Mengapa 5 Mbps menjadi patokan ideal? Simak klasifikasi kecepatan internet Indonesia yang diusulkan ATSI. Ini alasan Kebutuhan Internet 5 Mbps Pemula sudah cukup!
TechnonesiaID - Diskusi mengenai kecepatan internet di Indonesia seringkali diwarnai oleh sentimen bahwa konektivitas kita masih “lelet” jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Laporan global memang sering menempatkan Indonesia di urutan bawah dalam hal kecepatan rata-rata.
Namun, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) memiliki pandangan berbeda dan baru-baru ini melontarkan usulan penting yang bisa mengubah cara kita mengukur dan memahami kualitas layanan internet. Fokusnya bukan sekadar adu cepat, melainkan
klasifikasi kecepatan internet Indonesia
yang lebih realistis dan berorientasi pada kebutuhan pengguna.Baca Juga
Advertisement
Menurut Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O. Baasir, pengukuran kecepatan seharusnya tidak disamaratakan. Salah satu poin utamanya: banyak pengguna baru (pemula) di Indonesia yang sebenarnya hanya membutuhkan kecepatan minimal sekitar 5 Mbps untuk pengalaman digital yang memadai.
Menjawab Stigma ‘Internet Lelet’: Klasifikasi Kecepatan Internet Indonesia
Kritik terhadap kecepatan internet di Tanah Air sering muncul karena adanya perbandingan global. Ketika laporan Speedtest menyoroti rata-rata kecepatan seluler yang mungkin hanya mencapai belasan Mbps, hal ini langsung memicu persepsi negatif.
ATSI berpendapat bahwa hasil pengukuran rata-rata yang bias ini tidak mencerminkan keberhasilan provider dalam menjangkau area terpencil dan mengakomodasi pengguna dengan tingkat adopsi digital yang berbeda.
Baca Juga
Advertisement
Mengukur layanan internet big broadband yang digunakan oleh korporasi besar dengan layanan seluler yang dipakai oleh pengguna di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) jelas tidak adil. Oleh karena itu, usulan klasifikasi ini menjadi sangat krusial untuk memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kualitas layanan.
Pengukuran Berdasarkan Empat Segmen Pengguna
Usulan Marwan O. Baasir meminta agar parameter pengukuran kecepatan diklasifikasikan berdasarkan segmen pengguna. Tujuannya adalah memastikan setiap kelompok pengguna memiliki ekspektasi yang tepat sesuai dengan layanan yang mereka gunakan dan mampu diakses.
Klasifikasi ini membagi pengguna setidaknya menjadi empat kelompok utama:
Baca Juga
Advertisement
- Pemula (Beginner): Pengguna yang baru pertama kali mengakses internet atau hanya menggunakan layanan dasar.
- Medium: Pengguna reguler yang mungkin mengakses media sosial, streaming video SD, dan pekerjaan ringan.
- Mobile Broadband: Pengguna yang sangat bergantung pada konektivitas seluler cepat untuk berbagai aktivitas, termasuk HD streaming dan gaming ringan.
- Big Broadband: Pengguna korporasi, rumah tangga premium, atau bisnis yang membutuhkan kapasitas dan kecepatan tinggi (misalnya, untuk layanan cloud atau video konferensi berkualitas tinggi).
Jika klasifikasi ini diterapkan, laporan kecepatan internet Indonesia akan menjadi lebih rinci. Kita dapat melihat bahwa kecepatan untuk segmen big broadband sudah sangat tinggi, sementara kecepatan minimal untuk segmen pemula sudah tercukupi.
Mengapa Kebutuhan Internet 5 Mbps Pemula Dianggap Ideal?
Angka 5 Mbps mungkin terdengar kecil bagi mereka yang terbiasa dengan layanan fiber optik 100 Mbps di perkotaan. Namun, untuk jutaan masyarakat Indonesia yang baru mengenal dunia digital, 5 Mbps adalah titik awal yang ideal dan sangat fungsional. Ini adalah kunci penting dalam diskusi tentang Kebutuhan Internet 5 Mbps Pemula.
Berikut adalah 4 alasan utama mengapa 5 Mbps dianggap cukup untuk segmen pengguna pemula:
Baca Juga
Advertisement
1. Mendukung Aktivitas Digital Dasar dengan Lancar
Seorang pengguna pemula umumnya menggunakan internet untuk komunikasi dasar dan akses informasi ringan. Kecepatan 5 Mbps sudah lebih dari cukup untuk menjalankan aplikasi vital seperti:
- Mengakses aplikasi pesan instan (WhatsApp, Telegram).
- Mengakses layanan email dan membaca berita online.
- Streaming musik tanpa buffering.
- Menonton video YouTube atau TikTok pada resolusi standar (480p hingga 720p).
Kecepatan ini memungkinkan pengguna baru menikmati manfaat konektivitas tanpa frustrasi akibat pemuatan data yang terlalu lama.
2. Efisiensi Biaya dan Kelayakan Jaringan
Salah satu tantangan terbesar perluasan jaringan di Indonesia adalah geografis dan biaya. Provider akan lebih realistis dalam membangun infrastruktur jika target kecepatan minimal yang harus dicapai di daerah terpencil adalah 5 Mbps, bukan 50 Mbps.
Baca Juga
Advertisement
Dengan fokus pada kecepatan yang memadai (5 Mbps), penyedia layanan dapat menurunkan biaya operasional dan pada akhirnya, menawarkan paket yang lebih terjangkau bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, sehingga mempercepat penetrasi internet secara nasional.
3. Memenuhi Standar Internet Minimal Global
Meskipun standar global untuk internet “cepat” terus meningkat, kecepatan 5 Mbps masih diakui sebagai batas minimal yang memungkinkan akses ke sebagian besar konten modern. Bagi pengguna yang baru beralih dari tidak ada koneksi sama sekali, lompatan ke 5 Mbps adalah perubahan kualitas hidup yang signifikan.
Ini membantu mengurangi kesenjangan digital, terutama di daerah yang baru tersentuh jaringan 4G atau bahkan 5G yang baru memulai ekspansi.
Baca Juga
Advertisement
4. Pembentukan Ekspektasi yang Realistis
Dengan adanya Klasifikasi Kecepatan Internet Indonesia, pengguna pemula tidak akan membandingkan paket mereka dengan paket gamer profesional. Hal ini penting untuk menjaga kepuasan pelanggan.
Jika seorang pemula tahu bahwa paket 5 Mbps dirancang untuk kebutuhan dasar, mereka akan puas ketika bisa mengirim pesan dan menonton video ringan. Sebaliknya, jika semua orang diharapkan mencapai 50 Mbps, munculnya rasa kecewa akan lebih besar.
Implikasi Klasifikasi Baru Bagi Pertumbuhan Digital
Usulan ATSI ini bukan sekadar permainan angka, melainkan strategi makro untuk mempercepat adopsi digital. Jika provider bisa menunjukkan bahwa kecepatan di daerah-daerah yang mereka jangkau sudah sangat tinggi—khususnya dalam konteks segmen pemula—ini akan meningkatkan citra industri telekomunikasi Indonesia secara keseluruhan.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah dan regulator dapat menggunakan data klasifikasi ini untuk menetapkan target kecepatan minimum (Universal Service Obligation) yang lebih spesifik dan terukur, bukan sekadar target kecepatan rata-rata yang mudah dipengaruhi oleh data big broadband di kota besar.
Pada akhirnya, fokus pada Kebutuhan Internet 5 Mbps Pemula adalah langkah bijak untuk memastikan bahwa inklusi digital di Indonesia berjalan merata. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya diukur dari seberapa cepat kita di mata dunia, tetapi seberapa banyak warga negara yang sudah bisa mengakses layanan digital yang memadai.
Dengan pengukuran yang adil dan berbasis segmen, kita bisa berharap industri telekomunikasi Indonesia akan terus berupaya menyediakan kecepatan tinggi bagi pengguna premium, sambil memastikan bahwa setiap warga negara—bahkan pemula—mendapatkan koneksi yang layak untuk menopang aktivitas sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA