Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Bocoran Infinix Note 60 Ultra: Desain Flagship dan Spesifikasi Fantastis

8 November 2025 | 19:45

5 Fakta Penting Pembaruan HyperOS 3 Global Xiaomi 14 Ultra: Rilis Segera!

8 November 2025 | 19:38

Motorola Edge 70 Resmi Rilis: Desain Tipis, Performa Gahar

8 November 2025 | 19:11
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • Bocoran Infinix Note 60 Ultra: Desain Flagship dan Spesifikasi Fantastis
  • 5 Fakta Penting Pembaruan HyperOS 3 Global Xiaomi 14 Ultra: Rilis Segera!
  • Motorola Edge 70 Resmi Rilis: Desain Tipis, Performa Gahar
  • Kece! Samsung Galaxy A57 Segera Hadir dengan Nomor Model A576B — Spesifikasi Bocor
  • Poco F8 Pro Hadir dengan Bose Sound dan 3 Kejutan Besar!
  • Klaim Cepat! 44 Kode Redeem FF 7 November 2025: Dapatkan Groza FFCS Terbatas!
  • 5 Keunggulan Kamera Pintar Xiaomi dengan Fitur Panggilan Video 1-Klik
  • 5 Fakta Keren Fitur Motion Watermark HyperOS 3 di Kamera Xiaomi
Sabtu, November 8
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Tech » 5 Pelajaran Penting dari Kisah Octopus, Startup Daur Ulang Hamish Daud
Tech

5 Pelajaran Penting dari Kisah Octopus, Startup Daur Ulang Hamish Daud

Olin SianturiOlin Sianturi25 Oktober 2025 | 09:38
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Hamish Daud startup daur ulang, kisah Octopus Hamish Daud
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Penasaran kenapa Hamish Daud hengkang dari startup daur ulang Octopus? Simak 5 pelajaran penting tentang risiko dan masalah operasional yang menjerat kisah Octopus Hamish Daud.

TechnonesiaID - Nama Hamish Daud seringkali kita kenal sebagai seorang aktor, presenter, dan aktivis lingkungan. Namun, di balik kariernya di dunia hiburan, Hamish juga pernah menjadi bagian penting dari ekosistem teknologi Indonesia, khususnya dalam bidang keberlanjutan. Ia adalah salah satu pendiri startup yang bergerak di sektor daur ulang, bernama Octopus.

Sayangnya, perjalanan Hamish Daud startup daur ulang ini harus diwarnai dengan segudang masalah. Dari isu operasional hingga gonjang-ganjing internal, Octopus kini berada di ambang ketidakjelasan. Kisah ini menjadi studi kasus menarik tentang betapa rentannya perjalanan sebuah startup, meskipun memiliki visi yang mulia dan dukungan dana yang besar.

Baca Juga

  • 12 HP Xiaomi Pertama yang Uji Coba HyperOS 3 Android 15
  • 5 Tahun Keamanan Maksimal! Cek Daftar HP Xiaomi Update 5 Tahun

Advertisement

Mari kita selami lebih dalam, bagaimana Octopus didirikan, kejayaan pendanaan yang sempat diraih, hingga masalah-masalah krusial yang akhirnya membuat Hamish Daud memilih hengkang.

Awal Mula dan Visi Mulia Startup Daur Ulang Hamish Daud

Octopus didirikan dengan tujuan yang sangat ambisius: merevolusi industri daur ulang di Indonesia. Mereka berfokus pada pengumpulan sampah pascakonsumsi (post-consumer waste) melalui jaringan pengumpul yang terdigitalisasi.

Startup ini didirikan oleh lima orang, termasuk aktor kondang tersebut. Pendiri lainnya adalah Mohammad Ichsan, Niko Adi Nugroho, Rizki Mardian, dan Dimas Ario. Mereka ingin menciptakan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan dampak sosial positif bagi para pengumpul sampah tradisional (pemulung).

Baca Juga

  • 5 Fitur Baru Xiaomi 15 Ultra Setelah Update HyperOS 3 dan Android 16
  • RedMagic 11 Pro Resmi Global: 7 Alasan Cooling Cair AquaCore Layak Dibeli

Advertisement

Pada dasarnya, model bisnis Octopus cukup menarik. Mereka menggunakan teknologi aplikasi untuk menghubungkan rumah tangga atau bisnis yang ingin mendaur ulang, dengan petugas pengumpul yang terverifikasi. Hal ini dianggap sebagai langkah maju dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok daur ulang.

Janji Manis Pendanaan US$5 Juta yang Menguap

Puncak kejayaan finansial Octopus terjadi pada pertengahan tahun 2022. Saat itu, startup ini berhasil mengumumkan perolehan dana segar dalam jumlah fantastis, yaitu sebesar US$5 juta, atau setara dengan sekitar Rp 78 miliar (kurs saat ini).

Pendanaan tersebut dipimpin oleh investor besar, Openspace dan SOSV. Kepercayaan dari investor kelas kakap ini menunjukkan betapa besarnya potensi yang dilihat pada model bisnis “hijau” yang diusung Octopus.

Baca Juga

  • 5 Fakta Mengejutkan Misi Artemis 2: Astronaut NASA Terbang ke Bulan Tak Digaji
  • 5 Fakta Mengejutkan Penemuan Ilmiah Hajar Aswad

Advertisement

Pada saat pengumuman pendanaan, Octopus menyatakan rencana penggunaan dana tersebut secara rinci. Mereka berjanji akan membangun lima fasilitas pemilahan sampah baru dan mendirikan 1.700 pos pemeriksa (collection point) untuk memperluas jangkauan operasional mereka di seluruh Indonesia.

Namun, janji ekspansi masif ini kini menjadi pertanyaan besar, seiring dengan munculnya laporan tentang kesulitan internal dan operasional yang menimpa perusahaan.

5 Masalah Krusial yang Menggoyahkan Kisah Octopus Hamish Daud

Meskipun memiliki visi besar dan suntikan modal yang signifikan, kisah Octopus Hamish Daud harus berakhir pahit. Ada beberapa masalah fundamental yang dilaporkan menjadi penyebab utama terhentinya operasional startup ini:

Baca Juga

  • 3 Fakta Gila Xiaomi Baterai 9000 mAh: HP Redmi dengan Fast Charging 100W
  • 5 Tanda Dampak Pemanasan Global: Rahasia Tersembunyi Es Kian Nyata

Advertisement

1. Isu Pengelolaan Dana dan Transparansi Operasional

Salah satu isu yang paling sensitif adalah mengenai pengelolaan dana hasil investasi. Laporan-laporan menyebutkan adanya masalah transparansi dalam penggunaan modal ventura. Dalam dunia startup, terutama yang bergerak di bidang sustainability, audit dan akuntabilitas adalah kunci, namun hal ini diduga menjadi titik lemah Octopus.

Kurangnya transparansi dapat dengan cepat merusak kepercayaan investor, yang merupakan nyawa bagi setiap perusahaan rintisan.

2. Konflik Internal dan Perpecahan Pendiri

Setiap startup rentan terhadap konflik antar pendiri, dan Octopus tidak terkecuali. Perbedaan visi, gaya manajemen, atau bahkan ketidaksepakatan dalam strategi bisnis dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.

Baca Juga

  • 5 Fakta Skandal Pemalsuan Dokumen: Font Calibri Bikin PM Pakistan Dipecat
  • Nothing Phone (3a) Lite Resmi Meluncur: Ini 5 Alasan HP Entry-Level Terbaik

Advertisement

Perpecahan ini menjadi semakin parah hingga akhirnya berujung pada keputusan salah satu pendiri utama, yaitu Hamish Daud, untuk mundur dari jajaran manajemen.

3. Nasib Karyawan dan Mitigasi Dampak Sosial

Ketika operasional perusahaan mulai meredup, dampaknya langsung terasa pada karyawan dan mitra pengumpul. Banyak karyawan dan mitra yang dilaporkan tidak mendapatkan kejelasan mengenai gaji atau insentif mereka. Startup daur ulang ini seharusnya memberikan solusi sosial; ironisnya, ia justru menciptakan masalah sosial baru bagi para pekerjanya.

4. Kegagalan Memenuhi Target Investor

Modal ventura diberikan dengan ekspektasi pertumbuhan yang sangat cepat (hyper-growth). Ketika target operasional, seperti pembangunan fasilitas atau perluasan titik pengumpulan, tidak terpenuhi sesuai jadwal, investor akan menarik dukungan. Ini adalah tantangan umum bagi startup yang berekspansi terlalu cepat tanpa fondasi manajemen yang kuat.

Baca Juga

  • 5 Strategi Xiaomi Eksklusif China: Mengapa HP Terbaik Belum Global?
  • 5 Fakta Pelanggaran Privasi Microsoft dari Fitur Gaming Copilot

Advertisement

5. Krisis Kepercayaan Publik dan Pasar

Dengan munculnya berita-berita negatif di media massa, Octopus kehilangan kepercayaan dari publik dan pasar. Ini sangat merugikan, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada partisipasi masyarakat (pengumpulan sampah) dan dukungan pemerintah/regulator.

Pelajaran Besar dari Kegagalan “Startup Hijau”

Kegagalan Octopus memberikan lima pelajaran berharga bagi ekosistem startup di Indonesia. Pelajaran ini bukan hanya relevan bagi pendiri, tetapi juga bagi para investor dan masyarakat yang tertarik pada teknologi berkelanjutan:

  • Visi Saja Tidak Cukup: Meskipun memiliki visi lingkungan yang mulia dan menarik, eksekusi operasional dan manajemen keuangan adalah faktor penentu kelangsungan hidup.
  • Pentingnya Founders’ Alignment: Sebelum menerima investasi besar, para pendiri harus memiliki kesepakatan yang solid (founder’s agreement) mengenai pembagian peran, pengambilan keputusan, dan jalan keluar.
  • Transparansi Adalah Kunci Investor: Investor tidak hanya melihat potensi pendapatan, tetapi juga bagaimana dana mereka dikelola. Transparansi keuangan yang buruk adalah alarm merah terbesar.
  • Skalabilitas yang Bertanggung Jawab: Ekspansi besar harus didukung oleh infrastruktur manajemen yang matang, bukan hanya janji di atas kertas. Terlalu cepat besar seringkali berarti terlalu cepat jatuh.
  • Risiko Reputasi Founder: Keterlibatan figur publik seperti Hamish Daud membawa keuntungan besar dalam hal popularitas, tetapi juga risiko reputasi yang besar jika terjadi kegagalan.

Hamish Daud startup daur ulang ini mungkin gagal mencapai potensi maksimalnya, namun dampak lingkungan yang ingin dicapai melalui inovasi digital di sektor daur ulang tetap menjadi tujuan yang harus dikejar oleh startup-startup generasi berikutnya.

Baca Juga

  • 5 Alasan Mengapa Honor Magic8 Pro Menarik: Cek Spesifikasi & Fitur Unggulan
  • Internet Murah 100 Mbps Hanya Rp 100 Ribu? Ini 4 Fakta Program Baru WIFI

Advertisement

Masa Depan Industri Daur Ulang Digital

Meskipun kisah Octopus Hamish Daud berakhir dengan catatan yang kurang memuaskan, hal ini tidak serta merta menandakan kegagalan industri daur ulang berbasis teknologi. Justru, kejadian ini menjadi pengingat bahwa sektor green tech membutuhkan fondasi bisnis yang jauh lebih solid dan audit yang ketat.

Peran selebriti sebagai pendiri memang dapat menarik perhatian, tetapi keberlanjutan perusahaan sepenuhnya tergantung pada ketangguhan model bisnis dan profesionalitas manajemen. Diharapkan, pengalaman Octopus ini dapat menjadi cerminan berharga agar startup lain di masa depan dapat menghindari jebakan yang sama, demi mencapai visi Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Baca Juga

  • 5 Tanda Website Jadi Sarang Konten Ilegal: Waspada Modus Kejahatan Siber Terbaru
  • 5 Peringatan Penting Bos Google untuk Keamanan HP Android Anda

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
daur ulang Hamish Daud investasi startup Octopus startup Indonesia
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article3 Fakta Mencengangkan Penemuan Yunxian 2 China Ubah Sejarah Manusia
Next Article 7 Hal Penting Pendaftaran Program Magang Nasional Batch 2 Kemenaker
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

12 HP Xiaomi Pertama yang Uji Coba HyperOS 3 Android 15

Olin Sianturi7 November 2025 | 21:38

5 Tahun Keamanan Maksimal! Cek Daftar HP Xiaomi Update 5 Tahun

Olin Sianturi5 November 2025 | 17:38

5 Fitur Baru Xiaomi 15 Ultra Setelah Update HyperOS 3 dan Android 16

Olin Sianturi4 November 2025 | 03:38

RedMagic 11 Pro Resmi Global: 7 Alasan Cooling Cair AquaCore Layak Dibeli

Olin Sianturi4 November 2025 | 01:38

5 Fakta Mengejutkan Misi Artemis 2: Astronaut NASA Terbang ke Bulan Tak Digaji

Olin Sianturi3 November 2025 | 11:38

5 Fakta Mengejutkan Penemuan Ilmiah Hajar Aswad

Olin Sianturi2 November 2025 | 21:08
Pilihan Redaksi
Trending

4 Fakta Menarik The Blackman Family Sebelum Berpisah, Keluarga Viral yang Bikin Heboh!

Olin Sianturi25 Februari 2025 | 07:50

Mengungkap 4 fakta menarik The Blackman Family tentang perjalanan mereka sebagai keluarga viral. Simak selengkapnya…

Jepang vs OpenAI: 3 Kontroversi Sora 2 Ancam Perlindungan Hak Cipta Anime

16 Oktober 2025 | 08:08

5 Alasan Realme GT 8 Pro Spesifikasi Gahar Siap Rilis Global November

31 Oktober 2025 | 11:38

Samsung Galaxy QRIS Tap 2025, Transaksi Makin Cepat dan Aman!

1 November 2025 | 13:15

iQOO Neo 11 HP Gaming Murah Tapi Gahar dengan Snapdragon 8 Elite

2 November 2025 | 12:47
Terbaru

12 HP Xiaomi Pertama yang Uji Coba HyperOS 3 Android 15

Olin Sianturi7 November 2025 | 21:38

5 Tahun Keamanan Maksimal! Cek Daftar HP Xiaomi Update 5 Tahun

Olin Sianturi5 November 2025 | 17:38

5 Fitur Baru Xiaomi 15 Ultra Setelah Update HyperOS 3 dan Android 16

Olin Sianturi4 November 2025 | 03:38

RedMagic 11 Pro Resmi Global: 7 Alasan Cooling Cair AquaCore Layak Dibeli

Olin Sianturi4 November 2025 | 01:38

5 Fakta Mengejutkan Misi Artemis 2: Astronaut NASA Terbang ke Bulan Tak Digaji

Olin Sianturi3 November 2025 | 11:38
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
© TechnoNesia.ID 2025 | All Rights Reserved

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.