Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Top 5 Taktik Pemasaran Xiaomi yang Diam-Diam Dibenci Pengguna

14 November 2025 | 07:39

6 Bocoran Terbaru Samsung Galaxy A37: Penerus Seri A yang Dinantikan

14 November 2025 | 05:38

Galaxy S26 Segera Meluncur: Ini 5 Peningkatan RAM LPDDR5X Tercepat!

14 November 2025 | 03:39
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • Top 5 Taktik Pemasaran Xiaomi yang Diam-Diam Dibenci Pengguna
  • 6 Bocoran Terbaru Samsung Galaxy A37: Penerus Seri A yang Dinantikan
  • Galaxy S26 Segera Meluncur: Ini 5 Peningkatan RAM LPDDR5X Tercepat!
  • vivo S50 Series Siap Meluncur Desember: Intip 4 Bocoran Spesifikasi Gahar!
  • TERUNGKAP! 5 Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy Z TriFold (Tanggal Rilis)
  • Bocoran Trailer Elden Ring Nightreign: 5 Hal Baru DLC The Forsaken Hollows
  • 5 Alasan Spesifikasi OnePlus 15 Monster Wajib Ditunggu & Link Live
  • 5 Perubahan Desain iPhone 18 Pro Terbaru, Kamera Jadi Rata?
Jumat, November 14
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Berita Tekno » Top 5 Taktik Pemasaran Xiaomi yang Diam-Diam Dibenci Pengguna
Berita Tekno

Top 5 Taktik Pemasaran Xiaomi yang Diam-Diam Dibenci Pengguna

Olin SianturiOlin Sianturi14 November 2025 | 07:39
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Taktik pemasaran Xiaomi, Kelemahan software Xiaomi
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Taktik pemasaran Xiaomi memang unik, tapi ada 5 kelemahan software Xiaomi yang sering dikeluhkan pengguna setia. Apakah iklan dan skema penamaan membingungkan termasuk di dalamnya?

TechnonesiaID - Xiaomi telah memantapkan dirinya sebagai raksasa teknologi global, dikenal karena inovasi, harga yang terjangkau, dan strategi pemasaran yang cerdik. Filosofi “spesifikasi tinggi dengan harga rendah” telah menarik jutaan pengguna di seluruh dunia.

Namun, dibalik dominasi pasar tersebut, ada sejumlah strategi yang, meskipun efektif secara komersial, sering kali meninggalkan rasa kurang nyaman bagi penggunanya. Banyak pengguna setia merasa dimanipulasi alih-alih terkesan.

Baca Juga

  • 6 Bocoran Terbaru Samsung Galaxy A37: Penerus Seri A yang Dinantikan
  • Galaxy S26 Segera Meluncur: Ini 5 Peningkatan RAM LPDDR5X Tercepat!

Advertisement

Mulai dari iklan yang terintegrasi langsung dalam sistem operasi (OS) hingga skema penamaan produk yang rumit, taktik ini seolah sudah menjadi bagian dari identitas merek Xiaomi. Pengguna terus setia, tapi menyimpan kritik tersembunyi terhadap praktik-praktik ini.

Berikut adalah lima Taktik pemasaran Xiaomi dan Kelemahan software Xiaomi yang paling sering menuai kritik dari para pengguna global.

1. Iklan yang Tersemat dalam Sistem Operasi (HyperOS/MIUI)

Salah satu cara paling kontroversial yang digunakan Xiaomi untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan menyematkan iklan (dikenal sebagai MSA atau MIUI System Ads) langsung di dalam sistem operasi mereka.

Baca Juga

  • TERUNGKAP! 5 Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy Z TriFold (Tanggal Rilis)
  • 5 Alasan Spesifikasi OnePlus 15 Monster Wajib Ditunggu & Link Live

Advertisement

Iklan ini muncul di berbagai tempat, mulai dari aplikasi bawaan seperti File Manager, Security Scanner, hingga saat instalasi aplikasi baru. Ini adalah Kelemahan software Xiaomi yang paling sering disoroti karena mengganggu pengalaman pengguna.

Xiaomi berdalih bahwa iklan ini adalah kompensasi yang memungkinkan mereka menjual perangkat keras dengan margin keuntungan yang sangat tipis. Meskipun ada opsi untuk mematikan iklan ini melalui pengaturan yang tersembunyai, prosesnya seringkali tidak intuitif dan tidak menghapus semua promosi.

Dengan transisi ke HyperOS, harapan pengguna adalah praktik ini akan hilang atau setidaknya berkurang drastis. Sayangnya, iklan ini masih eksis, meskipun penempatannya mungkin sedikit lebih halus di beberapa pasar. Praktik ini membuat ponsel terasa kurang “premium” dan lebih menyerupai perangkat lunak gratisan.

Baca Juga

  • 5 Perubahan Desain iPhone 18 Pro Terbaru, Kamera Jadi Rata?
  • 7 Keunggulan Moto G67 Power 7000mAh: Harga & Spesifikasi

Advertisement

2. Bloatware dan Aplikasi Pra-Instalasi Agresif

Ketika Anda pertama kali menghidupkan ponsel Xiaomi, Anda mungkin menemukan sejumlah besar aplikasi yang sudah terinstal sebelumnya—sering disebut sebagai bloatware. Ini bukan hanya aplikasi dari Xiaomi (seperti Mi Browser atau Mi Video) tetapi juga aplikasi pihak ketiga yang dibayar untuk dimasukkan.

Bloatware ini menghabiskan ruang penyimpanan yang berharga dan sering kali berjalan di latar belakang, membebani sumber daya sistem dan mengurangi daya tahan baterai. Walaupun beberapa aplikasi bisa dihapus, banyak yang terintegrasi sebagai aplikasi sistem yang sulit atau tidak mungkin dihilangkan tanpa modifikasi mendalam.

Mengapa Bloatware Termasuk Taktik Pemasaran Xiaomi yang Menyebalkan?

Integrasi aplikasi pihak ketiga adalah salah satu Taktik pemasaran Xiaomi untuk mendapatkan pemasukan tambahan dari pengembang aplikasi tersebut. Bagi pengguna, ini berarti mereka harus menghabiskan waktu berharga untuk membersihkan ponsel baru mereka agar mendapatkan pengalaman yang optimal.

Baca Juga

  • 5 Kunci Strategi Sukses Ganda Xiaomi 2025: Volume dan Premiumisasi
  • 7 Pilar Transformasi Digital Aksi Hijau Sumpah Pemuda 4.0

Advertisement

Idealnya, pengguna harus diberikan pilihan untuk menginstal aplikasi pihak ketiga tersebut, bukan dipaksa menerimanya dari awal. Ketersediaan aplikasi pra-instalasi yang berlebihan menjadi Kelemahan software Xiaomi yang mempengaruhi performa jangka panjang perangkat.

3. Skema Penamaan Produk yang Jauh dari Sederhana

Di masa lalu, membedakan antara seri Mi dan Redmi sudah cukup menantang. Kini, Xiaomi memiliki portofolio produk yang sangat masif, diperburuk dengan skema penamaan yang membingungkan bagi konsumen awam.

Ambil contoh seri Redmi Note. Dalam satu tahun peluncuran, kita bisa menemukan varian seperti Redmi Note 12, Note 12S, Note 12 Pro, Note 12 Pro+, Note 12 Turbo, dan terkadang versi 5G, 4G, atau versi global dan China yang spesifikasinya berbeda tipis.

Baca Juga

  • 5 Fakta Terbaru Harga MacBook Murah 2026 Setara Chromebook
  • Wacana Pembatasan PUBG: Tokoh Esport Angkat Bicara, 5 Fakta Harus Tahu

Advertisement

Skema penamaan yang rumit ini memiliki dua efek negatif:

  • Konsumen kesulitan menentukan model mana yang benar-benar memberikan nilai terbaik sesuai anggaran mereka.
  • Hal ini menyebabkan kebingungan di pasar suku cadang dan pembaruan, karena setiap varian kecil bisa memiliki komponen atau dukungan perangkat lunak yang sedikit berbeda.

Strategi ini sepertinya dirancang untuk memastikan Xiaomi memiliki jawaban di setiap ceruk harga, namun dampaknya adalah “kelelahan keputusan” bagi pembeli potensial.

4. Siklus Pembaruan Software yang Tidak Konsisten

Xiaomi dikenal cepat dalam meluncurkan pembaruan besar, seperti transisi dari MIUI 14 ke HyperOS. Namun, masalah muncul pada konsistensi dan kecepatan distribusi pembaruan keamanan dan OS minor.

Baca Juga

  • 3 Alasan Kenapa Sam Altman Minta Bantuan Trump Soal Masa Depan AI
  • 5 Fakta Pembatasan Game Online PUBG: Respons Komdigi dan Arahan Presiden

Advertisement

Pengguna sering mengeluhkan fragmentasi pembaruan. Satu model mungkin menerima pembaruan bulanan di China, tetapi versi global (yang notabene lebih penting bagi sebagian besar pengguna non-China) mungkin tertinggal berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan bug yang belum diperbaiki. Perangkat yang relatif baru terkadang diabaikan, sementara fokus beralih ke model-model terbaru yang diluncurkan.

Ini adalah Kelemahan software Xiaomi yang serius karena menggerus kepercayaan pengguna terhadap komitmen dukungan jangka panjang perangkat yang mereka beli.

Baca Juga

  • 5 Fakta Mengejutkan Uji Baterai iPhone 17 Pro eSIM-Only
  • 5 Poin Krusial Kesepakatan TikTok AS China Setelah Campur Tangan Trump

Advertisement

5. Pemasaran “Eksklusif” dan Flash Sale

Bertahun-tahun lalu, Xiaomi mengandalkan “flash sale” atau penjualan kilat dengan stok sangat terbatas. Meskipun metode ini berhasil menciptakan kehebohan dan permintaan yang luar biasa, taktik ini juga memicu frustrasi massal.

Pengguna sering merasa ketersediaan produk dimanipulasi secara artifisial. Mereka harus berjuang mati-matian hanya untuk mendapatkan unit yang diiklankan, dan seringkali gagal, yang pada akhirnya mengarahkan mereka untuk membeli melalui pihak ketiga dengan harga yang lebih tinggi.

Meskipun praktik flash sale ekstrem sudah agak mereda di pasar utama, Taktik pemasaran Xiaomi ini telah meninggalkan kesan bahwa perusahaan lebih mementingkan hype daripada memenuhi permintaan pasar secara realistis.

Baca Juga

  • 5 Fakta Produksi Micro-OLED Samsung untuk Kualitas Layar Galaxy XR
  • 5 Alasan Update HyperOS 3 di POCO F6 Pro Sangat Dinantikan

Advertisement

Selain itu, terkadang model tertentu hanya tersedia secara eksklusif di wilayah tertentu untuk waktu yang lama, membuat pengguna di wilayah lain merasa dianaktirikan dan terpaksa menunggu perilisan resmi yang tidak jelas.

Menjaga Loyalitas di Tengah Kritik

Meskipun terdapat lima poin kritik signifikan ini, basis pengguna Xiaomi tetap sangat loyal. Loyalitas ini terutama didorong oleh nilai luar biasa yang ditawarkan perangkat Xiaomi—kombinasi hardware mumpuni dengan harga yang sulit dikalahkan kompetitor.

Namun, jika Xiaomi ingin naik ke level merek premium dan bersaing langsung dengan pemain besar seperti Samsung atau Apple, mereka harus secara serius mempertimbangkan untuk meninggalkan praktik-praktik yang mengganggu pengalaman pengguna.

Baca Juga

  • Bocoran 5 Fitur Kunci OnePlus 15 Terbaru 2026: Desain Mewah dan Charger 120W
  • 1 Alasan Mengejutkan: Kamera Telefoto Samsung Galaxy S26 Sama dengan S25?

Advertisement

Menghapus atau setidaknya memberikan opsi yang lebih mudah untuk menonaktifkan iklan, serta menyederhanakan portofolio produk, akan menjadi langkah besar untuk memperkuat citra merek mereka di mata pengguna setia.

Pada akhirnya, perbaikan pada Kelemahan software Xiaomi dan penyempurnaan pada Taktik pemasaran Xiaomi adalah kunci untuk mempertahankan pengguna yang saat ini masih setia, tetapi diam-diam merasa terganggu.

Baca Juga

  • 3 Perangkat Pertama Siap Cicipi Xiaomi HyperOS 3 Global (AI & UI Baru)
  • 3 Alasan Oppo Find X9 Pro Diminati, Tapi Harga Oppo Find X9 Pro Mahal

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
HyperOS MIUI Pengalaman Pengguna Taktik pemasaran Xiaomi
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article6 Bocoran Terbaru Samsung Galaxy A37: Penerus Seri A yang Dinantikan
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

6 Bocoran Terbaru Samsung Galaxy A37: Penerus Seri A yang Dinantikan

Olin Sianturi14 November 2025 | 05:38

Galaxy S26 Segera Meluncur: Ini 5 Peningkatan RAM LPDDR5X Tercepat!

Olin Sianturi14 November 2025 | 03:39

TERUNGKAP! 5 Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy Z TriFold (Tanggal Rilis)

Olin Sianturi13 November 2025 | 23:39

5 Alasan Spesifikasi OnePlus 15 Monster Wajib Ditunggu & Link Live

Olin Sianturi13 November 2025 | 19:39

5 Perubahan Desain iPhone 18 Pro Terbaru, Kamera Jadi Rata?

Olin Sianturi13 November 2025 | 17:38

5 Cara Canggih Fitur Desktop Chrome Ubah Xiaomi Jadi PC Instan

Olin Sianturi13 November 2025 | 15:39
Pilihan Redaksi
Trending

4 Fakta Menarik The Blackman Family Sebelum Berpisah, Keluarga Viral yang Bikin Heboh!

Olin Sianturi25 Februari 2025 | 07:50

Mengungkap 4 fakta menarik The Blackman Family tentang perjalanan mereka sebagai keluarga viral. Simak selengkapnya…

Jepang vs OpenAI: 3 Kontroversi Sora 2 Ancam Perlindungan Hak Cipta Anime

16 Oktober 2025 | 08:08

7 Rekomendasi Tablet RAM Besar, Pilihan Terbaik 2025

9 November 2025 | 23:26

5 Alasan Update HyperOS 3 di POCO F6 Pro Sangat Dinantikan

11 November 2025 | 05:38

TV Samsung Layar Besar: Solusi Hiburan Maksimal untuk Rumah Anda

5 November 2025 | 18:05
Terbaru

6 Bocoran Terbaru Samsung Galaxy A37: Penerus Seri A yang Dinantikan

Olin Sianturi14 November 2025 | 05:38

Galaxy S26 Segera Meluncur: Ini 5 Peningkatan RAM LPDDR5X Tercepat!

Olin Sianturi14 November 2025 | 03:39

TERUNGKAP! 5 Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy Z TriFold (Tanggal Rilis)

Olin Sianturi13 November 2025 | 23:39

5 Alasan Spesifikasi OnePlus 15 Monster Wajib Ditunggu & Link Live

Olin Sianturi13 November 2025 | 19:39

5 Perubahan Desain iPhone 18 Pro Terbaru, Kamera Jadi Rata?

Olin Sianturi13 November 2025 | 17:38
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
© TechnoNesia.ID 2025 | All Rights Reserved

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.