Geger bola api di Cirebon! Simak 3 fakta mengejutkan tentang dampak meteor jatuh Cirebon. Penjelasan peneliti BRIN mengungkap besarnya meteor dan risiko yang dihadapi.
TechnonesiaID - Warga di wilayah Cirebon, Jawa Barat, dan sekitarnya dikejutkan oleh fenomena langit yang luar biasa pada malam hari. Sebuah cahaya terang yang melesat cepat, diikuti oleh dentuman keras, sempat membuat masyarakat bertanya-tanya: benda apakah itu?
Peristiwa yang terjadi pada Minggu malam (5/10) ini segera menjadi topik hangat, memicu spekulasi di media sosial. Beruntungnya, Indonesia memiliki lembaga ahli yang sigap memberikan pencerahan ilmiah.
Baca Juga
Advertisement
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui salah satu peneliti utamanya, mengonfirmasi bahwa insiden tersebut bukan sekadar kilat atau fenomena pesawat terbang. Peristiwa itu merupakan masuknya meteor yang cukup besar ke atmosfer Bumi.
Geger Dentuman Keras: Konfirmasi Meteor Jatuh Cirebon
Kesaksian dari berbagai pihak di Kabupaten Cirebon dan Kuningan menggambarkan sebuah bola api besar yang meluncur dengan kecepatan tinggi. Yang paling mengesankan, fenomena tersebut diiringi oleh dentuman yang begitu kuat hingga menimbulkan getaran di permukaan tanah.
Fenomena ini bukan hanya terekam oleh mata telanjang, tetapi juga berhasil ditangkap oleh kamera CCTV di beberapa lokasi. Rekaman tersebut menunjukkan kilatan cahaya yang sangat intens sebelum meredup.
Baca Juga
Advertisement
Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, segera memberikan konfirmasi dan analisis awal mengenai insiden ini. Dalam pernyataannya, ia tegas menyimpulkan bahwa objek yang masuk tersebut adalah meteor berukuran signifikan.
Konfirmasi ini didasarkan pada dua bukti utama. Pertama, kesaksian visual yang konsisten dari masyarakat luas. Kedua, adanya data seismik yang tercatat.
Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa getaran yang menyertai fenomena tersebut terdeteksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Cirebon pada pukul 18:39:12 WIB. Ini memberikan titik waktu yang sangat presisi mengenai kapan puncak fragmentasi atau ledakan terjadi di udara.
Baca Juga
Advertisement
Penjelasan Peneliti BRIN: Seberapa Besar Meteor yang Masuk?
Banyak masyarakat yang bertanya, seberapa besar ukuran meteor yang bisa menghasilkan dentuman sedahsyat itu, dan apa sebenarnya yang menyebabkan getaran tersebut?
Menurut penjelasan peneliti BRIN, Thomas Djamaluddin, meteor yang masuk ke atmosfer Bumi biasanya terbakar dan hancur karena gesekan. Namun, jika ukurannya cukup besar—diperkirakan beberapa meter lebarnya—ia akan menciptakan gelombang kejut (shockwave) saat melaju dengan kecepatan hipersonik.
Gelombang kejut inilah yang kita dengar sebagai dentuman dan rasakan sebagai getaran.
Baca Juga
Advertisement
Ketika objek luar angkasa seperti meteor memasuki atmosfer, ia mengalami pemanasan ekstrem. Pemanasan ini menyebabkan tekanan internal yang hebat, dan pada akhirnya, objek tersebut akan pecah berkeping-keping. Proses fragmentasi ini menghasilkan ledakan udara, atau yang biasa disebut airburst.
Berdasarkan data BMKG Cirebon dan intensitas dentuman, dapat disimpulkan bahwa meteor ini tergolong besar. Fenomena ini mengingatkan kita pada peristiwa meteor Chelyabinsk di Rusia pada tahun 2013, meskipun skala dampak meteor jatuh Cirebon ini diperkirakan jauh lebih kecil.
3 Fakta Ilmiah Dampak Meteor Jatuh Cirebon yang Perlu Anda Tahu
Untuk memahami lebih dalam mengenai insiden di Cirebon ini, berikut adalah tiga fakta ilmiah penting yang dijelaskan oleh para peneliti mengenai fenomena meteor besar:
Baca Juga
Advertisement
-
Dentuman Keras Adalah Sonic Boom, Bukan Ledakan di Tanah
Dentuman yang dirasakan warga Cirebon bukanlah ledakan di permukaan bumi, melainkan efek dari gelombang kejut yang dihasilkan oleh meteor yang melaju melebihi kecepatan suara (sonic boom). Gelombang kejut ini diperkuat saat meteor mengalami fragmentasi di udara. Artinya, meskipun suaranya dahsyat, potensi kerusakan di permukaan sangat minim karena ledakan terjadi di ketinggian puluhan kilometer.
-
Sebagian Besar Meteor Sudah Habis Terbakar
Baca Juga
Advertisement
Meskipun ukurannya besar saat masuk, mayoritas material meteor sudah habis terbakar dan menguap menjadi debu di lapisan atmosfer. Jika ada puing yang tersisa, material tersebut biasanya berupa pecahan kecil atau meteorit yang melambat drastis karena gesekan. Inilah yang menjelaskan mengapa meski ada dentuman hebat, tidak ada laporan kerusakan serius akibat benturan material luar angkasa.
-
Indonesia Rentan Terhadap Fenomena Antariksa
Secara ilmiah, Bumi terus menerus dihujani oleh jutaan benda kecil luar angkasa. Namun, wilayah Indonesia—yang luas dan terletak di garis khatulistiwa—memiliki populasi yang cukup padat sehingga potensi kesaksian visual terhadap benda jatuh menjadi lebih tinggi. Penjelasan peneliti BRIN menegaskan bahwa fenomena seperti ini wajar terjadi, dan sistem pemantauan BRIN terus bekerja untuk melacak objek yang berpotensi berbahaya.
Baca Juga
Advertisement
Pentingnya Pemantauan Benda Dekat Bumi (Near-Earth Objects)
Fenomena dampak meteor jatuh Cirebon kembali menyoroti pentingnya program pemantauan benda-benda antariksa yang dilakukan oleh BRIN.
BRIN, melalui Pusat Riset Antariksa, secara aktif memantau keberadaan Benda Dekat Bumi (Near-Earth Objects atau NEOs). Meskipun meteor yang jatuh di Cirebon tergolong objek yang muncul tiba-tiba dan sulit dideteksi jauh sebelumnya karena ukurannya yang relatif kecil (dibanding asteroid raksasa), pemantauan tetap vital.
Thomas Djamaluddin menekankan bahwa fokus utama pemantauan adalah objek-objek berukuran besar yang berpotensi menimbulkan bencana global jika menabrak Bumi. Objek berukuran beberapa meter seperti yang terjadi di Cirebon adalah bagian dari “hujan kosmik” harian yang terjadi di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
Kehadiran sistem pemantauan ini memastikan bahwa, jika ada ancaman serius dari objek yang jauh lebih besar, pemerintah dan masyarakat dapat dipersiapkan jauh-jauh hari.
Kesimpulan dan Edukasi Sains
Insiden di Cirebon berhasil membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat tentang dunia antariksa. Penjelasan peneliti BRIN memberikan ketenangan sekaligus edukasi bahwa fenomena alam ini—meskipun dramatis—adalah hal yang wajar terjadi.
Penting bagi masyarakat untuk tidak panik dan selalu mengandalkan informasi dari sumber ilmiah terpercaya seperti BRIN. Dentuman keras dan bola api tersebut adalah tanda bahwa Bumi masih terus berinteraksi dengan sisa-sisa material tata surya kita.
Baca Juga
Advertisement
Dengan adanya konfirmasi dan analisis cepat dari Thomas Djamaluddin, kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak meteor jatuh Cirebon. Kita belajar bahwa sains mampu menjelaskan peristiwa alam yang paling mengejutkan sekalipun.
Mari kita terus dukung riset antariksa nasional, karena langit di atas kita menyimpan banyak rahasia yang perlu diungkap.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA