Temukan perbedaan hypercar vs supercar: kecepatan, teknologi, harga, hingga eksklusivitas mobil sport mewah dunia.
TechnonesiaID - Di dunia otomotif, istilah supercar dan hypercar sering kali dipakai bergantian, padahal keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan. Meski sama-sama lekat dengan kecepatan ekstrem, desain futuristis, dan status eksklusif, sebenarnya hypercar dan supercar lahir dari filosofi yang berbeda.
Duel Sengit Hypercar vs Supercar
Artikel ini akan membedah tuntas perbedaan keduanya, lengkap dengan contoh mobil ikonik, teknologi yang digunakan, hingga kisaran harga yang membuat banyak orang geleng kepala.
Baca Juga
Advertisement
Supercar: Simbol Prestise dan Gaya Hidup
Supercar sudah lama menjadi ikon otomotif mewah. Nama-nama besar seperti Ferrari, Lamborghini, hingga McLaren selalu identik dengan kategori ini. Ciri khas supercar adalah mesin besar—sering kali V8 atau V12—yang menghasilkan tenaga brutal. Ditambah lagi desain agresif yang seolah menegaskan, “ini mobil yang bukan untuk semua orang.”
Supercar lahir sebagai evolusi mobil sport. Mereka lebih cepat, lebih aerodinamis, sekaligus lebih nyaman dipakai di jalan raya. Tak heran jika banyak kolektor menjadikannya sebagai simbol prestise. Mengendarai Lamborghini Huracán atau Ferrari 488 GTB, misalnya, bukan hanya soal kecepatan, tapi juga gaya hidup.
Hypercar: Laboratorium Inovasi Berjalan
Jika supercar adalah puncak performa, maka hypercar bisa disebut level dewa. Istilah ini mulai populer dalam dua dekade terakhir untuk menyebut mobil dengan performa yang nyaris tak masuk akal. Hypercar bukan hanya soal tenaga mesin besar, tapi juga teknologi futuristis yang bahkan sering mengungguli mobil balap Formula 1.
Baca Juga
Advertisement
Contoh paling ikonik adalah trio hypercar awal 2010-an: Porsche 918 Spyder, McLaren P1, dan Ferrari LaFerrari. Ketiganya memadukan mesin bensin bertenaga ribuan hp dengan motor listrik yang memberi dorongan instan. Hasilnya? Akselerasi buas sekaligus kontribusi pada era mobilitas ramah lingkungan.