Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Tim Cook Ungkap 3 Rencana AI Apple: Kemitraan Baru dan Siri Terbaru

1 November 2025 | 21:38

5 Alasan Kenaikan Peringkat Xiaomi Jadi Top 3 di Tengah Rekor Pendapatan Smartphone Global

1 November 2025 | 19:38

5 Hal Penting Program Self Service Repair Apple untuk iPhone 17 Series

1 November 2025 | 17:38
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • Tim Cook Ungkap 3 Rencana AI Apple: Kemitraan Baru dan Siri Terbaru
  • 5 Alasan Kenaikan Peringkat Xiaomi Jadi Top 3 di Tengah Rekor Pendapatan Smartphone Global
  • 5 Hal Penting Program Self Service Repair Apple untuk iPhone 17 Series
  • 4 Faktor Kunci Kinerja Keuangan Apple Q4 2025 Pecahkan Rekor $102,5 Miliar
  • Terdeteksi! 2 Pasang Tabrakan Lubang Hitam Generasi Kedua, Bukti Teori Einstein
  • 5 Fakta Xiaomi 15 Ultra Siap Terima Update Global HyperOS 3 Stabil
  • 7 Keunggulan Spesifikasi Pembersih Air Xiaomi Mijia Ice Cream
  • Top 5 Pangsa Pasar Smartphone Q3 2024: Samsung Mendominasi (63 karakter)
Sabtu, November 1
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Berita Tekno » Terungkap! 5 Alasan Gen Z Susah Dapat Kerja di Era Digital
Berita Tekno

Terungkap! 5 Alasan Gen Z Susah Dapat Kerja di Era Digital

Iphan SIphan S13 September 2025 | 12:30
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Alasan Gen Z Susah Dapat Kerja
Alasan Gen Z Susah Dapat Kerja (foto: Istimewa)
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

3. Kesenjangan Keterampilan (Skills Mismatch)

Dunia kerja berubah lebih cepat daripada kurikulum pendidikan. Banyak perusahaan kini mencari keterampilan yang sangat spesifik dan praktis, seperti analisis data, prompt engineering untuk AI, atau penguasaan software tertentu yang mungkin tidak diajarkan secara mendalam di bangku kuliah.

Akibatnya, terjadi kesenjangan antara apa yang dimiliki lulusan baru dan apa yang dibutuhkan industri. Memiliki ijazah saja tidak lagi cukup; pembuktian melalui portofolio dan sertifikasi keterampilan menjadi jauh lebih penting.

4. Kompetisi Global Akibat Tren Kerja Remote

Pandemi telah menormalisasi kerja jarak jauh (remote work). Ini berarti, sebuah perusahaan di Jakarta kini tidak hanya bersaing dengan talenta lokal, tetapi juga bisa merekrut talenta terbaik dari Bandung, Surabaya, atau bahkan negara lain dengan biaya yang lebih kompetitif.

Baca Juga

  • Tim Cook Ungkap 3 Rencana AI Apple: Kemitraan Baru dan Siri Terbaru
  • 5 Alasan Kenaikan Peringkat Xiaomi Jadi Top 3 di Tengah Rekor Pendapatan Smartphone Global

Advertisement

Bagi pencari kerja, ini memperluas kolam persaingan secara drastis. Anda tidak lagi hanya bersaing dengan teman seangkatan di kota Anda, tetapi dengan ribuan profesional lain dari seluruh penjuru negeri, bahkan dunia.

5. Ekspektasi yang Tidak Selaras

Tantangan ini datang dari dua arah. Di satu sisi, ada perusahaan yang memasang kualifikasi tidak realistis, seperti mencari “posisi entry-level” namun dengan syarat pengalaman 3-5 tahun. Ini jelas membuat frustrasi para lulusan baru.

Di sisi lain, terkadang ada ekspektasi dari sebagian Gen Z yang dianggap kurang selaras dengan realitas pasar, misalnya mengharapkan gaji tinggi dan fleksibilitas penuh tanpa portofolio atau pengalaman yang kuat untuk mendukungnya. Menemukan titik temu antara ekspektasi perusahaan dan kandidat menjadi semakin sulit.

Baca Juga

  • 5 Hal Penting Program Self Service Repair Apple untuk iPhone 17 Series
  • 4 Faktor Kunci Kinerja Keuangan Apple Q4 2025 Pecahkan Rekor $102,5 Miliar

Advertisement

Technonesia Ad Banner

Beradaptasi atau Tertinggal

Pasar kerja saat ini memang brutal, dan mengakui adanya tantangan cari kerja Gen Z adalah hal yang valid. Siklus mengirim lamaran tanpa henti dan berujung penolakan memang menguras mental.

Namun, daripada pasrah, kuncinya adalah adaptasi dan strategi. Memahami cara kerja ATS, membangun portofolio yang menjual, memperkuat keterampilan yang relevan, dan melakukan networking secara aktif bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Perjuangan ini nyata, tetapi dengan pendekatan yang lebih cerdas dan proaktif, peluang untuk menembus ‘tembok’ pasar kerja dan mendapatkan karier impian masih sangat terbuka lebar.

Baca Juga

  • Terdeteksi! 2 Pasang Tabrakan Lubang Hitam Generasi Kedua, Bukti Teori Einstein
  • 5 Fakta Xiaomi 15 Ultra Siap Terima Update Global HyperOS 3 Stabil

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA

1 2
AI rekrutmen cari kerja Gen Z karier lowongan kerja
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article4 Pilar Kunci Masa Depan Teknologi Digital Indonesia, AI Termasuk?
Next Article 15 Pekerjaan Paling Diincar Perusahaan: Simak Panduan Mempersiapkannya di 2025!
Iphan S
  • Website

Artikel Terkait

Tim Cook Ungkap 3 Rencana AI Apple: Kemitraan Baru dan Siri Terbaru

Olin Sianturi1 November 2025 | 21:38

5 Alasan Kenaikan Peringkat Xiaomi Jadi Top 3 di Tengah Rekor Pendapatan Smartphone Global

Olin Sianturi1 November 2025 | 19:38

5 Hal Penting Program Self Service Repair Apple untuk iPhone 17 Series

Olin Sianturi1 November 2025 | 17:38

4 Faktor Kunci Kinerja Keuangan Apple Q4 2025 Pecahkan Rekor $102,5 Miliar

Olin Sianturi1 November 2025 | 15:38

Terdeteksi! 2 Pasang Tabrakan Lubang Hitam Generasi Kedua, Bukti Teori Einstein

Olin Sianturi1 November 2025 | 13:38

5 Fakta Xiaomi 15 Ultra Siap Terima Update Global HyperOS 3 Stabil

Olin Sianturi1 November 2025 | 11:38
Pilihan Redaksi
Gadget

Peran Gemilang Galaxy AI dan Gemini di Galaxy Z Series, Efisiensi Bisnis Melonjak 30%

Olin Sianturi23 Oktober 2025 | 17:56

Dengan Galaxy AI dan Gemini di Galaxy Z Series, efisiensi bisnis naik 30% berkat riset…

4 Fakta Menarik The Blackman Family Sebelum Berpisah, Keluarga Viral yang Bikin Heboh!

25 Februari 2025 | 07:50

5 Alasan Realme GT 8 Pro Spesifikasi Gahar Siap Rilis Global November

31 Oktober 2025 | 11:38

Jepang vs OpenAI: 3 Kontroversi Sora 2 Ancam Perlindungan Hak Cipta Anime

16 Oktober 2025 | 08:08

5 Fakta Mengejutkan Spesifikasi vivo S50 Pro mini: Bawa Chipset Snapdragon 8 Gen 5

31 Oktober 2025 | 09:38
Terbaru

Tim Cook Ungkap 3 Rencana AI Apple: Kemitraan Baru dan Siri Terbaru

Olin Sianturi1 November 2025 | 21:38

5 Alasan Kenaikan Peringkat Xiaomi Jadi Top 3 di Tengah Rekor Pendapatan Smartphone Global

Olin Sianturi1 November 2025 | 19:38

5 Hal Penting Program Self Service Repair Apple untuk iPhone 17 Series

Olin Sianturi1 November 2025 | 17:38

4 Faktor Kunci Kinerja Keuangan Apple Q4 2025 Pecahkan Rekor $102,5 Miliar

Olin Sianturi1 November 2025 | 15:38

Terdeteksi! 2 Pasang Tabrakan Lubang Hitam Generasi Kedua, Bukti Teori Einstein

Olin Sianturi1 November 2025 | 13:38
technonesia-ads
TechnoNesia.ID Logo
Member Of : Media Publica Logo
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
© TechnoNesia.ID 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Logo Media Bekasi Logo GadgetDiva Logo Ronde Aktual Logo

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Advertisement