Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Bos Google RI Ungkap 3 Rahasia Strategi Video YouTube 2024: Shorts vs. Panjang

10 November 2025 | 13:38

4 Cara Edit Audio Video HP Jadi Jernih: Rahasia Fitur Audio Mix iPhone

10 November 2025 | 11:38

3 Perangkat Pertama Siap Cicipi Xiaomi HyperOS 3 Global (AI & UI Baru)

10 November 2025 | 08:38
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • Bos Google RI Ungkap 3 Rahasia Strategi Video YouTube 2024: Shorts vs. Panjang
  • 4 Cara Edit Audio Video HP Jadi Jernih: Rahasia Fitur Audio Mix iPhone
  • 3 Perangkat Pertama Siap Cicipi Xiaomi HyperOS 3 Global (AI & UI Baru)
  • 5 Alasan Kuat Mengapa Review vivo X300 Spesifikasi Lengkap Ini Wajib Anda Cek
  • 5 Fitur Rahasia MIUI 6 yang Masih Hidup di HyperOS
  • 7 Rekomendasi Tablet RAM Besar, Pilihan Terbaik 2025
  • 5 Earbuds Xiaomi Terbaik 2025: Premium Hingga Harga Merakyat
  • 5 Trik Vital Menggunakan Fitur Navigasi HP Xiaomi Agar Selamat di Hutan
Senin, November 10
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Aplikasi » Bos Google RI Ungkap 3 Rahasia Strategi Video YouTube 2024: Shorts vs. Panjang
Aplikasi

Bos Google RI Ungkap 3 Rahasia Strategi Video YouTube 2024: Shorts vs. Panjang

Olin SianturiOlin Sianturi10 November 2025 | 13:38
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Nasib Pesaing TikTok YouTube, Strategi Video YouTube 2024
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Ingin tahu Nasib Pesaing TikTok YouTube? Bos Google Indonesia buka-bukaan soal Strategi Video YouTube 2024, membuktikan format panjang dan Shorts sama-sama untung!

TechnonesiaID - Isu mengenai ‘perang format’ di dunia video daring telah menjadi perbincangan hangat sejak YouTube meluncurkan Shorts pada tahun 2020.

Kemunculan format video pendek yang menyerupai TikTok ini sempat memunculkan kekhawatiran di kalangan kreator dan pengamat industri. Banyak yang bertanya, apakah Shorts akan menggerus popularitas konten YouTube berdurasi panjang yang telah mapan?

Baca Juga

  • Klaim Cepat! 44 Kode Redeem FF 7 November 2025: Dapatkan Groza FFCS Terbatas!
  • 5 Fakta Keren Fitur Motion Watermark HyperOS 3 di Kamera Xiaomi

Advertisement

Kini, empat tahun setelah peluncurannya secara global (dan sejak hadir di Indonesia pada 2021), petunjuk mengenai bagaimana platform tersebut menyeimbangkan kedua format ini mulai terungkap jelas.

Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, memberikan pandangan resmi mengenai bagaimana kedua format—pendek dan panjang—sebenarnya tidak saling mematikan, melainkan justru saling mendukung dalam ekosistem YouTube.

Menilik Strategi Video YouTube 2024: Apakah Shorts Menggerus Konten Panjang?

Dalam beberapa tahun terakhir, tren konsumsi video YouTube memang menunjukkan pola yang menarik. Di satu sisi, video berdurasi panjang, bahkan yang mencapai 40 menit hingga 1 jam, terus bermunculan dan sukses meraih ratusan ribu hingga jutaan penonton.

Baca Juga

  • 5 Fitur Utama Pembaruan POCO Launcher HyperOS 2.2: Makin Cepat dan Stabil!
  • 5 Fitur Revolusioner Football Manager 26: FM 26 Resmi Rilis!

Advertisement

Ini membuktikan bahwa minat publik terhadap konten mendalam dan informatif tidak pudar.

Di sisi lain, YouTube Shorts, yang diposisikan sebagai Nasib Pesaing TikTok YouTube, mengalami pertumbuhan pengguna yang eksplosif.

Veronica Utami menjelaskan bahwa berdasarkan data global, baik format video pendek maupun panjang secara bersamaan mengalami peningkatan signifikan. Ini adalah kunci utama dari Strategi Video YouTube 2024.

Baca Juga

  • 2 Watermark Animasi Kamera Xiaomi Terbaru: Bikin Foto Auto Keren!
  • 5 Alasan Wajib Download Pembaruan HyperOS Launcher Global Terbaru

Advertisement

“Shorts ini secara global, yang kita bisa share angka-angka global ya. Setahun terakhir pertumbuhannya cukup signifikan. Tapi yang menarik adalah, di saat Shorts ini makin tinggi penontonnya, konten durasi panjang pun ternyata juga sama, malah makin tinggi viewers-nya,” ujar Veronica.

Pernyataan ini secara langsung membantah teori kanibalisasi yang sempat ditakutkan oleh komunitas kreator.

Data Global: Pertumbuhan Shorts yang Masif

Meskipun data spesifik di Indonesia dirahasiakan, angka global YouTube menunjukkan betapa pentingnya Shorts dalam menarik audiens baru dan mempertahankan pengguna.

Baca Juga

  • 7 Alasan Pintasan AI Chrome Mobile Wajib Dicoba: Fitur AI Google Terbaru
  • Aplikasi OpenAI Sora Hadir di Android, Ini 5 Keunggulan Wajib Dicoba

Advertisement

Pada kuartal terakhir tahun lalu, Shorts berhasil mencatatkan lebih dari 50 miliar penayangan harian secara global. Angka ini mencerminkan betapa efektifnya format pendek dalam memenuhi kebutuhan pengguna akan konten yang cepat, mudah dicerna, dan menghibur.

Menurut Veronica, pertumbuhan ini disebabkan oleh kemudahan akses dan fitur yang terus dikembangkan YouTube untuk integrasi yang lebih baik antara Shorts dan video panjang.

Salah satu fitur penting adalah ‘Shelf’ atau rak Shorts yang muncul di halaman utama YouTube, memastikan format pendek ini mendapatkan visibilitas yang optimal.

Baca Juga

  • HyperOS 3: Xiaomi Kembalikan 1 Fitur SMS yang Hilang, Wajib Coba!
  • 7 Tanda Pasti Cara Mengetahui WA Diblokir Seseorang

Advertisement

Mengapa Keduanya Bisa Tumbuh Bersamaan? 3 Kunci Keberhasilan

Keberhasilan YouTube dalam menumbuhkan kedua format secara paralel bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari arsitektur platform yang sengaja dirancang untuk memaksimalkan pengalaman pengguna dan pendapatan kreator. Terdapat tiga kunci utama dalam memahami fenomena ini:

1. Pola Konsumsi yang Berbeda (Fungsi Complementary)

Video pendek dan panjang melayani kebutuhan pengguna yang berbeda dan komplementer (saling melengkapi).

  • Shorts: Berfungsi sebagai entry point atau pintu masuk. Pengguna mencari kesenangan instan, berita kilat, atau cuplikan menarik saat mereka memiliki waktu senggang yang sangat terbatas.
  • Video Panjang: Digunakan untuk pendalaman topik, tutorial komprehensif, hiburan yang mendalam, atau vlog dengan penceritaan yang detail. Ketika seseorang benar-benar tertarik pada suatu subjek, mereka akan beralih ke format yang lebih panjang.

Dengan demikian, Shorts menjadi umpan yang efektif untuk menarik perhatian, sementara video panjang adalah penahan yang membuat pengguna tetap berada di dalam ekosistem YouTube.

Baca Juga

  • 3 Kesalahan Fatal Menggunakan Game Turbo, Boost Performa Gaming HyperOS 200%
  • 5 Keunggulan Paket ChatGPT Go Telkomsel & OpenAI yang Wajib Kamu Tahu

Advertisement

2. Ekosistem Kreator yang Terintegrasi

YouTube telah berhasil mendorong kreator untuk menggunakan kedua format sebagai bagian dari strategi pemasaran konten mereka.

Seorang kreator dapat menggunakan Shorts untuk mempromosikan cuplikan terbaik dari video panjang mereka, atau menggunakan Shorts sebagai teaser untuk peluncuran konten utama.

“Kreator yang memanfaatkan kedua format ini, baik Shorts maupun video panjang, cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih besar dibandingkan yang hanya fokus pada satu format saja,” jelas Veronica.

Baca Juga

  • 5 Fitur Keren POCO Launcher HyperOS 3: Ada App Finder Cerdas Terbaru
  • 5 Fakta Terbaru Keamanan Chat WhatsApp: Passkey Gantikan Kunci 64 Digit

Advertisement

Integrasi ini menciptakan apa yang disebut “creator funnel” yang sangat efisien.

3. Monetisasi yang Mendukung Strategi Video YouTube 2024

Dulu, salah satu kekhawatiran terbesar kreator adalah kurangnya opsi monetisasi yang setara pada Shorts dibandingkan video panjang.

Namun, dengan hadirnya program kemitraan YouTube Partner Program (YPP) untuk Shorts, kreator kini memiliki insentif yang kuat untuk memproduksi konten pendek.

Baca Juga

  • 4 Fakta Unik tentang Mode Hemat Daya Google Maps Terbaru 2024
  • 5 Keunggulan Visualisasi 3D Mi Home, Kontrol Perangkat Xiaomi Lebih Imersif

Advertisement

Faktor monetisasi yang semakin merata ini menghilangkan hambatan bagi kreator, memastikan mereka dapat menghasilkan pendapatan dari setiap format yang mereka kuasai.

Nasib Pesaing TikTok YouTube: Fokus pada Ekosistem Konten

Berbicara tentang Nasib Pesaing TikTok YouTube, tampaknya strategi YouTube bukanlah untuk mengalahkan TikTok secara langsung di ranah video pendek, tetapi untuk mengintegrasikan format tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem mereka yang sudah besar.

YouTube berinvestasi pada konsep bahwa pengguna yang datang untuk melihat video pendek melalui Shorts akan menemukan alasan untuk tetap tinggal dan menonton video panjang, berkat rekomendasi yang cerdas dan penawaran konten yang beragam.

Baca Juga

  • 5 Keunggulan Samsung Internet di PC: Browser Samsung Windows Kini Hadir!
  • 7 Aplikasi HyperOS 3 Xiaomi Terbaru: Tampilan Lebih Cantik & Performa Optimal

Advertisement

Fenomena ini sangat jelas terlihat pada peningkatan jumlah penonton pada video berdurasi 40 hingga 60 menit.

Peningkatan penayangan video panjang ini adalah bukti bahwa Shorts tidak mengambil alih, melainkan memperkaya ekosistem konten.

Baca Juga

  • 5 Fakta Efek Liquid Glass Telegram di Android: Desain Transparansi Terbaru
  • 5 Aplikasi Penyebab Memori HP Penuh yang Wajib Anda Hapus Sekarang!

Advertisement

Implikasi Bagi Konten Kreator di Indonesia

Bagi konten kreator di Indonesia, kesuksesan bersama antara Shorts dan format panjang ini harus menjadi cetak biru strategi mereka ke depan. Fokus tidak boleh lagi hanya pada satu format, melainkan pada bagaimana memanfaatkan keduanya.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

Baca Juga

  • 3 Cara Cek Eligible HyperOS 3.1 di Perangkat Xiaomi Anda
  • 7 Langkah Mudah Cara Membuat Tabel di Canva untuk Desain Profesional

Advertisement

  • Recycling Konten: Mengubah klip terbaik dari video panjang menjadi Shorts yang menarik untuk memicu rasa ingin tahu.
  • Konsistensi Format: Memastikan identitas dan topik konten tetap konsisten, terlepas dari durasinya, sehingga audiens dari Shorts mudah mengenali dan mengikuti video panjang Anda.
  • Eksperimen Niche: Menggunakan Shorts untuk menguji topik atau ide konten baru sebelum berinvestasi waktu membuat video panjang.

Kesimpulan dari Bos Google Indonesia sangat jelas: masa depan YouTube tidak didominasi oleh satu durasi, melainkan oleh platform yang dapat menawarkan apa pun yang dibutuhkan pengguna, kapan pun mereka membutuhkannya.

Maka, daripada mencemaskan Nasib Pesaing TikTok YouTube, kreator sebaiknya berfokus pada diversifikasi konten. Data membuktikan bahwa audiens siap menyerap keduanya, asalkan konten yang disajikan berkualitas dan relevan.

Baca Juga

  • 5 Alasan Menu Aplikasi Terbaru HyperOS Lebih Canggih dari Sebelumnya
  • 5 Cara Cek Sertifikat Tanah Online 2024: Mudah, Cepat, dan Anti Penipuan

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
Google Indonesia Konten Kreator Strategi Video TikTok YouTube Shorts
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article4 Cara Edit Audio Video HP Jadi Jernih: Rahasia Fitur Audio Mix iPhone
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

Klaim Cepat! 44 Kode Redeem FF 7 November 2025: Dapatkan Groza FFCS Terbatas!

Olin Sianturi8 November 2025 | 15:38

5 Fakta Keren Fitur Motion Watermark HyperOS 3 di Kamera Xiaomi

Olin Sianturi8 November 2025 | 11:38

5 Fitur Utama Pembaruan POCO Launcher HyperOS 2.2: Makin Cepat dan Stabil!

Olin Sianturi8 November 2025 | 09:38

5 Fitur Revolusioner Football Manager 26: FM 26 Resmi Rilis!

Olin Sianturi8 November 2025 | 05:38

2 Watermark Animasi Kamera Xiaomi Terbaru: Bikin Foto Auto Keren!

Olin Sianturi7 November 2025 | 07:38

5 Alasan Wajib Download Pembaruan HyperOS Launcher Global Terbaru

Olin Sianturi6 November 2025 | 23:38
Pilihan Redaksi
Trending

4 Fakta Menarik The Blackman Family Sebelum Berpisah, Keluarga Viral yang Bikin Heboh!

Olin Sianturi25 Februari 2025 | 07:50

Mengungkap 4 fakta menarik The Blackman Family tentang perjalanan mereka sebagai keluarga viral. Simak selengkapnya…

Jepang vs OpenAI: 3 Kontroversi Sora 2 Ancam Perlindungan Hak Cipta Anime

16 Oktober 2025 | 08:08

TV Samsung Layar Besar: Solusi Hiburan Maksimal untuk Rumah Anda

5 November 2025 | 18:05

7 Rekomendasi Tablet RAM Besar, Pilihan Terbaik 2025

9 November 2025 | 23:26

Menguak Misteri 4 Fakta Fenomena Gunung Baru Grobogan

3 November 2025 | 03:08
Terbaru

Klaim Cepat! 44 Kode Redeem FF 7 November 2025: Dapatkan Groza FFCS Terbatas!

Olin Sianturi8 November 2025 | 15:38

5 Fakta Keren Fitur Motion Watermark HyperOS 3 di Kamera Xiaomi

Olin Sianturi8 November 2025 | 11:38

5 Fitur Utama Pembaruan POCO Launcher HyperOS 2.2: Makin Cepat dan Stabil!

Olin Sianturi8 November 2025 | 09:38

5 Fitur Revolusioner Football Manager 26: FM 26 Resmi Rilis!

Olin Sianturi8 November 2025 | 05:38

2 Watermark Animasi Kamera Xiaomi Terbaru: Bikin Foto Auto Keren!

Olin Sianturi7 November 2025 | 07:38
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
© TechnoNesia.ID 2025 | All Rights Reserved

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.