Nasib astronaut China terdampar di antariksa menjadi sorotan. Cari tahu bagaimana 3 taikonaut ini bertahan di Stasiun Tiangong & 5 fakta krusial biang keroknya!
TechnonesiaID - Kisah ketegangan di luar angkasa kembali menghiasi berita global. Tiga awak luar angkasa (taikonaut) China yang sedang bertugas di stasiun luar angkasa Tiangong dilaporkan terpaksa menunda kepulangan mereka ke Bumi.
Penundaan ini bukan disebabkan oleh cuaca buruk di Bumi atau masalah teknis sepele. Biang keroknya adalah hantaman sampah luar angkasa atau space debris yang merusak wahana kepulangan mereka, pesawat Shenzhou.
Baca Juga
Advertisement
Insiden ini sontak memicu kekhawatiran besar. Meskipun taikonaut dalam keadaan aman di dalam Stasiun Tiangong yang kokoh, ketidakpastian kapan mereka bisa kembali menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan misi luar angkasa jangka panjang, khususnya ancaman dari sampah antariksa.
Nasib 3 Astronaut China Terdampar di Antariksa: Kronologi Insiden
Tiga taikonaut yang kini berada di orbit Bumi adalah bagian dari misi Shenzhou 21. Mereka telah menjalankan tugas rutin mereka di stasiun Tiangong, yang merupakan kebanggaan program luar angkasa China.
Menurut laporan dari Lembaga Antariksa China (CMSA), rencana kepulangan mereka yang seharusnya dilaksanakan awal November 2025 harus dibatalkan. Wahana antariksa Shenzhou yang berfungsi sebagai “sekoci” kembali ke Bumi mengalami kerusakan signifikan.
Baca Juga
Advertisement
Misi Shenzhou 21 dan Kendala Kepulangan
Setiap misi jangka panjang ke stasiun luar angkasa selalu dilengkapi dengan kapal atau kapsul darurat yang disiapkan untuk evakuasi cepat. Dalam kasus Tiangong, kapsul Shenzhou ini selalu ditambatkan dan siap digunakan.
Namun, sebuah fragmen sampah luar angkasa berkecepatan tinggi menghantam bagian penting dari kapsul Shenzhou yang ditambatkan. Meskipun ukuran fragmennya mungkin kecil, kecepatan ekstrem di orbit membuat tabrakan tersebut fatal bagi fungsi kendaraan untuk masuk kembali ke atmosfer.
Para taikonaut saat ini dilaporkan dalam kondisi baik dan memiliki persediaan makanan serta oksigen yang cukup di Tiangong. Prioritas utama CMSA adalah memastikan keselamatan mereka sembari mencari solusi terbaik untuk membawa mereka pulang.
Baca Juga
Advertisement
Biang Kerok Utama: Ancaman Sampah Antariksa
Insiden yang membuat nasib astronaut China terdampar di antariksa ini kembali menyoroti isu global yang semakin mendesak: kepadatan sampah antariksa.
Sampah antariksa adalah segala puing buatan manusia di orbit Bumi yang tidak lagi berfungsi, mulai dari pecahan satelit, bagian roket bekas, hingga peralatan yang hilang. Jumlahnya diperkirakan mencapai jutaan, dan mereka bergerak dengan kecepatan fantastis—mencapai puluhan ribu kilometer per jam.
Benda sekecil cat saja sudah mampu menembus pakaian antariksa, apalagi benda yang lebih besar yang mampu merusak badan kapsul antariksa. Keadaan ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur luar angkasa kita terhadap ancaman yang tak terlihat ini.
Baca Juga
Advertisement
Strategi Darurat China dan Misi Penyelamat (Shenzhou 22)
Menanggapi situasi darurat ini, CMSA langsung bergerak cepat. Mereka mengumumkan rencana untuk mengirimkan wahana antariksa pengganti sebagai misi penyelamat. Wahana ini adalah kapsul Shenzhou berikutnya, yang diperkirakan akan menjadi Shenzhou 22.
Misi pengganti ini membawa tantangan logistik dan teknis yang besar. Pesawat harus dipersiapkan, diluncurkan, dan berlabuh di Tiangong dengan presisi tinggi, semuanya dilakukan di bawah tekanan waktu.
Peluncuran Pesawat Pengganti
CMSA menjadwalkan peluncuran pesawat pengganti pada 25 November 2025. Proses ini melibatkan pengamanan jalur peluncuran dan penyesuaian orbit yang rumit agar dapat bertemu dengan Stasiun Tiangong di orbit Bumi.
Baca Juga
Advertisement
Jika peluncuran berjalan sesuai rencana, pertanyaan selanjutnya adalah kapan taikonaut tersebut dapat pulang. Setelah Shenzhou pengganti berlabuh, para taikonaut perlu melakukan persiapan transfer dan pengecekan akhir sebelum memulai perjalanan pulang yang berbahaya.
Meskipun tanggal pasti kepulangan belum diumumkan, targetnya adalah sebelum akhir tahun. Keberhasilan misi ini akan menjadi demonstrasi penting dari kemampuan tanggap darurat China dalam program luar angkasa mereka yang ambisius.
5 Fakta Krusial Mengapa Sampah Antariksa Sangat Berbahaya
Insiden hantaman sampah yang membuat nasib astronaut China terdampar di antariksa bukan hanya masalah China, melainkan masalah global. Berikut adalah lima fakta krusial tentang bahaya sampah antariksa:
Baca Juga
Advertisement
- Kecepatan Ekstrem: Di orbit rendah Bumi (LEO), puing-puing bergerak hingga 28.000 km/jam. Pada kecepatan ini, benda kecil seperti kacang dapat memiliki energi kinetik setara dengan granat tangan yang meledak.
- Ancaman bagi Semua Aset: Sampah ini tidak hanya mengancam Stasiun Tiangong, tetapi juga Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), serta ribuan satelit komunikasi dan navigasi yang kita andalkan sehari-hari.
- Efek Domino (Sindrom Kessler): Para ilmuwan khawatir tentang skenario yang dikenal sebagai Sindrom Kessler. Ini adalah titik di mana kepadatan puing-puing begitu tinggi sehingga setiap tabrakan menghasilkan lebih banyak puing, memicu serangkaian tabrakan tak terkendali. Jika ini terjadi, orbit tertentu bisa menjadi tidak dapat digunakan selama puluhan tahun.
- Sulit Dideteksi dan Dihindari: Meskipun lembaga seperti NASA dan ESA melacak puing-puing yang lebih besar, jutaan puing kecil berukuran milimeter sulit dilacak. Ini adalah puing-puing kecil yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada pesawat luar angkasa, seperti yang terjadi pada kapsul Shenzhou.
- Biaya Penanggulangan Mahal: Upaya untuk mengurangi atau membersihkan sampah antariksa membutuhkan teknologi yang sangat mahal dan belum sepenuhnya teruji. Saat ini, pencegahan (desain satelit yang lebih baik) adalah strategi utama, namun tidak menyelesaikan masalah puing yang sudah ada.
Oleh karena itu, insiden yang menimpa taikonaut China ini berfungsi sebagai peringatan keras bagi seluruh komunitas antariksa global. Perlindungan aset vital di orbit harus menjadi prioritas utama.
Upaya Global untuk Mengamankan Orbit
Meskipun insiden ini mendebarkan, ini bukanlah kali pertama astronaut menghadapi ancaman serius dari puing luar angkasa. Baik Amerika Serikat, Rusia, Eropa, maupun China, semuanya memiliki prosedur darurat untuk mengatasi tabrakan yang mungkin terjadi.
Penting untuk dicatat bahwa para taikonaut yang terdampar kini berada dalam posisi yang relatif aman di Tiangong. Stasiun ini dirancang untuk menahan dampak kecil dan memiliki modul tambahan untuk tempat berlindung jika terjadi tabrakan yang lebih besar.
Baca Juga
Advertisement
Program luar angkasa China dikenal sangat terukur dan berhati-hati. Fakta bahwa mereka langsung menyiagakan kapal penyelamat menunjukkan kesiapan mereka menghadapi risiko yang melekat pada eksplorasi ruang angkasa.
Insiden ini mempertegas perlunya kerja sama internasional dalam mitigasi sampah antariksa. Langkah-langkah seperti memindahkan satelit yang sudah mati ke orbit kuburan (graveyard orbit) atau deorbiting yang terkendali harus menjadi praktik standar global, tidak hanya untuk melindungi misi masa depan, tetapi juga untuk menjamin keselamatan para pahlawan yang mempertaruhkan hidup mereka di orbit.
Kita semua berharap misi penyelamat Shenzhou 22 dapat berjalan lancar. Keberhasilan operasi ini akan menjadi akhir bahagia bagi kisah mendebarkan tentang tiga astronaut China yang menanti kepulangan mereka dari pinggiran angkasa.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA