Siapa saja Investor Perusahaan Indonesia yang ikut terdampak saat SoftBank Vision Fund “BU” demi OpenAI? Cek 5 daftar perusahaan raksasa RI ini!
TechnonesiaID - Kabar mengejutkan datang dari salah satu investor teknologi terbesar di dunia, SoftBank. Pendirinya, Masayoshi Son, secara terbuka mengakui bahwa SoftBank kini sedang berada dalam posisi “BU” atau butuh uang. Pengakuan ini bukan sekadar desahan finansial biasa, melainkan strategi besar untuk menggalang modal segar demi investasi ambisius di sektor Kecerdasan Buatan (AI), terutama OpenAI.
Ketika raksasa investasi sekelas SoftBank Vision Fund (SVF) mulai mengobral saham dari portofolionya, perhatian global seketika tertuju pada perusahaan-perusahaan yang selama ini didanai oleh dana kelolaan bernilai US$ 100 miliar tersebut. Tentu saja, Indonesia, sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara, memiliki sederet perusahaan teknologi yang sangat bergantung pada suntikan modal dari SVF.
Baca Juga
Advertisement
Keputusan SoftBank ini memicu gelombang ketidakpastian, namun juga membuka peluang. Mari kita telaah lebih dalam mengapa SoftBank harus “turun gunung” dan perusahaan-perusahaan Indonesia mana saja yang paling terdampak oleh pergeseran strategis ini.
Mengapa Raksasa Investasi Dunia Mengaku “Butuh Uang”?
Istilah “BU” yang digunakan oleh Masayoshi Son tentu saja ironis, mengingat besarnya dana kelolaan SoftBank Vision Fund. Namun, konteks di balik pengakuan ini adalah kebutuhan likuiditas untuk mengakomodasi pivot strategis yang masif, yaitu fokus total pada AI generatif.
Masayoshi Son dikenal sebagai sosok yang berani mengambil risiko besar dengan visi jangka panjang yang futuristik. Saat ini, fokus utama SoftBank adalah membangun infrastruktur AI terbesar di dunia, dan investasi di OpenAI serta pembangunan chip AI memerlukan modal yang benar-benar tidak sedikit.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, SoftBank terpaksa melakukan apa yang disebut sebagai ‘pelepasan non-strategis’ (divestasi) dari aset-aset yang dinilai sudah matang atau kurang selaras dengan fokus AI masa depan mereka. Keputusan ini secara langsung memengaruhi nilai dan stabilitas perusahaan-perusahaan startup global, termasuk yang berada di Indonesia.
Arah Baru SoftBank dan Dampak Global
Pergeseran strategi SoftBank dari investor segala rupa teknologi (dari transportasi hingga e-commerce) menjadi pemain utama dalam AI menunjukkan adanya perubahan paradigma. Pasar global merespons kebijakan jual-obral saham ini dengan cemas, sebab SoftBank selama ini adalah jangkar bagi banyak perusahaan teknologi.
Bagi ekosistem startup, langkah ini mengirimkan sinyal bahwa era uang mudah dan valuasi fantastis mungkin sudah berakhir. Para Investor Perusahaan Indonesia kini harus lebih selektif dan realistis dalam mencari pendanaan, karena sumber dana raksasa seperti SVF sedang mengalami rekalibrasi fokus.
Baca Juga
Advertisement
Daftar 5 Perusahaan Indonesia Penerima Dana SoftBank Vision Fund
SoftBank Vision Fund Indonesia telah menjadi motor penggerak transformasi digital di Tanah Air. Melalui investasi miliaran dolar, mereka membantu mendongkrak valuasi dan ekspansi berbagai perusahaan lokal hingga mencapai status “Decacorn” dan “Unicorn”.
Berikut adalah beberapa perusahaan Indonesia (atau yang beroperasi sangat masif di Indonesia) yang terdampak langsung oleh restrukturisasi portofolio SoftBank:
- GoTo (Gojek Tokopedia): Salah satu investasi terbesar SoftBank di Asia Tenggara. Sebelum merger, Tokopedia menerima suntikan dana signifikan dari SVF. Setelah menjadi GoTo, SoftBank tetap menjadi pemegang saham utama. Fluktuasi harga saham GoTo di bursa tentu akan sensitif terhadap pergerakan investor institusional raksasa ini.
- Grab: Sebagai raksasa superapp di Asia Tenggara, Grab adalah salah satu penerima awal dana besar dari SVF. Meskipun bermarkas di Singapura, operasional Grab di Indonesia sangat krusial. Pelepasan saham SoftBank di Grab dapat menambah tekanan likuiditas di pasar, meskipun dampak operasional harian mungkin tidak langsung terasa.
- Tokopedia (Sebelum Merger): Sebelum bergabung dengan Gojek, Tokopedia adalah portofolio SoftBank yang sangat sukses. SoftBank mengucurkan dana besar untuk melawan kompetitor di pasar e-commerce. Sebagian besar modal awal yang memungkinkan Tokopedia menjadi platform dominan berasal dari SVF.
- OYO Hotels & Homes: Meskipun bukan perusahaan asli Indonesia, OYO memiliki jejak operasi yang besar di sektor perhotelan dan akomodasi Indonesia. OYO menerima dana dari SVF, dan kinerja perusahaan ini, yang juga sedang berjuang mencapai profitabilitas, akan dipantau ketat di tengah upaya SoftBank mengamankan dana tunai.
- Ruangguru dan Startup Lainnya: Selain Decacorn, SVF juga memiliki investasi di beberapa startup tahap awal hingga menengah di berbagai sektor, termasuk edutech seperti Ruangguru (meskipun pendanaan Ruangguru lebih didominasi oleh SoftBank Group International, bukan SVF secara eksklusif, namun mereka berada dalam payung SoftBank yang sama).
Kunci Keberhasilan Investasi SoftBank Vision Fund Indonesia
Investasi SoftBank Vision Fund Indonesia menunjukkan dua hal: potensi pasar Indonesia yang tak terbatas, dan kemampuan SoftBank untuk bertaruh pada pemenang. Meskipun kini sedang dalam mode ‘jual’, suntikan dana awal tersebut telah berhasil menciptakan lapangan kerja dan memajukan infrastruktur digital nasional.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu poin penting yang perlu diingat adalah bahwa investasi awal SVF bersifat jangka panjang. Walau ada tekanan jual, fundamental perusahaan teknologi raksasa seperti GoTo dan Grab telah jauh lebih kuat dan memiliki basis pengguna yang loyal.
Nasib Investor Perusahaan Indonesia Pasca Jual Obral Saham
Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana nasib para Investor Perusahaan Indonesia, baik institusional maupun ritel, setelah SoftBank mulai menjual asetnya? Biasanya, penjualan saham dalam jumlah besar oleh investor besar dapat menciptakan volatilitas harga jangka pendek.
Namun, dalam konteks perusahaan publicly listed seperti GoTo, tekanan jual ini juga bisa diimbangi oleh minat beli dari investor institusi lain yang melihat peluang valuasi yang lebih menarik. Pasar Indonesia saat ini cukup likuid dan memiliki basis investor yang matang.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, daripada panik, para pelaku pasar harus melihat divestasi SoftBank ini sebagai bagian dari siklus bisnis dan strategi pendanaan. Ini adalah tanda bahwa SoftBank sedang mencari peluang besar berikutnya di AI, dan bukan berarti mereka kehilangan kepercayaan pada fundamental perusahaan yang mereka tinggalkan.
Masa depan perusahaan teknologi yang pernah dipegang oleh SVF akan sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk mencapai profitabilitas. Investor kini tidak lagi hanya mencari pertumbuhan pengguna, tetapi juga keuntungan bersih (bottom line) yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, pengakuan “BU” dari Masayoshi Son adalah drama finansial global yang dampaknya terasa hingga ke Jakarta. Sementara tekanan likuiditas SoftBank memaksa mereka untuk menjual saham, ini menjadi momen penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk membuktikan bahwa mereka dapat berdiri kokoh dan mandiri, bahkan tanpa dukungan penuh dari raksasa pendanaan yang pernah menjadi dewa penyelamat mereka.
Baca Juga
Advertisement
Ini adalah waktu yang tepat bagi perusahaan Indonesia untuk berfokus pada efisiensi operasional dan inovasi, memastikan mereka tetap relevan di tengah pergeseran investasi global menuju masa depan AI.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA