Ilmuwan waspada! Setelah 710.000 tahun tidur, Gunung Berapi Taftan Purba di Iran menunjukkan aktivitas. Apa 3 tanda kebangkitan yang terdeteksi? Baca analisisnya!
TechnonesiaID - Dunia geologi kembali dikejutkan oleh temuan yang memicu alarm kewaspadaan. Sebuah gunung berapi yang diperkirakan telah ‘mati’ selama lebih dari 700 ribu tahun tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Peristiwa ini terjadi di Iran, melibatkan Gunung Taftan yang memiliki sejarah vulkanik yang sangat panjang.
Kebangkitan sebuah gunung berapi purba bukan hanya fenomena geologi yang menarik, tetapi juga ancaman potensi bencana. Para ahli vulkanologi kini bekerja keras memantau setiap pergerakan yang terjadi, mengingat status Taftan yang telah lama dianggap aman.
Baca Juga
Advertisement
Lantas, apa yang membuat aktivitas ini terdeteksi sekarang? Dan seberapa besar ancaman dari kebangkitan salah satu Gunung Berapi Taftan Purba ini?
Lonceng Peringatan: Kebangkitan Gunung Berapi Taftan Purba
Gunung Taftan terletak di Provinsi Sistan dan Baluchestan, Iran, dekat perbatasan dengan Pakistan. Secara geografis, ia merupakan bagian dari zona vulkanik yang kompleks di kawasan Timur Tengah. Selama rentang waktu yang luar biasa panjang—yakni sekitar 710.000 tahun—Taftan dianggap tidak aktif.
Dalam istilah vulkanologi, gunung berapi yang tidak meletus dalam 10.000 tahun dikategorikan sebagai ‘dormant’ (tidur), sementara yang tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas sama sekali selama ratusan ribu tahun seringkali diasumsikan mendekati ‘extinct’ (punah).
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, pendeteksian pergerakan magma atau aktivitas seismik di perut Taftan adalah peristiwa yang langka dan sangat signifikan. Para ilmuwan menggunakan teknologi pemantauan satelit dan sensor canggih untuk mengukur perubahan suhu, emisi gas, dan deformasi tanah di wilayah tersebut.
Fakta 710.000 tahun ini benar-benar menempatkan Taftan dalam kategori fenomena geologi yang paling ekstrem. Ini menunjukkan bahwa kekuatan geologi di bawah kerak bumi jauh lebih dinamis daripada yang selama ini diperkirakan pada zona tersebut.
Mengapa Interval 710.000 Tahun Adalah Angka yang Menakutkan?
Bagi kebanyakan orang, gunung berapi yang sudah lama tidak meletus terasa aman. Namun, dalam ilmu vulkanologi, periode tidur yang sangat panjang seringkali menyimpan potensi bahaya yang lebih besar. Mengapa demikian?
Baca Juga
Advertisement
Semakin lama sebuah gunung berapi tertidur, semakin banyak energi dan tekanan yang dapat terakumulasi di bawahnya. Ketika magma mulai naik setelah jeda yang sangat panjang, ia harus menembus material kerak bumi yang mungkin sudah mengeras dan padat.
Proses ini memerlukan tekanan yang jauh lebih besar dibandingkan gunung berapi yang aktif secara rutin. Hasilnya, jika terjadi erupsi, letusan dari gunung berapi yang bangkit setelah periode purba dapat menjadi sangat eksplosif dan merusak.
Selain itu, infrastruktur dan populasi di sekitar Taftan mungkin tidak siap menghadapi ancaman ini, karena generasi-generasi sebelumnya hidup dengan asumsi bahwa gunung tersebut hanyalah pegunungan biasa.
Baca Juga
Advertisement
3 Tanda Utama Kebangkitan Gunung Berapi yang Membuat Ilmuwan Waspada
Mendeteksi Kebangkitan Gunung Berapi seperti Taftan memerlukan analisis data multisensor yang intensif. Meskipun detail spesifik dari temuan terbaru di Iran bersifat teknis, secara umum, para ilmuwan memfokuskan perhatian pada tiga indikator utama yang menunjukkan bahwa magma di bawah kerak bumi mulai bergerak.
Ketiga tanda ini adalah kunci untuk memahami potensi ancaman dari Gunung Berapi Taftan Purba saat ini:
- Peningkatan Aktivitas Seismik (Gempa Vulkanik): Tanda paling jelas dari magma yang naik adalah serangkaian gempa bumi kecil yang terjadi tepat di bawah gunung. Gempa-gempa ini, yang sering disebut seismic swarm, disebabkan oleh retaknya batuan saat magma memaksakan jalannya ke atas. Peningkatan frekuensi dan kedalaman gempa vulkanik adalah sinyal bahaya paling awal.
- Emisi Gas dan Perubahan Kimia: Gunung berapi mengeluarkan gas seperti sulfur dioksida (SO2) dan karbon dioksida (CO2). Peningkatan signifikan dalam volume emisi gas, atau perubahan dalam rasio kimia gas-gas tersebut, menunjukkan bahwa magma baru yang kaya gas sedang mendekati permukaan. Bahkan perubahan kecil pada ventilasi termal bisa menjadi indikator besar.
- Deformasi Tanah (Penggelembungan): Ketika kantong magma di bawah tanah terisi atau bergerak ke atas, ia menyebabkan permukaan tanah di atasnya menggembung atau miring. Ilmuwan menggunakan teknologi GPS presisi tinggi dan data satelit (seperti Interferometric Synthetic Aperture Radar atau InSAR) untuk mendeteksi kenaikan permukaan tanah, bahkan hanya beberapa sentimeter. Deformasi adalah bukti fisik bahwa ada tekanan besar yang menumpuk.
Data terbaru menunjukkan bahwa setidaknya satu atau lebih dari indikator ini telah melampaui ambang batas normal di sekitar Taftan, memicu peringatan merah di kalangan vulkanolog internasional.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana Teknologi Membantu Memantau Gunung Berapi Purba?
Keberhasilan mendeteksi aktivitas Taftan setelah ribuan tahun tidak lepas dari kemajuan teknologi. Saat ini, pemantauan tidak lagi hanya mengandalkan seismograf di darat.
Satelit modern dilengkapi dengan sensor termal yang sangat sensitif, mampu mendeteksi peningkatan suhu permukaan yang sangat kecil—sebuah tanda bahwa energi panas dari magma mulai merambat keluar. Selain itu, sistem pemantauan global kini memungkinkan pertukaran data secara cepat, sehingga para ahli di seluruh dunia dapat menganalisis potensi ancaman secara kolektif.
Sistem peringatan dini ini sangat krusial, terutama untuk gunung berapi yang lama terabaikan seperti Taftan, yang minim riwayat erupsi modern.
Baca Juga
Advertisement
Implikasi Lokal dan Potensi Dampak Global
Kebangkitan Gunung Berapi Taftan Purba membawa implikasi serius, baik secara lokal maupun potensi global. Secara lokal, wilayah Iran Tenggara dan Pakistan Barat Daya menghadapi risiko letusan eksplosif, aliran piroklastik, dan hujan abu yang masif.
Dampak terburuk mungkin adalah gangguan terhadap infrastruktur, pertanian, dan kehidupan masyarakat yang telah lama tinggal di kaki gunung tanpa memikirkan ancaman vulkanik.
Dari sudut pandang global, letusan besar dari gunung berapi mana pun dapat memengaruhi iklim. Meskipun kecil kemungkinannya mencapai level supervolcano, emisi abu dan aerosol sulfur dalam jumlah besar ke stratosfer dapat memicu pendinginan sementara di seluruh planet, mengganggu pola cuaca dan penerbangan internasional.
Baca Juga
Advertisement
Tindakan Mitigasi dan Kesiapan Wilayah Terdampak
Menanggapi sinyal bahaya dari Kebangkitan Gunung Berapi ini, pemerintah Iran dan badan pemantau internasional telah meningkatkan pengawasan. Langkah-langkah yang diambil meliputi:
- Pemasangan lebih banyak sensor seismik dan GPS di area sekitar Taftan.
- Pengambilan sampel gas secara rutin untuk memonitor komposisi kimia fumarol.
- Pembuatan peta risiko dan jalur evakuasi terbaru untuk masyarakat di sesekitar gunung.
Saat ini, tujuan utama para ilmuwan adalah menentukan apakah aktivitas yang terdeteksi merupakan episode “intrusi” magma (magma naik tetapi tidak mencapai permukaan) yang akan mereda, atau apakah ini adalah awal dari siklus erupsi baru setelah ribuan abad.
Memahami perbedaan ini adalah kunci untuk memberikan peringatan yang tepat dan menghindari kepanikan massal yang tidak perlu, sekaligus memastikan keselamatan publik.
Baca Juga
Advertisement
Kesimpulan: Belajar dari Gunung Berapi yang Tidak Pernah Mati
Kebangkitan Gunung Berapi Taftan Purba adalah pengingat kuat bahwa dalam skala waktu geologi, istilah “punah” hampir tidak pernah berlaku untuk fenomena alam sebesar gunung berapi. Peristiwa ini menyoroti pentingnya investasi berkelanjutan dalam vulkanologi dan teknologi pemantauan jarak jauh.
Sementara kita menunggu analisis data lebih lanjut, kewaspadaan adalah kunci. Kisah Taftan membuktikan bahwa potensi bencana dapat bersembunyi di balik ketenangan yang telah berlangsung selama 710.000 tahun.
Para ahli akan terus memantau ketiga tanda utama kebangkitan tersebut, memastikan bahwa dunia siap menghadapi babak baru dalam sejarah geologi Gunung Taftan.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA