Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

7 Fakta Proyek Tembok Hijau China: Kontroversi Pohon Xi Jinping

19 Desember 2025 | 08:27

5 Jenis Aplikasi Wajib Dihapus: Solusi HP Lemot Memori Penuh

19 Desember 2025 | 06:27

5 Fakta Menarik: Orang Dekat Presiden AS Jadi Bos Petinggi Intel

19 Desember 2025 | 04:27
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 7 Fakta Proyek Tembok Hijau China: Kontroversi Pohon Xi Jinping
  • 5 Jenis Aplikasi Wajib Dihapus: Solusi HP Lemot Memori Penuh
  • 5 Fakta Menarik: Orang Dekat Presiden AS Jadi Bos Petinggi Intel
  • 5 Alasan Samsung Galaxy S25 Ultra Jadi Raja Perekam Momen
  • 5 Fakta Mengejutkan Kebijakan Chip Trump Terbaru: China Siap Borong
  • 1 dari 10 Karyawan Dirumahkan: PHK Massal Amazon Merambah Eropa
  • 5 Aksi Nyata MyRepublic Kuatkan Literasi Digital & Program CSR Medan
  • 3 Alasan Ilmiah Protes Proyek Tembok Hijau China
Jumat, Desember 19
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Tech » 5 Fakta Mengejutkan Misi Artemis 2: Astronaut NASA Terbang ke Bulan Tak Digaji
Tech

5 Fakta Mengejutkan Misi Artemis 2: Astronaut NASA Terbang ke Bulan Tak Digaji

Olin SianturiOlin Sianturi3 November 2025 | 11:38
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Misi Artemis 2, Astronaut NASA tak digaji
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Bayangkan, astronaut elite Misi Artemis 2 NASA yang akan terbang ke Bulan tak digaji akibat penutupan operasional AS! Simak dampak, kronologi, dan risikonya.

TechnonesiaID - Ambisi manusia untuk kembali menginjakkan kaki di Bulan kini semakin dekat. NASA tengah berada di tahap akhir persiapan untuk meluncurkan Misi Artemis 2, penerbangan berawak pertama yang akan mengorbit Bulan setelah jeda lebih dari setengah abad.

Misi bersejarah ini direncanakan meluncur dalam beberapa bulan ke depan, menandai babak baru eksplorasi antariksa. Namun, di balik semangat besar ini, tersimpan sebuah fakta mengejutkan yang menjadi sorotan global: beberapa karyawan NASA, termasuk para astronaut, terpaksa bekerja keras tanpa menerima gaji.

Baca Juga

  • 7 Fakta Proyek Tembok Hijau China: Kontroversi Pohon Xi Jinping
  • 5 Fakta Menarik: Orang Dekat Presiden AS Jadi Bos Petinggi Intel

Advertisement

Situasi pelik ini timbul sebagai dampak langsung dari penutupan operasional pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai government shutdown. Ketika politik anggaran menemui jalan buntu, layanan federal tertentu terpaksa beroperasi dengan staf minimal—atau staf esensial yang harus bekerja tanpa dibayar.

Latar Belakang Misi Bersejarah: Artemis 2 Menuju Bulan

Sejak Apollo 17 pada tahun 1972, manusia belum pernah kembali mengirimkan misi berawak ke Bulan. Oleh karena itu, Misi Artemis 2 bukan sekadar penerbangan rutin. Ini adalah jembatan vital menuju misi pendaratan Artemis 3 di masa depan, yang akan membawa manusia pertama kembali ke permukaan satelit alami Bumi.

Artemis 2 dirancang untuk menguji sistem kapsul Orion dan roket Space Launch System (SLS) secara penuh dengan membawa kru manusia. Kru yang terdiri dari empat astronaut ini akan melakukan perjalanan mengelilingi Bulan, sebuah perjalanan yang penuh risiko dan memerlukan persiapan yang sangat detail.

Baca Juga

  • 5 Alasan Samsung Galaxy S25 Ultra Jadi Raja Perekam Momen
  • 5 Fakta Mengejutkan Kebijakan Chip Trump Terbaru: China Siap Borong

Advertisement

Penerbangan ini memerlukan ketelitian mutlak dari ribuan insinyur, teknisi, dan staf pendukung NASA. Setiap detik dan setiap prosedur harus dilakukan dengan sempurna, mengingat taruhannya adalah nyawa manusia dan prestise sebuah negara adidaya.

Perbandingan dengan Misi Apollo Terdahulu

Meskipun teknologi yang digunakan sangat berbeda, semangat Misi Artemis 2 mencerminkan dedikasi yang sama seperti era Apollo. Namun, ada satu perbedaan mendasar terkait dukungan finansial. Selama era Apollo, dukungan politik dan anggaran relatif stabil, memastikan para pekerja fokus pada misi tanpa kekhawatiran finansial.

Kini, kru dan tim pendukung harus menghadapi tantangan ganda: kompleksitas teknis misi ruang angkasa dan ketidakpastian gaji bulanan. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kesejahteraan staf yang bekerja di garis depan eksplorasi luar angkasa.

Baca Juga

  • 1 dari 10 Karyawan Dirumahkan: PHK Massal Amazon Merambah Eropa
  • 3 Alasan Ilmiah Protes Proyek Tembok Hijau China

Advertisement

Dampak Shutdown Pemerintah AS Terhadap Misi Artemis 2

Ketika pemerintah AS memasuki periode penutupan operasional, dana federal untuk banyak lembaga, termasuk NASA, otomatis terhenti. Meskipun misi-misi yang berkaitan dengan keselamatan dan aset nasional yang sangat penting (seperti Artemis 2) harus terus berjalan, pembayaran gaji seringkali menjadi korban.

Ribuan pegawai NASA dikategorikan sebagai “esensial” atau “non-esensial.” Pegawai yang dianggap non-esensial biasanya diminta untuk cuti paksa (furlough). Sementara itu, pegawai esensial, seperti mereka yang terlibat langsung dalam persiapan peluncuran Artemis 2, diwajibkan untuk tetap bekerja, meskipun tanpa menerima upah.

Kondisi ini menciptakan tekanan moral dan finansial yang luar biasa. Para profesional ini harus tetap menjaga fokus dalam pekerjaan berisiko tinggi sambil memikirkan bagaimana mereka akan membayar tagihan dan kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga

  • 7 Fitur Revolusioner iPhone 18 Pro: Bocoran Desain Total Berubah!
  • 5 Bahaya Modus Penipuan Catphishing Terbaru, Ini Cara Hindari

Advertisement

Krisis Gaji yang Dialami Astronaut NASA tak Digaji

Fakta bahwa astronaut NASA tak digaji selama periode penutupan adalah hal yang mengejutkan publik. Mereka adalah individu dengan kualifikasi terbaik, menjalani pelatihan bertahun-tahun, dan kini bersiap melakukan perjalanan paling berbahaya yang dapat dibayangkan. Namun, status mereka sebagai pegawai federal membuat mereka rentan terhadap kondisi politik anggaran di Washington D.C.

Meskipun gaji yang tertunda biasanya akan dibayarkan penuh setelah penutupan berakhir dan anggaran disetujui, penundaan ini tetap memberikan dampak buruk. Krisis ini bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang pengakuan atas pengorbanan dan dedikasi mereka.

Dampak penutupan operasional ini dirasakan dalam beberapa aspek kunci:

Baca Juga

  • Top 4 Fakta Kenapa Indonesia Sumber Serangan DDoS Nomor 1 Dunia
  • 5 Bocoran Produk Apple 2026 dan Chipset M4/A19 Baru yang Menggemparkan

Advertisement

  • Penundaan Pembayaran: Gaji mingguan atau bulanan yang seharusnya diterima terhenti, menciptakan masalah likuiditas bagi keluarga astronaut dan staf.
  • Tekanan Mental: Bekerja di bawah tekanan risiko peluncuran roket ditambah tekanan finansial dapat mengganggu fokus, padahal misi ini menuntut konsentrasi 100%.
  • Keterbatasan Sumber Daya: Meskipun operasi inti berlanjut, departemen pendukung non-esensial (seperti riset jangka panjang, edukasi publik, atau perbaikan fasilitas non-kritis) terhenti, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi efisiensi keseluruhan.
  • Isu Moral Staf: Rasa tidak dihargai muncul ketika dedikasi luar biasa direspons dengan penundaan hak dasar, yaitu upah.

Kondisi Astronaut NASA tak digaji ini menjadi ironi dalam dunia eksplorasi antariksa. Mereka siap mempertaruhkan nyawa demi ilmu pengetahuan dan kemajuan umat manusia, namun harus menghadapi ketidakpastian birokrasi domestik.

Memastikan Kesuksesan di Tengah Ketidakpastian

Terlepas dari tantangan gaji, NASA telah menekankan bahwa keselamatan dan integritas Misi Artemis 2 tetap menjadi prioritas utama. Prosedur keamanan, pengujian teknis, dan pelatihan kru terus dilakukan tanpa kompromi.

Hal ini menunjukkan tingkat profesionalisme yang luar biasa dari tim NASA. Mereka menyadari bahwa misi ke Bulan adalah tanggung jawab yang melampaui masalah politik dan gaji pribadi. Dedikasi ini adalah alasan mengapa program luar angkasa AS selalu dihormati secara global.

Baca Juga

  • 5 Fakta DeepSeek-V3.2: Model AI DeepSeek China Tantang Google Gemini
  • 5 Dampak Konektivitas Digital Perbatasan: Ekonomi Entikong Naik Kelas Drastis

Advertisement

Menurut beberapa sumber, manajemen NASA dan para pemimpin kongres bekerja keras mencari solusi sementara, misalnya melalui dana darurat atau memastikan pembayaran gaji yang tertunda diproses sesegera mungkin setelah anggaran disahkan. Namun, solusi fundamental terletak pada pencegahan terulang kembalinya government shutdown di masa depan.

Dampak Jangka Panjang bagi Program Artemis

Jika masalah finansial terus membayangi, ini dapat menimbulkan risiko jangka panjang bagi program Artemis secara keseluruhan. NASA membutuhkan insinyur dan ilmuwan terbaik dunia. Jika insentif finansial dan stabilitas kerja terganggu oleh konflik politik, NASA berpotensi kehilangan talenta terbaiknya ke sektor swasta seperti SpaceX atau Blue Origin, yang menawarkan stabilitas yang lebih baik.

Penerbangan berawak seperti Misi Artemis 2 harus didukung oleh lingkungan kerja yang stabil dan menghargai kontribusi staf. Dedikasi yang ditunjukkan oleh kru yang tetap bekerja tanpa gaji adalah sebuah pengorbanan yang patut diacungi jempol, dan seharusnya dihindari agar tidak menjadi preseden di masa depan.

Baca Juga

  • 5 Keterampilan AI Mahasiswa Baru Wajib Kuasai Agar Sukses Cari Kerja
  • 5 Tipe Aplikasi Harus Dihapus agar Memori HP Tidak Penuh

Advertisement

Para astronaut dan staf NASA menunjukkan komitmen yang luar biasa untuk melayani sains dan ambisi negara. Mereka mengerti bahwa sejarah tidak menunggu. Saat roket SLS akhirnya meluncur, membawa kru ke orbit Bulan, momen itu akan menjadi bukti nyata dari ketahanan dan semangat yang tak tergoyahkan, meskipun harus dibayar dengan pengorbanan pribadi yang sangat besar.

Keberhasilan misi ini bukan hanya kemenangan teknologi, tetapi juga kemenangan semangat manusia atas tantangan finansial dan politik yang seharusnya tidak pernah mereka hadapi.

Baca Juga

  • Awas! 3 Taktik Penipuan Nomor Telepon Palsu di Google, Rekening Ludes
  • 5 Fakta Asteroid Psyche 16: Harta Karun NASA Bernilai Fantastis

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
Astronaut NASA Misi Artemis 2 NASA Pemerintah AS Penerbangan ke Bulan
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article5 Bocoran Fitur HyperOS 3 untuk Redmi Note 14 Pro+ 5G (WAJIB Tahu!)
Next Article 5 Prediksi Utama Tanggal Rilis Galaxy S26: Bocoran Acara Unpacked
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

7 Fakta Proyek Tembok Hijau China: Kontroversi Pohon Xi Jinping

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 08:27

5 Fakta Menarik: Orang Dekat Presiden AS Jadi Bos Petinggi Intel

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 04:27

5 Alasan Samsung Galaxy S25 Ultra Jadi Raja Perekam Momen

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 02:27

5 Fakta Mengejutkan Kebijakan Chip Trump Terbaru: China Siap Borong

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 00:27

1 dari 10 Karyawan Dirumahkan: PHK Massal Amazon Merambah Eropa

Olin Sianturi18 Desember 2025 | 22:51

3 Alasan Ilmiah Protes Proyek Tembok Hijau China

Olin Sianturi18 Desember 2025 | 17:27
Pilihan Redaksi
Elektronik

Olahraga di Rumah Makin Seru dengan TV Samsung dan Audio Samsung yang Canggih!

Olin Sianturi12 Desember 2025 | 22:05

Nikmati pengalaman olahraga di rumah lebih imersif dengan TV Samsung dan audio Samsung lengkap fitur…

Galaxy S25 Ultra dengan Google Gemini Hadirkan Cara Baru Menikmati Liburan Akhir Tahun

14 Desember 2025 | 14:13

Honda Vario 160 Street Edition 2025, Desain Berani Bakal Hadir dengan Setang Telanjang

23 Agustus 2025 | 20:56

7 Fitur Terbaru One UI 8.5, HP Samsung Berubah Total!

11 Desember 2025 | 19:48

Top 10: Daftar HP Radiasi Tertinggi 2025, Ada Ponsel Favorit Anda?

7 Desember 2025 | 15:18
Terbaru

7 Fakta Proyek Tembok Hijau China: Kontroversi Pohon Xi Jinping

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 08:27

5 Fakta Menarik: Orang Dekat Presiden AS Jadi Bos Petinggi Intel

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 04:27

5 Alasan Samsung Galaxy S25 Ultra Jadi Raja Perekam Momen

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 02:27

5 Fakta Mengejutkan Kebijakan Chip Trump Terbaru: China Siap Borong

Olin Sianturi19 Desember 2025 | 00:27

1 dari 10 Karyawan Dirumahkan: PHK Massal Amazon Merambah Eropa

Olin Sianturi18 Desember 2025 | 22:51
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Member Of : Media Publica
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Terhubung Dengan Kami
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
www.technonesia.id © 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Media Bekasi GadgetDiva Ronde Aktual

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.