada Ponsel Favorit Anda?

Olin Sianturi7 Desember 2025 | 15:18

Ingin tahu Daftar HP Radiasi Tertinggi di pasaran? Kami sajikan data Tingkat Radiasi SAR Ponsel…

5 Fakta: Masa Depan Guru Matematika di Era AI Jago Berhitung

7 Desember 2025 | 18:49

Vakum Mijia Ringan Terbaru: 5 Alasan Kenapa Perlu Vakum Xiaomi 22000Pa

8 Desember 2025 | 16:48

Samsung Rilis Solusi Laundry Komersial: Mesin Inovasi Baru dan Powerful untuk Bisnis yang Lebih Menguntungkan

10 Desember 2025 | 19:06

Waspada! 5 Ciri Modus Baru Penipuan Missed Call yang Harus Anda Tahu

7 Desember 2025 | 17:18
Terbaru

Awas! 3 Taktik Penipuan Nomor Telepon Palsu di Google, Rekening Ludes

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 17:48

5 Fakta Asteroid Psyche 16: Harta Karun NASA Bernilai Fantastis

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 13:48

7 Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy S26 Ultra yang Paling Dinanti

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 07:48

5 Cara Mudah Cek Ketenaran Nama di Google & Internet

Olin Sianturi11 Desember 2025 | 05:48

5 Fakta Konsol Nex Playground Terbaru: PS5 Kalah Laku Keras!

Olin Sianturi10 Desember 2025 | 23:48
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Member Of : Media Publica
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Terhubung Dengan Kami
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
www.technonesia.id © 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Media Bekasi GadgetDiva Ronde Aktual

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.