Penasaran kenapa daging hiu tidak boleh dimakan? Temukan 4 alasan daging hiu berbahaya, dari kadar merkuri tinggi hingga racun lain yang mengintai.
TechnonesiaID - Belakangan ini, publik dihebohkan oleh kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kalimantan Barat. Salah satu menu yang menjadi sorotan adalah daging ikan hiu. Insiden ini kembali menyadarkan kita tentang risiko yang tersembunyi di balik konsumsi daging predator puncak lautan ini.
Mungkin sebagian orang menganggap daging hiu sebagai hidangan eksotis atau bahkan berkhasiat. Namun, di balik itu semua, ada sederet alasan ilmiah yang kuat mengapa kita sebaiknya menghindarinya. Ini bukan sekadar mitos, melainkan fakta yang didukung oleh sains.
Baca Juga
Advertisement
Ancaman Tersembunyi di Puncak Rantai Makanan
Untuk memahami bahaya mengonsumsi daging hiu, kita perlu tahu posisi mereka di ekosistem laut. Hiu adalah predator puncak, artinya mereka berada di posisi teratas dalam rantai makanan. Mereka memangsa ikan-ikan yang lebih kecil, yang juga memangsa organisme lain di bawahnya.
Proses ini menyebabkan sebuah fenomena yang disebut biomagnifikasi. Sederhananya, racun dan logam berat seperti merkuri yang ada di laut akan terakumulasi. Ikan kecil menyerap sedikit, ikan sedang yang memakannya akan mengakumulasi lebih banyak, dan hiu yang memangsa semuanya akan menjadi “gudang” penyimpanan konsentrasi tertinggi dari racun-racun tersebut.
4 Alasan Daging Hiu Berbahaya untuk Dikonsumsi
Insiden keracunan bukanlah satu-satunya alasan untuk waspada. Berikut adalah empat alasan utama mengapa daging hiu sangat tidak direkomendasikan untuk masuk ke piring makan Anda.
Baca Juga
Advertisement
1. Kontaminasi Merkuri yang Sangat Tinggi
Ini adalah alasan paling terkenal dan paling berbahaya. Akibat proses biomagnifikasi tadi, daging hiu mengandung kadar merkuri, terutama dalam bentuk metilmerkuri, yang sangat tinggi. Metilmerkuri adalah neurotoksin kuat, yang berarti racun ini secara spesifik menyerang sistem saraf.
Dampak keracunan merkuri bagi kesehatan manusia sangat serius, di antaranya:
- Kerusakan otak dan sistem saraf permanen.
- Gangguan perkembangan janin pada ibu hamil, yang bisa menyebabkan cacat lahir.
- Masalah pada fungsi kognitif, memori, dan koordinasi motorik.
- Kerusakan pada ginjal dan organ vital lainnya.
Anak-anak dan wanita hamil adalah kelompok yang paling rentan terhadap bahaya ini, bahkan dalam paparan tingkat rendah sekalipun.
Baca Juga
Advertisement
2. Kandungan Arsenik yang Tak Bisa Diabaikan
Selain merkuri, daging hiu juga diketahui mengandung kadar arsenik yang signifikan. Arsenik adalah logam berat lain yang sangat beracun bagi tubuh manusia. Paparan arsenik dalam jangka panjang, bahkan dalam dosis kecil, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.

Beberapa risiko kesehatan akibat kontaminasi arsenik meliputi peningkatan risiko kanker kulit, paru-paru, dan kandung kemih, serta masalah pada sistem kardiovaskular. Mengonsumsi daging yang terkontaminasi arsenik sama saja seperti memasukkan racun secara perlahan ke dalam tubuh.
3. Bau Pesing? Itu Karena Urea dan Amonia!
Pernahkah Anda mencium aroma pesing atau amonia yang tajam dari daging hiu? Ini bukan karena proses penyimpanan yang salah. Bau ini berasal dari urea yang secara alami terkandung dalam darah dan jaringan tubuh hiu.
Baca Juga
Advertisement
Hiu menggunakan urea untuk proses osmoregulasi, yaitu menyeimbangkan kadar garam di tubuhnya dengan air laut di sekitarnya. Saat hiu mati, urea ini akan terurai menjadi amonia. Amonia inilah yang menghasilkan bau pesing yang khas dan merupakan zat yang berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
4. Dampak Ekologis yang Merusak
Alasan terakhir mungkin tidak berhubungan langsung dengan kesehatan tubuh, tetapi sangat krusial bagi kesehatan planet kita. Hiu memegang peranan vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Sebagai predator puncak, mereka mengontrol populasi ikan lain dan menjaga kesehatan terumbu karang.
Permintaan akan sirip dan daging hiu telah mendorong perburuan besar-besaran, yang membuat banyak spesies hiu kini berada di ambang kepunahan. Dengan tidak mengonsumsi daging hiu, kita turut serta dalam upaya konservasi dan menjaga kelestarian laut untuk generasi mendatang.
Baca Juga
Advertisement
Jadi, Apakah Daging Hiu Layak Diambil Risikonya?
Melihat berbagai fakta di atas, jawaban tegasnya adalah tidak. Risiko kesehatan dari paparan logam berat seperti merkuri dan arsenik, ditambah dengan kandungan amonia, jelas jauh lebih besar daripada manfaat gizinya yang sebenarnya bisa didapatkan dari sumber protein lain yang lebih aman.
Ada banyak sekali pilihan ikan laut lain yang lebih aman dikonsumsi, seperti sarden, makarel, atau ikan kembung, yang justru kaya akan omega-3 dan rendah kontaminan. Memilih untuk tidak makan daging hiu adalah keputusan cerdas, baik untuk kesehatan diri sendiri maupun untuk keberlangsungan planet kita.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA