3. Uji Coba Rahim Buatan pada Hewan
Sejauh ini, teknologi rahim buatan telah diuji pada domba. Dalam sebuah publikasi ilmiah tahun 2017, tim peneliti berhasil mendukung perkembangan janin domba di dalam perangkat EXTEND selama satu bulan penuh. Hasilnya menunjukkan bahwa janin berkembang hampir sama seperti di dalam rahim induknya.
Meski hasil awal terlihat menjanjikan, perjalanan menuju uji coba pada manusia masih panjang. Ada banyak pertanyaan etis dan teknis yang harus dijawab, seperti kapan waktu yang tepat untuk menggunakannya, serta bagaimana dampaknya terhadap kesehatan bayi dalam jangka panjang.
4. Penelitian Lain: Plasenta Buatan
Selain EXTEND, beberapa tim peneliti di dunia juga tengah mengembangkan plasenta buatan. Teknologi ini bertujuan untuk mendukung bayi prematur dengan cara yang mirip, yakni memberikan suplai oksigen dan nutrisi secara berkesinambungan.
Baca Juga
Advertisement
Namun, dibandingkan dengan EXTEND, riset plasenta buatan masih berada pada tahap yang lebih awal. Meski demikian, langkah-langkah ini menunjukkan bahwa sains modern memang sedang mengeksplorasi kemungkinan menciptakan lingkungan buatan yang bisa menggantikan fungsi rahim manusia.
5. Etika dan Tantangan Teknologi Rahim Buatan
Meskipun penelitian rahim buatan terus berkembang, para ilmuwan sepakat bahwa ada tantangan besar yang menanti. Dr. Harvey Kliman dari Universitas Yale menegaskan bahwa secara intelektual ide ini menarik, tapi ia menolak jika benar-benar diterapkan sebagai pengganti kehamilan normal.
Menurutnya, diskusi tentang rahim buatan bisa membuat kita lebih menghargai keindahan proses kehamilan alami. Selain itu, etika penggunaannya juga menjadi perhatian serius, terutama bila suatu hari teknologi ini digunakan tidak hanya untuk menyelamatkan bayi prematur, melainkan juga sebagai alternatif kehamilan bagi mereka yang tidak ingin hamil.
Baca Juga
Advertisement
Robot Hamil Itu Hoaks, Tapi…
Kabar tentang robot di China yang bisa hamil ternyata tidak benar. Zhang Qifeng, sosok yang disebut-sebut sebagai penemunya, ternyata tidak terbukti eksis. Bahkan, kampus NTU Singapura dengan tegas membantah keterlibatan mereka.
Namun, di balik kabar hoaks tersebut, fakta menarik justru terungkap. Dunia medis benar-benar sedang meneliti rahim buatan, salah satunya lewat proyek EXTEND di Amerika Serikat. Harapannya, teknologi ini bisa membantu bayi prematur untuk bertahan hidup dengan lebih sehat.
Jadi, meski robot hamil masih sebatas fiksi, penelitian tentang rahim buatan nyata adanya. Perdebatan etis, teknis, dan medis pasti akan terus berlangsung. Yang jelas, sains telah menunjukkan bahwa masa depan teknologi reproduksi bisa saja lebih dekat daripada yang kita bayangkan.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA