Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah! Tim ilmuwan menemukan Fenomena Inti Bumi 2025. Ketahui penyebab inti berhenti berputar dan 5 dampaknya pada permukaan Bumi!
TechnonesiaID - Kabar mengejutkan datang dari lapisan terdalam planet kita. Para ahli geofisika global dikejutkan oleh hasil penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa inti Bumi baru-baru ini berhenti berputar. Tak hanya berhenti, rotasinya bahkan mulai berbalik arah.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Nature Geoscience ini berasal dari tim ilmuwan Universitas Peking, China. Mereka menduga bahwa perubahan Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah merupakan bagian dari siklus alamiah yang terjadi dalam skala dekadal (setiap beberapa dekade).
Baca Juga
Advertisement
Meskipun fenomena ini terjadi jauh di bawah kaki kita—ribuan kilometer di bawah permukaan—perubahan sekecil apa pun pada inti planet dapat memiliki konsekuensi yang signifikan, mulai dari memengaruhi medan magnet hingga, secara tidak langsung, mengubah panjang hari kita.
Apa Itu Inti Bumi dan Mengapa Rotasinya Penting?
Bumi kita bukanlah bola padat homogen. Di bawah lapisan kerak dan mantel, terdapat inti yang merupakan mesin penggerak utama banyak proses geologis yang kita rasakan di permukaan.
Inti Bumi terbagi menjadi dua lapisan utama, masing-masing dengan karakteristik yang sangat berbeda, namun saling terkait erat dalam siklus dinamo yang menghasilkan medan magnet pelindung Bumi.
Baca Juga
Advertisement
Anatomi Dua Lapisan Inti
Memahami inti adalah kunci untuk memahami mengapa fenomena ini sangat penting. Inti terdiri dari:
- Inti Luar (Outer Core): Lapisan cair yang sebagian besar terdiri dari besi dan nikel. Gerakan fluida logam panas di lapisan inilah yang menghasilkan medan magnet Bumi (magnetosfer).
- Inti Dalam (Inner Core): Bola padat berukuran sebesar Pluto, juga terbuat dari besi dan nikel. Lapisan inilah yang menjadi fokus utama penelitian tentang Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah. Inti dalam ‘mengapung’ dalam inti luar yang cair.
Rotasi inti dalam biasanya sedikit lebih cepat daripada rotasi permukaan Bumi. Perbedaan kecepatan ini (disebut sebagai ‘super-rotasi’) terjadi karena interaksi gaya elektromagnetik dan gravitasi antara inti dalam yang padat dan inti luar yang cair.
Mengungkap Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah: Temuan Mengejutkan Para Ilmuwan

Tim ilmuwan Peking University, yang dipimpin oleh Yi Yang dan Xiaodong Song, menggunakan analisis gelombang seismik yang melewati inti Bumi selama beberapa dekade. Gelombang ini, yang dihasilkan oleh gempa bumi, berfungsi seperti pemindaian sonar raksasa.
Baca Juga
Advertisement
Apa yang mereka temukan adalah pergeseran pola gelombang yang dramatis. Sejak sekitar tahun 2009, kecepatan rotasi inti dalam relatif terhadap permukaan Bumi tampaknya melambat hingga mencapai titik nol (berhenti total) di sekitar tahun 2025.
Setelah periode stagnasi tersebut, inti dalam mulai menunjukkan tanda-tanda berputar ke arah yang berlawanan. Ini menegaskan bahwa Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah bukan sekadar perlambatan, melainkan pembalikan putaran dalam siklus yang kompleks.
“Kami melihat bukti bahwa inti dalam telah berhenti berputar dalam beberapa tahun terakhir dan mulai berbalik arah,” jelas para peneliti dalam laporannya. Ini menunjukkan adanya siklus yang berulang—di mana inti dalam berotasi lebih cepat dari permukaan selama beberapa periode, kemudian melambat, berhenti, dan berbalik arah secara periodik.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana Para Ilmuwan Mendeteksi Fenomena Inti Bumi 2025 Ini?
Mengukur pergerakan inti yang berjarak 5.000 km di bawah kaki kita bukanlah tugas yang mudah. Para ilmuwan mengandalkan geofisika komputasi dan data yang dikumpulkan selama puluhan tahun.
Metode utama untuk mendeteksi Fenomena Inti Bumi 2025 ini adalah analisis gelombang seismik. Ketika gempa bumi terjadi, gelombang energi merambat melalui seluruh lapisan Bumi. Struktur material padat inti dalam mengubah kecepatan dan jalur gelombang tersebut.
Menggunakan Data Gempa Bumi
Para peneliti membandingkan data seismik dari gempa kembar (seismic doublets) yang terjadi di lokasi yang sama, tetapi pada waktu yang berbeda (misalnya, dekade 1990-an vs. 2010-an). Jika inti dalam telah berputar, jalur gelombang seismik akan sedikit berbeda seiring waktu.
Baca Juga
Advertisement
Dari perbandingan ini, mereka dapat memvisualisasikan bagaimana inti dalam berputar lebih cepat dari permukaan pada tahun 1970-an, melambat dan mencapai stagnasi pada tahun 2009-2025, dan kini memulai fase rotasi terbalik (retrograde).
Fenomena ini diduga terjadi dengan siklus sekitar 60 hingga 70 tahun. Siklus sebelumnya diperkirakan terjadi pada awal tahun 1970-an. Dengan siklus ini, kita mungkin akan melihat kecepatan inti dalam kembali berputar searah dengan permukaan pada pertengahan tahun 2040-an.
5 Dampak Potensial Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah
Meskipun inti dalam adalah struktur yang sangat terpisah dari permukaan Bumi, interaksi gravitasi dan elektromagnetik menjamin bahwa perubahannya akan terasa. Berikut adalah 5 dampak potensial dari Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah yang sedang dikaji oleh para ilmuwan:
Baca Juga
Advertisement
- Perubahan Panjang Hari yang Halus: Perubahan dalam momentum sudut inti dapat sedikit mempengaruhi kecepatan rotasi keseluruhan planet. Meskipun perubahannya sangat kecil (fraksi milidetik per hari), perubahan ini dapat diukur dengan jam atom presisi tinggi.
- Fluktuasi Medan Magnet: Rotasi inti dalam memengaruhi aliran cairan di inti luar. Karena inti luar bertanggung jawab atas medan magnet Bumi, perubahan rotasi dapat menyebabkan fluktuasi lokal pada medan magnet, meskipun bukan pembalikan kutub magnet secara instan.
- Korelasi dengan Permukaan: Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa siklus dekadal ini mungkin berkorelasi dengan perubahan yang diamati pada permukaan, seperti sedikit perubahan ketinggian permukaan laut dan fluktuasi suhu global.
- Pengaruh Terhadap Zona Seismik: Perubahan pada interaksi inti dapat memicu perubahan tekanan dan tegangan yang merambat naik melalui mantel, yang secara teoritis dapat memengaruhi aktivitas tektonik dan zona seismik tertentu.
- Mempengaruhi Ketinggian Air Tanah: Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara perubahan rotasi inti dalam dan fluktuasi kecil dalam gravitasi yang dapat memengaruhi distribusi massa air di permukaan, termasuk ketinggian air tanah.
Namun, para ahli menekankan bahwa tidak ada alasan untuk panik. Fenomena Inti Bumi 2025 ini adalah proses siklus alami, bukan tanda bencana yang akan datang. Dampaknya pada kehidupan sehari-hari manusia sangat minimal, bahkan tidak terasa.
Siklus Alami: Apakah Fenomena Rotasi Inti Bumi Berbalik Arah Ini Permanen?
Jawabannya, kemungkinan besar tidak. Berdasarkan data yang dikumpulkan, fenomena pembalikan rotasi ini diperkirakan sebagai bagian dari osilasi (ayunan) alami yang terjadi secara berkala. Ini adalah proses “bernapas” di dalam planet kita.
Yang terpenting dari temuan ini adalah konfirmasi bahwa inti Bumi adalah sistem yang dinamis dan berinteraksi secara rumit dengan lapisan lain. Rotasi inti tidaklah konstan, melainkan bergerak dalam irama yang dapat diprediksi.
Baca Juga
Advertisement
Melalui studi lebih lanjut mengenai siklus ini, para ilmuwan berharap dapat menyempurnakan model dinamo yang menjelaskan bagaimana medan magnet Bumi dihasilkan dan bagaimana medan magnet tersebut melindungi kita dari radiasi kosmik berbahaya.
Penelitian tentang Fenomena Inti Bumi 2025 terus berlanjut, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang jantung planet kita. Meskipun inti Bumi tetap menjadi salah satu wilayah paling misterius, setiap temuan baru membawa kita selangkah lebih dekat untuk memahami keseluruhan sistem Bumi yang luar biasa kompleks ini.
Intinya, meskipun judul tentang “inti Bumi berhenti dan berbalik arah” terdengar dramatis, ini adalah proses yang terjadi setiap 60-70 tahun sekali. Kita kini memasuki fase baru, dan pengamatan selanjutnya akan sangat krusial untuk memvalidasi siklus dekadal ini.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA