Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 Bocoran Spesifikasi vivo X300 & Tanggal Peluncuran vivo X300 Pro

14 November 2025 | 17:38

7 Fakta Desain Honor 500 dan 500 Pro yang Bikin Penasaran

14 November 2025 | 15:39

Revolusi Gaming 2024: 3 Produk Baru SteamOS & Steam Machine Terbaru

14 November 2025 | 13:38
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 5 Bocoran Spesifikasi vivo X300 & Tanggal Peluncuran vivo X300 Pro
  • 7 Fakta Desain Honor 500 dan 500 Pro yang Bikin Penasaran
  • Revolusi Gaming 2024: 3 Produk Baru SteamOS & Steam Machine Terbaru
  • Apple Digital ID Paspor AS Resmi Meluncur! 5 Hal yang Perlu Anda Tahu
  • 5 Fitur Utama Headset VR Snapdragon: Valve Steam Frame Resmi Diumumkan
  • Top 5 Taktik Pemasaran Xiaomi yang Diam-Diam Dibenci Pengguna
  • 6 Bocoran Terbaru Samsung Galaxy A37: Penerus Seri A yang Dinantikan
  • Galaxy S26 Segera Meluncur: Ini 5 Peningkatan RAM LPDDR5X Tercepat!
Jumat, November 14
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Tech » 3 Fakta Mengejutkan Mikroba Batu Purba 2 Miliar Tahun, Ubah Evolusi Makhluk Hidup
Tech

3 Fakta Mengejutkan Mikroba Batu Purba 2 Miliar Tahun, Ubah Evolusi Makhluk Hidup

Olin SianturiOlin Sianturi23 Oktober 2025 | 19:38
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Mikroba Batu Purba, Evolusi Makhluk Hidup
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Penemuan mikroba batu purba berusia 2 miliar tahun menggemparkan dunia sains. Simak 3 fakta mengejutkan yang mengubah pemahaman tentang evolusi makhluk hidup di Bumi.

TechnonesiaID - Dunia sains dikejutkan oleh temuan yang secara harfiah dapat mengubah buku sejarah Biologi. Bayangkan, ada kehidupan yang mampu bertahan di dalam batu yang usianya mencapai dua miliar tahun.

Temuan ini bukan hanya sekadar berita unik. Para peneliti menyebutkan bahwa penemuan mikroba di lapisan geologi yang sangat kuno ini dapat membalikkan pemahaman kita mengenai kapan dan bagaimana kehidupan di Bumi bisa dimulai dan bertahan.

Baca Juga

  • 5 Alasan Mengapa Komputer Android Snapdragon X Akan Mengubah Pasar PC
  • 5 Poin Kunci Danantara Sumber Dana Riset: Sinergi BRIN Dorong Inovasi RI

Advertisement

Laporan yang terbit dalam jurnal Microbial Ecology ini menunjukkan adanya mikro-organisme yang terperangkap dan tetap hidup di lingkungan yang sangat ekstrem. Penemuan ini mendorong kita untuk mempertanyakan batas-batas ketahanan makhluk hidup.

Latar Belakang Penemuan yang Menggemparkan Dunia Sains

Sebelum penemuan spektakuler ini, para ilmuwan memiliki batasan waktu tertentu untuk menentukan lapisan geologi tertua yang masih menyimpan mikro-organisme hidup. Lapisan tertua yang pernah ditemukan mikroba hidup sebelumnya berada jauh di bawah usia batu ini.

Batu yang menjadi fokus penelitian ini berasal dari salah satu bagian kerak Bumi yang paling stabil dan kuno. Usianya yang mencapai dua miliar tahun menempatkannya pada era Proterozoikum awal, sebuah periode di mana kehidupan kompleks masih belum berkembang.

Baca Juga

  • 5 Urgensi Regulasi AI Indonesia: Siapkah Industri Tanah Air?
  • 5 Peringatan Google Android yang Sering Diabaikan, Bahaya Data!

Advertisement

Para peneliti awalnya tidak yakin apakah kondisi ekstrem di dalam batu purba tersebut masih bisa ditinggali. Mereka berasumsi bahwa proses geologis selama miliaran tahun—tekanan tinggi, suhu ekstrem, dan isolasi total—sudah pasti mematikan segala bentuk kehidupan.

Namun, hasil analisis yang dilakukan tim internasional ini membuktikan sebaliknya. Di dalam sampel batu tersebut, ditemukan jejak-jejak aktivitas biologi yang menandakan keberadaan mikroba batu purba yang masih aktif.

Bagaimana Mikroba Batu Purba Bisa Bertahan 2 Miliar Tahun?

Pertanyaan terbesar yang muncul di benak setiap ilmuwan adalah: bagaimana mikro-organisme ini bisa selamat dari waktu dan tekanan yang luar biasa? Jawabannya terletak pada ekosistem mikro yang tercipta di dalam matriks batuan tersebut.

Baca Juga

  • 5 Fitur Rahasia iPhone Satelit Tanpa Internet: Tak Cuma Buat Chatting
  • 7 Alasan Vivo Y500 Pro Jadi Pembunuh Flagship: Layar 5000 Nits & Baterai 7000 mAh

Advertisement

Mikroba ini, yang tergolong dalam kelompok mikro-organisme, mampu bertahan dalam kondisi starvasi (kekurangan makanan) yang ekstrem. Lingkungan di dalam batuan ini hampir sepenuhnya terisolasi dari dunia luar, menciptakan sebuah ‘kapsul waktu’ evolusioner.

Kunci Ketahanan: Lapisan Geologi Khusus

Batuan tempat mikroba ini ditemukan dikenal kaya akan mineral tertentu, terutama yang mengandung besi. Mineral ini berfungsi sebagai sumber energi alternatif bagi mikroba tersebut.

Para mikroba ini tidak mengandalkan fotosintesis layaknya tumbuhan atau mikroba di permukaan. Sebaliknya, mereka menggunakan proses yang disebut kemosintesis.

Baca Juga

  • 7 Poin Penting Regulasi AI Indonesia & Solusi Kesenjangan Digital
  • 5 Tanda HP Disadap yang Wajib Dikenali, Begini Cara Mengatasi

Advertisement

Kemosintesis memungkinkan mikroba batu purba untuk mengekstrak energi dari senyawa kimia anorganik, seperti zat besi teroksidasi yang melimpah di lingkungan mereka. Proses inilah yang memungkinkan mereka mempertahankan metabolisme yang sangat lambat selama miliaran tahun.

Berikut adalah beberapa faktor kunci yang mendukung ketahanan luar biasa mikroba ini:

  • Isolasi Total: Terperangkap di kedalaman batuan, mikroba terlindungi dari perubahan iklim drastis di permukaan Bumi.
  • Metabolisme Super Lambat: Mereka memperlambat fungsi tubuh ke tingkat yang sangat minimal, hampir seperti tidur panjang (dormansi), hanya menggunakan energi seperlunya untuk bertahan hidup.
  • Ketersediaan Bahan Kimia: Lingkungan batuan yang kaya zat besi dan mineral tertentu menyediakan “makanan” yang berkelanjutan, meski dalam jumlah yang sangat kecil.
  • Tekanan Tinggi: Mikroba ini tergolong piezophile, yaitu organisme yang tidak hanya tahan, tetapi justru membutuhkan tekanan tinggi untuk berfungsi optimal.

3 Dampak Besar Penemuan Mikroba Batu Purba Terhadap Evolusi Makhluk Hidup

Temuan ini bukanlah sekadar catatan kaki dalam geologi; ia adalah babak baru yang mengubah pemahaman mendasar kita mengenai sejarah Biologi. Inilah tiga dampak terbesar penemuan ini terhadap ilmu pengetahuan, terutama studi tentang evolusi makhluk hidup.

Baca Juga

  • 7 Keunggulan Laptop Ringan: Nyaman Dibawa, Performa Tetap Gahar!
  • 5 Perubahan Total Samsung Galaxy S26 Terbaru: Cek Jadwal Rilis

Advertisement

1. Batasan Waktu Kehidupan Diperpanjang Secara Signifikan

Penemuan kehidupan aktif di batu berusia 2 miliar tahun secara dramatis memperpanjang batas waktu ketahanan kehidupan di planet ini. Sebelumnya, ilmuwan berjuang untuk memahami transisi kehidupan dari awal pembentukannya hingga periode stabil.

Data ini menunjukkan bahwa ketika kehidupan di permukaan Bumi mungkin sedang menghadapi kepunahan massal atau perubahan geologis besar, sebuah ekosistem mikro yang tersembunyi dapat terus berdetak secara stabil.

Hal ini memberikan bukti kuat bahwa evolusi makhluk hidup tidak hanya terjadi di permukaan yang dinamis, tetapi juga di “biosfer bawah tanah” yang lebih kuno dan terisolasi.

Baca Juga

  • 5 Fakta Kenapa Data Center Indonesia Jadi Minyak Baru AI Triliunan
  • 5 Bukti Kenapa Alien Tahu Gerak-Gerik Manusia di Bumi

Advertisement

2. Pemahaman Baru tentang Biologi Ekstrem (Extremophiles)

Mikroba yang hidup di lingkungan ekstrem, atau yang dikenal sebagai extremophiles, telah menjadi fokus penting dalam Biologi. Mikroba purba ini sekarang menjadi contoh terbaik dari kelompok deep biosphere (biosfer dalam) yang paling tangguh.

Penemuan ini membuktikan bahwa ada cara hidup yang sangat minim energi dan mandiri. Ini membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut tentang bagaimana organisme dapat memanfaatkan sumber daya paling terbatas di bawah tekanan dan isolasi yang luar biasa.

Memahami mekanisme ketahanan mereka dapat membantu ilmuwan dalam mengembangkan teknologi baru, mulai dari pengawetan makanan hingga eksplorasi sumber daya energi tersembunyi.

Baca Juga

  • 5 Tanda Robotaxi Grab May Mobility Ancam Masa Depan Driver Online
  • 5 Alasan Vivo Jadi Raja Smartphone China, Kalahkan Xiaomi & Oppo

Advertisement

3. Memperkuat Peluang Mencari Kehidupan di Luar Bumi

Salah satu implikasi paling menarik dari penemuan mikroba batu purba ini adalah dampaknya terhadap Astrobiologi. Jika kehidupan di Bumi dapat bertahan dalam kondisi terisolasi total, tekanan tinggi, dan hanya mengandalkan kimia anorganik selama miliaran tahun, maka peluang menemukan kehidupan di planet lain meningkat pesat.

Tempat-tempat seperti Mars, yang memiliki sejarah geologi kaya dan bukti adanya air purba, atau bahkan satelit beku seperti Europa (Bulan milik Jupiter) dan Enceladus (Bulan milik Saturnus), sering dianggap sebagai kandidat untuk kehidupan bawah permukaan.

Temuan ini memberi para astrobiolog model nyata. Mereka tidak perlu mencari kehidupan di permukaan Mars yang terpapar radiasi. Sebaliknya, mereka harus mencari jauh di bawah permukaan, di lapisan batuan yang mungkin menjadi ‘rumah’ bagi evolusi makhluk hidup mikroba yang tersembunyi.

Baca Juga

  • 4 Cara Edit Audio Video HP Jadi Jernih: Rahasia Fitur Audio Mix iPhone
  • 5 Fitur Rahasia MIUI 6 yang Masih Hidup di HyperOS

Advertisement

Temuan ini juga memperkuat teori bahwa kehidupan di luar Bumi kemungkinan besar berbentuk mikroba purba yang memanfaatkan kemosintesis, bukan makhluk kompleks seperti yang sering digambarkan dalam fiksi ilmiah.

Kesimpulan: Mengubah Peta Evolusi Kehidupan di Bumi

Penelitian tentang mikroba di batuan berusia 2 miliar tahun ini adalah lompatan besar bagi ilmu pengetahuan. Ini menunjukkan betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang batas-batas kehidupan dan kemampuan organisme untuk beradaptasi.

Penemuan ini memaksa kita untuk menulis ulang beberapa bagian dari sejarah evolusi makhluk hidup di Bumi, mengakui bahwa “ekosistem tersembunyi” jauh di bawah tanah memainkan peran penting dalam kelangsungan dan diversitas biologis planet kita.

Baca Juga

  • 5 Trik Vital Menggunakan Fitur Navigasi HP Xiaomi Agar Selamat di Hutan
  • 3 Fakta NASA: Fenomena Meteor Cirebon dan Perbedaan Meteoroid Meteorit

Advertisement

Penelitian selanjutnya akan fokus pada bagaimana mikroba ini berinteraksi dengan lingkungan batuan mereka dan bagaimana DNA mereka mungkin telah berevolusi (atau justru stagnan) selama periode waktu yang tidak terbayangkan lamanya ini. Satu hal yang pasti, penemuan ini adalah bukti bahwa kehidupan selalu menemukan cara.


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
Evolusi Makhluk Hidup Geologi Mikro-organisme Mikroba Batu Purba Sains Terbaru
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous ArticlePeran Gemilang Galaxy AI dan Gemini di Galaxy Z Series, Efisiensi Bisnis Melonjak 30%
Next Article 5 Fakta Gelombang Raksasa Bima Sakti: Mengapa Ilmuwan Bingung?
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

5 Alasan Mengapa Komputer Android Snapdragon X Akan Mengubah Pasar PC

Olin Sianturi13 November 2025 | 07:39

5 Poin Kunci Danantara Sumber Dana Riset: Sinergi BRIN Dorong Inovasi RI

Olin Sianturi13 November 2025 | 03:39

5 Urgensi Regulasi AI Indonesia: Siapkah Industri Tanah Air?

Olin Sianturi13 November 2025 | 01:38

5 Peringatan Google Android yang Sering Diabaikan, Bahaya Data!

Olin Sianturi12 November 2025 | 23:39

5 Fitur Rahasia iPhone Satelit Tanpa Internet: Tak Cuma Buat Chatting

Olin Sianturi12 November 2025 | 17:38

7 Alasan Vivo Y500 Pro Jadi Pembunuh Flagship: Layar 5000 Nits & Baterai 7000 mAh

Olin Sianturi12 November 2025 | 09:38
Pilihan Redaksi
Trending

4 Fakta Menarik The Blackman Family Sebelum Berpisah, Keluarga Viral yang Bikin Heboh!

Olin Sianturi25 Februari 2025 | 07:50

Mengungkap 4 fakta menarik The Blackman Family tentang perjalanan mereka sebagai keluarga viral. Simak selengkapnya…

Jepang vs OpenAI: 3 Kontroversi Sora 2 Ancam Perlindungan Hak Cipta Anime

16 Oktober 2025 | 08:08

7 Rekomendasi Tablet RAM Besar, Pilihan Terbaik 2025

9 November 2025 | 23:26

5 Alasan Update HyperOS 3 di POCO F6 Pro Sangat Dinantikan

11 November 2025 | 05:38

TV Samsung Layar Besar: Solusi Hiburan Maksimal untuk Rumah Anda

5 November 2025 | 18:05
Terbaru

5 Alasan Mengapa Komputer Android Snapdragon X Akan Mengubah Pasar PC

Olin Sianturi13 November 2025 | 07:39

5 Poin Kunci Danantara Sumber Dana Riset: Sinergi BRIN Dorong Inovasi RI

Olin Sianturi13 November 2025 | 03:39

5 Urgensi Regulasi AI Indonesia: Siapkah Industri Tanah Air?

Olin Sianturi13 November 2025 | 01:38

5 Peringatan Google Android yang Sering Diabaikan, Bahaya Data!

Olin Sianturi12 November 2025 | 23:39

5 Fitur Rahasia iPhone Satelit Tanpa Internet: Tak Cuma Buat Chatting

Olin Sianturi12 November 2025 | 17:38
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
© TechnoNesia.ID 2025 | All Rights Reserved

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.