Laporan terbaru ungkap mengapa 91% eksekutif FSI menilai AI Hibrida Jasa Keuangan sebagai Standar Baru AI 2025. Ketahui 5 keuntungan vital pendekatan ini!
TechnonesiaID - Industri jasa keuangan (FSI) berada di ambang revolusi besar. Jika sebelumnya institusi perbankan dan asuransi berhati-hati dalam mengadopsi Kecerdasan Buatan (AI), kini adopsi tersebut tak hanya menjadi pilihan, melainkan sebuah keharusan strategis.
Pergeseran besar ini tertuang dalam laporan global terbaru yang disusun oleh Finextra Research bekerja sama dengan Cloudera. Laporan tersebut menyoroti bahwa AI Hibrida, sebuah pendekatan yang menggabungkan berbagai infrastruktur komputasi, akan segera menjadi standar operasional baru di industri ini.
Baca Juga
Advertisement
Survei terhadap 155 eksekutif senior FSI menunjukkan data yang mencengangkan: 91% dari mereka menilai bahwa pendekatan AI hibrida memiliki nilai yang sangat tinggi. Angka ini menegaskan bahwa masa depan inovasi finansial tidak akan lagi berpusat pada satu lingkungan tunggal.
Revolusi Standar Baru AI 2025 di Industri Jasa Keuangan
AI telah lama menjadi alat penting untuk otomatisasi dasar, namun saat ini, tuntutan pasar, tekanan regulasi, dan kebutuhan akan kecepatan layanan real-time memerlukan sistem AI yang jauh lebih fleksibel dan tangguh. Inilah sebabnya Standar Baru AI 2025 bergeser ke model hibrida.
Data menunjukkan bahwa pergeseran ini bukan hanya wacana. Saat ini, 62% organisasi jasa keuangan telah aktif menggunakan AI hibrida. Pendekatan ini memungkinkan mereka menyeimbangkan kebutuhan akan skalabilitas dan biaya (yang disediakan oleh cloud publik) dengan kebutuhan keamanan dan kedaulatan data (yang disediakan oleh data center internal atau on-premise).
Baca Juga
Advertisement
Mengapa FSI, yang dikenal sangat konservatif dalam teknologi, bergerak begitu cepat? Jawabannya terletak pada kompleksitas data finansial dan sensitivitas regulasi. Mereka membutuhkan kecanggihan AI untuk mendeteksi penipuan dan personalisasi layanan, namun tidak bisa mengorbankan keamanan data nasabah.
Apa Itu Konsep AI Hibrida?
AI Hibrida adalah arsitektur komputasi yang memungkinkan organisasi untuk menjalankan model dan aplikasi kecerdasan buatan di berbagai lokasi: cloud publik, data center pribadi, dan perangkat edge (perangkat yang berada dekat dengan sumber data, seperti ATM atau kantor cabang).
Pendekatan ini sangat vital bagi AI Hibrida Jasa Keuangan karena memberikan kendali penuh atas di mana data yang sangat sensitif akan diproses. Misalnya, data identitas nasabah mungkin diproses di data center internal yang aman, sementara analisis tren pasar yang skalabel dilakukan di public cloud.
Baca Juga
Advertisement
Integrasi ketiga komponen ini (cloud, data center, dan edge) menciptakan ekosistem yang kohesif, memungkinkan FSI untuk memanfaatkan kekuatan komputasi masif tanpa melanggar batas-batas kepatuhan yang ketat.
5 Pilar Keunggulan AI Hibrida Jasa Keuangan
Keputusan 91% eksekutif untuk melihat AI hibrida sebagai pendekatan bernilai tinggi tidak datang tanpa alasan. Ada lima keuntungan utama yang mendorong FSI menjadikan AI Hibrida sebagai strategi utama mereka.
- Kecepatan Inovasi yang Lebih Tinggi
Lingkungan hibrida memungkinkan tim IT dan data scientist untuk bereksperimen dan menyebarkan model AI baru dengan lebih cepat. Mereka dapat memanfaatkan layanan canggih dari penyedia cloud publik untuk pengembangan, dan segera memindahkan model yang berhasil ke lingkungan internal (data center) untuk produksi masal. Ini mengurangi waktu yang dibutuhkan dari ide hingga implementasi, memberikan keunggulan kompetitif signifikan.
Baca Juga
Advertisement
- Peningkatan Kepatuhan dan Keamanan Data
Kepatuhan terhadap regulasi seperti GDPR, POJK, atau peraturan kedaulatan data lokal adalah prioritas nomor satu bagi FSI. Dengan model hibrida, data yang sangat rahasia atau diatur dapat disimpan dan diproses secara eksklusif di data center internal. Hal ini memungkinkan bank untuk memenuhi persyaratan audit sambil tetap menjalankan model AI yang kompleks.
- Optimalisasi Biaya dan Sumber Daya
Tidak semua beban kerja AI memerlukan infrastruktur on-premise yang mahal. AI Hibrida Jasa Keuangan memungkinkan FSI memindahkan beban kerja yang tidak kritis atau yang membutuhkan skalabilitas tinggi (misalnya, simulasi risiko) ke public cloud. Pendekatan ini mengubah biaya modal (Capex) menjadi biaya operasional (Opex), menghasilkan efisiensi finansial yang lebih baik.
- Kekuatan Komputasi di Ujung Jari (Edge Computing)
Penerapan AI di perangkat edge (seperti mesin ATM atau terminal pembayaran) sangat penting untuk transaksi real-time. Dengan AI hibrida, model dapat dilatih di cloud dan kemudian didorong ke perangkat edge untuk deteksi penipuan instan tanpa latensi jaringan. Ini adalah kunci untuk memastikan pengalaman pelanggan yang lancar dan aman.
Baca Juga
Advertisement
- Ketahanan dan Keandalan Sistem
Apabila terjadi masalah pada salah satu lingkungan (misalnya, gangguan layanan cloud publik), sistem yang vital dapat dialihkan ke data center internal atau sebaliknya. Arsitektur yang terdistribusi dan terpadu ini menawarkan tingkat ketahanan yang jauh lebih tinggi, sebuah faktor krusial bagi layanan finansial yang harus beroperasi 24/7.
Tantangan dan Kesiapan Adopsi Standar Baru AI 2025
Meskipun potensi AI Hibrida Jasa Keuangan sangat besar, transisi menuju Standar Baru AI 2025 ini tidaklah tanpa tantangan. Menurut laporan tersebut, tantangan terbesar berkisar pada isu teknis dan kultural.
Tantangan teknis utama adalah memastikan manajemen data yang terpadu dan keamanan siber yang konsisten di berbagai lingkungan (cloud, on-premise, dan edge). Ini memerlukan perangkat lunak dan kerangka kerja yang mampu mengelola dan mengamankan model AI, tidak peduli di mana mereka dijalankan.
Baca Juga
Advertisement
Data Governance dan Regulasi
Salah satu hambatan utama yang diidentifikasi oleh eksekutif adalah data governance (tata kelola data). Ketika data tersebar di berbagai lingkungan, risiko inkonsistensi, duplikasi, dan pelanggaran privasi meningkat. Institusi harus berinvestasi dalam solusi tata kelola data terpusat yang dapat melacak, mengamankan, dan memastikan kualitas data di seluruh ekosistem hibrida.
Selain itu, dibutuhkan keahlian internal yang memadai. Tim IT harus dilatih untuk bekerja dengan arsitektur yang sangat kompleks, yang memerlukan pemahaman mendalam tentang keamanan cloud publik dan kepatuhan data center tradisional. Kesenjangan talenta dalam bidang ini seringkali memperlambat laju adopsi.
Kesimpulan: Masa Depan Layanan Finansial
Adopsi AI Hibrida menandakan kedewasaan industri jasa keuangan dalam memanfaatkan teknologi. Institusi tidak lagi hanya mencari solusi AI termudah, tetapi solusi yang paling aman, paling patuh, dan paling fleksibel.
Baca Juga
Advertisement
Dengan 91% eksekutif menyetujui nilainya, jelas bahwa AI Hibrida Jasa Keuangan adalah fondasi di mana layanan finansial generasi berikutnya akan dibangun. Model ini akan memastikan bahwa inovasi—mulai dari pinjaman yang lebih cerdas, deteksi penipuan yang lebih cepat, hingga pengalaman nasabah yang lebih personal—dapat berjalan tanpa hambatan regulasi atau keamanan.
Bagi FSI yang ingin bertahan dan bersaing di pasar yang semakin digital, bergerak menuju infrastruktur hibrida bukan lagi opsional, melainkan peta jalan yang harus diikuti untuk mencapai Standar Baru AI 2025.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA