Industri otomotif hadapi anomali pasar mobil nasional 2025, Toyota sikapi dengan strategi mobilitas, layanan aftersales, hingga ekosistem otomotif yang menyeluruh.
TechnonesiaID - Industri otomotif nasional tengah menghadapi situasi yang tak biasa. Selama dua tahun terakhir, pasar mobil di Indonesia justru menunjukkan tren yang bertolak belakang. Meski pemain baru semakin banyak hadir, permintaan konsumen tidak meningkat, bahkan cenderung menurun. Kondisi ini menciptakan apa yang disebut oleh pelaku industri sebagai sebuah anomali pasar mobil nasional.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil pada semester I tahun 2025 mengalami koreksi signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan wholesales tercatat turun 8,6% menjadi 374.740 unit, sementara penjualan retail juga anjlok 9,7% ke angka 390.467 unit. Hingga memasuki semester kedua, tanda-tanda pemulihan belum terlihat jelas.
Baca Juga
Advertisement
Industri Otomotif Hadapi Anomali Pasar Mobil 2025
“Kondisi pasar mobil saat ini bisa disebut sebagai anomali,” ujar Jap Ernando Emily, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM). Menurutnya, masuknya berbagai merek baru seharusnya bisa memicu pertumbuhan pasar yang lebih sehat. Namun, faktanya, peningkatan jumlah pemain tidak diiringi dengan lonjakan permintaan.
Ernando menegaskan, kompetisi antar merek tetap membawa nilai positif. Kehadiran banyak brand dinilai mampu menghadirkan ekosistem persaingan sehat yang pada akhirnya akan mendorong inovasi produk maupun layanan. “Tetapi tujuan utamanya tetap sama, yaitu bagaimana kita semua bisa mengembangkan pasar otomotif nasional,” jelasnya.
Toyota Tetap Bertahan Sebagai Market Leader
Meski pasar sedang lesu, Toyota masih mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader. Pada semester I 2025, Toyota berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 33%, meski harus menerima kenyataan bahwa penjualan wholesales sedikit terkoreksi sekitar 5% menjadi 123 ribu unit.
Baca Juga
Advertisement

Bagi Toyota, menjaga konsistensi market share di tengah kondisi sulit merupakan pencapaian tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa strategi perusahaan masih relevan, meskipun daya beli masyarakat tengah menurun.
Strategi Toyota Menghadapi Penurunan Pasar

Ernando mengungkapkan bahwa Toyota tidak hanya sekadar menjual mobil. “Kami bergerak sebagai sebuah ekosistem mobilitas,” ungkapnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa strategi Toyota tidak berhenti pada produk, melainkan juga meliputi berbagai aspek yang menyentuh seluruh perjalanan konsumen, mulai dari kepemilikan hingga layanan purna jual.
Toyota berupaya menghadirkan pengalaman kepemilikan mobil yang lebih menyeluruh. Mulai dari kemudahan memilih model yang sesuai kebutuhan, program kepemilikan yang kompetitif, hingga jaminan kenyamanan selama masa penggunaan kendaraan.
Baca Juga
Advertisement