Jangan lewatkan fenomena Supermoon 7 Oktober 2025! BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi Banjir Rob Jakarta BMKG. Pahami 7 fakta penting ini segera.
TechnonesiaID - Bagi para pengamat langit, Oktober 2025 menawarkan tontonan kosmik yang luar biasa: Supermoon. Fenomena ini terjadi ketika Bulan Purnama berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi.
Namun, keindahan alam ini datang dengan konsekuensi serius di Bumi, terutama bagi wilayah pesisir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan keras.
Baca Juga
Advertisement
Peringatan tersebut terkait dengan potensi peningkatan ketinggian air laut maksimum yang berujung pada terjadinya banjir pesisir atau yang akrab kita sebut Banjir Rob.
Apa Itu Supermoon 7 Oktober 2025? Bukan Sekadar Bulan Besar Biasa
Istilah Supermoon mungkin sudah sering kita dengar. Secara sederhana, Supermoon adalah kombinasi dari dua fenomena astronomi penting yang terjadi secara bersamaan.
Pertama, adanya fase Bulan Purnama. Kedua, Bulan berada dalam posisi Perigee, yaitu titik orbit di mana Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan planet Bumi.
Baca Juga
Advertisement
Ketika dua kondisi ini berpadu, Bulan terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Namun, yang lebih penting adalah dampak gravitasinya terhadap lautan kita.
Mengapa Supermoon Sangat Berdampak?
Gaya gravitasi Bulan adalah faktor utama yang memicu pasang surut air laut. Ketika Bulan berada pada posisi Perigee, tarikan gravitasi yang dihasilkan menjadi jauh lebih kuat.
Peningkatan tarikan gravitasi ini secara otomatis menyebabkan pasang naik air laut mencapai batas maksimum yang abnormal. Fenomena ini yang kemudian diistilahkan sebagai ‘Pasang Air Laut Maksimum’ atau Tidal Bulge yang ekstrem.
Baca Juga
Advertisement
BMKG menekankan bahwa peristiwa Supermoon 7 Oktober 2025 ini memiliki potensi kuat untuk memicu banjir di daerah dataran rendah yang berbatasan langsung dengan laut.
Peringatan BMKG: Ancaman Banjir Rob Jakarta BMKG dan Wilayah Pesisir Lain
Berdasarkan keterangan resmi yang dikeluarkan BMKG pada akhir September 2025, potensi banjir pesisir (rob) diprediksi akan berlangsung selama beberapa hari di awal bulan Oktober.
Meskipun fokus utama masyarakat tertuju pada Jakarta, BMKG mengidentifikasi bahwa ancaman ini tidak hanya terbatas pada ibu kota. Beberapa wilayah pesisir lain di Indonesia juga berada dalam status waspada tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Peningkatan ketinggian air laut ini diperkirakan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari di sekitar pelabuhan, aktivitas di pesisir, hingga transportasi di sekitar permukiman dekat pantai.
Wilayah yang Diperkirakan Terdampak Banjir Rob
BMKG telah merinci beberapa lokasi yang perlu meningkatkan kewaspadaan terkait fenomena Banjir Rob Jakarta BMKG ini. Meskipun durasi dan tingkat keparahan pasang maksimum dapat bervariasi, pola umum yang diamati meliputi:
- Jakarta Utara (terutama wilayah Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya): Merupakan daerah yang paling rentan terdampak rob.
- Pesisir Utara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
- Pesisir Sumatera, khususnya Sumatera Utara dan Riau.
- Beberapa area di pesisir Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
- Wilayah kepulauan di Indonesia Timur, seperti Maluku dan Papua.
Masyarakat di area-area yang disebutkan di atas diminta untuk selalu memantau informasi terkini dari BMKG dan otoritas setempat.
Baca Juga
Advertisement
7 Fakta Penting Supermoon 7 Oktober 2025 yang Perlu Anda Tahu
Untuk membantu Anda memahami dan mempersiapkan diri menghadapi dampak pasang ekstrem ini, berikut adalah 7 fakta krusial terkait fenomena Supermoon 7 Oktober 2025:
- Puncak Perigee dan Purnama: Fenomena ini diprediksi mencapai puncak pasang maksimum pada tanggal 7 Oktober 2025.
- Jarak Terdekat: Saat Perigee, jarak Bulan ke Bumi bisa sekitar 357.000 kilometer, jauh lebih dekat dibandingkan jarak rata-rata 384.400 kilometer.
- Peningkatan Ketinggian: Supermoon dapat meningkatkan ketinggian air laut hingga beberapa puluh sentimeter di atas pasang normal, cukup untuk membanjiri dataran rendah.
- Efek Berkelanjutan: Efek pasang maksimum ini biasanya tidak hanya terjadi tepat pada hari-H. Dampaknya dapat dirasakan secara bertahap, mulai beberapa hari sebelum dan sesudah 7 Oktober.
- Risiko Infrastruktur: Selain permukiman, fasilitas vital seperti tambak garam, perikanan, dan infrastruktur pelabuhan sangat berisiko terganggu.
- Mitigasi Dini: Warga pesisir disarankan untuk mengangkat barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi dan menyiapkan rencana evakuasi jika diperlukan.
- Bukan Sekali Setahun: Fenomena Supermoon bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Namun, perpaduan dengan faktor cuaca lokal (seperti angin kencang) dapat memperparah dampak banjir rob.
Kesiapan Masyarakat dan Langkah Mitigasi
Menghadapi potensi Banjir Rob Jakarta BMKG yang dipicu oleh Supermoon, kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat diperlukan.
Salah satu langkah proaktif yang harus dilakukan adalah memastikan saluran air di wilayah pesisir tidak tersumbat. Hal ini penting untuk mempercepat drainase air laut yang masuk ke daratan.
Baca Juga
Advertisement
Penting untuk diingat, meskipun fenomena astronomi ini adalah peristiwa alam, dampak di daratan sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan infrastruktur mitigasi banjir yang ada.
Dengan persiapan yang matang dan informasi yang akurat dari BMKG, kita berharap dampak buruk dari Supermoon 7 Oktober 2025 ini dapat diminimalisir.
Tetap waspada, pantau terus perkembangan cuaca dan tinggi muka air laut, dan utamakan keselamatan keluarga Anda di wilayah pesisir.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA