Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 Dampak Mengerikan Internet Diblokir Total, Afghanistan Gelap Gulita

3 Oktober 2025 | 14:19

Realme GT 8 Pro Bawa 5 Inovasi Kamera Modular Paling Gila

3 Oktober 2025 | 13:19

5 Fakta Mengejutkan Akuisisi Electronic Arts oleh Dana Arab Saudi PIF Rp 917 T

3 Oktober 2025 | 12:19
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 5 Dampak Mengerikan Internet Diblokir Total, Afghanistan Gelap Gulita
  • Realme GT 8 Pro Bawa 5 Inovasi Kamera Modular Paling Gila
  • 5 Fakta Mengejutkan Akuisisi Electronic Arts oleh Dana Arab Saudi PIF Rp 917 T
  • 5 Poin Penting Penundaan PPh Pedagang Online: Angin Segar UMKM
  • 5 Fakta Terbaru Pencairan Uang Pensiun Sri Mulyani oleh Taspen
  • 5 Alasan Realme P3 Lite 4G Wajib Dibeli: Baterai 6000mAh dan NFC 360°
  • 5 Fakta Kontroversi Akuisisi TikTok Tokopedia, KPPU Turun Tangan
  • 5 Modus Penjualan Rokok Ilegal di E-commerce, Disamarkan Jadi Pakaian Dalam
Jumat, Oktober 3
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Berita Tekno » 5 Modus Penjualan Rokok Ilegal di E-commerce, Disamarkan Jadi Pakaian Dalam
Berita Tekno

5 Modus Penjualan Rokok Ilegal di E-commerce, Disamarkan Jadi Pakaian Dalam

Olin SianturiOlin Sianturi3 Oktober 2025 | 07:19
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Penjualan Rokok Ilegal di E-commerce
Penjualan Rokok Ilegal di E-commerce
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Terkuak! Bea Cukai bongkar 5 Modus Penjualan Rokok Ilegal di E-commerce yang memanfaatkan celah platform. Waspadai Penindakan Rokok Ilegal E-commerce terbaru ini.

TechnonesiaID - Dunia e-commerce yang seharusnya menjadi wadah transaksi yang transparan dan aman, kini menghadapi tantangan serius. Berbagai celah dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menjual barang-barang ilegal, salah satunya adalah rokok tanpa pita cukai atau rokok ilegal.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan baru-baru ini mengungkap sebuah modus Penjualan Rokok Ilegal yang sangat cerdik. Para pedagang online menyamarkan produk terlarang ini dengan barang-barang sehari-hari yang tidak terduga, bahkan hingga pakaian dalam.

Baca Juga

  • 5 Dampak Mengerikan Internet Diblokir Total, Afghanistan Gelap Gulita
  • Realme GT 8 Pro Bawa 5 Inovasi Kamera Modular Paling Gila

Advertisement

Operasi penindakan yang dilakukan DJBC menunjukkan betapa licinnya para pelaku kejahatan siber ini. Keberhasilan mereka dalam bersembunyi di balik etalase digital menuntut kita, sebagai konsumen dan pelaku industri, untuk lebih waspada.

Mengapa E-commerce Menjadi Target Utama Penjualan Rokok Ilegal?

Pertumbuhan platform digital memberikan kemudahan akses pasar yang masif dan cepat. Namun, kemudahan ini juga disalahgunakan. Bagi penjual rokok ilegal, e-commerce menawarkan anonimitas relatif dan jangkauan nasional tanpa harus berhadapan langsung dengan petugas pengawas di lapangan.

Selain itu, sistem pengawasan internal platform yang berfokus pada produk-produk yang jelas dilarang (seperti narkoba atau senjata) seringkali gagal mendeteksi produk-produk ilegal yang disamarkan dengan sempurna.

Baca Juga

  • 5 Poin Penting Penundaan PPh Pedagang Online: Angin Segar UMKM
  • 5 Fakta Kontroversi Akuisisi TikTok Tokopedia, KPPU Turun Tangan

Advertisement

Bea Cukai menyadari bahwa teknik pengawasan tradisional tidak lagi efektif. Oleh karena itu, strategi penindakan kini bergeser ke ranah digital melalui teknik pembelian terselubung atau mystery shopping.

Detil 5 Modus Penjualan Rokok Ilegal di E-commerce

Dalam operasi yang berlangsung selama dua pekan, DJBC berhasil mengungkap berbagai taktik kreatif yang digunakan oleh para pedagang nakal untuk menyembunyikan identitas asli barang dagangan mereka. Modus operandi ini bertujuan untuk mengelabui sistem filter platform, algoritma pencarian, dan tentu saja, petugas.

Berikut adalah 5 Modus Penjualan Rokok Ilegal yang paling sering digunakan dan berhasil dibongkar dalam Penindakan Rokok Ilegal E-commerce terbaru ini:

Baca Juga

  • 5 Fakta Mengejutkan Aplikasi AI Internal Apple ‘Veritas’ untuk Siri Generasi Berikutnya
  • 4 Alasan Kenapa Kebutuhan Internet 5 Mbps Cukup untuk Pemula di RI

Advertisement

Modus 1: Penyamaran Barang yang Ekstrem

Ini adalah modus yang paling mencolok dan menjadi berita utama. Penjual mengubah kategori produk secara drastis agar tidak ada yang mencurigai rokok yang mereka jual. Mereka memajang gambar produk legal, namun yang dikirim adalah rokok ilegal.

Barang-barang yang digunakan sebagai penyamaran atau “wadah” iklan meliputi:

  • Pakaian dalam (celana dalam pria atau wanita).
  • Kaos atau T-shirt dengan logo atau merek rokok.
  • Aksesoris teknologi seperti mouse gaming dan keyboard.
  • Sandal atau alas kaki.

Penyamaran menjadi pakaian dalam atau mouse gaming adalah upaya ekstrem untuk memastikan kata kunci “rokok” tidak muncul di hasil pencarian teratas, sehingga lolos dari pengawasan otomatis platform.

Baca Juga

  • 5 Hal Wajib Tahu: OnePlus 15 Rilis Global dan Fitur Warna Sand Storm
  • 5 Alasan Utama Warga AS Pindah ke HP Android, iOS Menurun

Advertisement

Modus 2: Manipulasi Judul dan Deskripsi Produk

Jika barang disamarkan, judul dan deskripsi harus menyesuaikan. Penjual menggunakan kode, singkatan, atau bahasa yang hanya dipahami oleh komunitas pembeli rokok ilegal mereka. Misalnya, mereka tidak menulis “Rokok Merk X Cukai Palsu” melainkan “Barang koleksi vintage X” atau “Replika mainan Y”.

Komunikasi rahasia ini memastikan bahwa meskipun produk tersebut terdeteksi sebagai pakaian dalam, pembeli yang berniat membeli rokok tetap tahu apa yang mereka cari.

Modus 3: Menggunakan Akun Anonim dan Sementara (Ghost Account)

Penjual seringkali membuat akun baru yang sifatnya sementara (ghost account). Ketika Modus Penjualan Rokok Ilegal mereka terdeteksi atau mendapatkan penindakan, akun tersebut langsung dihapus, dan mereka berpindah ke akun baru. Hal ini menyulitkan pelacakan berulang dan penangkapan pelaku utama.

Baca Juga

  • 5 Cara Mengatasi Kecanduan HP ala Jepang, Terbukti Ampuh!
  • Waspada! 4 Ciri Modus Penipuan OTP Terbaru & Cara Cegahnya dari Google

Advertisement

Technonesia Ad Banner

Modus 4: Transaksi Rahasia di Luar Platform

Platform e-commerce hanya digunakan sebagai jembatan awal untuk menarik minat. Setelah pembeli tertarik, transaksi diselesaikan melalui jalur pribadi, seperti aplikasi pesan singkat (WhatsApp atau Telegram). Tujuannya adalah menghindari jejak digital dan komisi yang harus dibayarkan kepada platform.

Modus 5: Penjualan Grosir Tersembunyi

Beberapa penjual menawarkan rokok ilegal dalam jumlah besar (grosir), namun mereka menuliskannya sebagai “paket bundling” atau “paket hadiah.” Ini ditujukan untuk distributor atau pengecer kecil yang ingin mendapatkan keuntungan dari harga rokok tanpa cukai yang jauh lebih murah.

Operasi Senyap Bea Cukai: Strategi Penindakan Rokok Ilegal E-commerce

Menghadapi kecanggihan para penjual ilegal, DJBC menggunakan metode yang serupa dengan mata-mata: mystery shopping. Petugas menyamar sebagai pembeli biasa, melakukan pembelian rokok ilegal yang disamarkan, dan setelah barang diterima, penindakan resmi dilakukan.

Baca Juga

  • 2 Minggu Lumpuh! Ini 5 Dampak Kebakaran Data Center Pemerintah Korsel
  • 5 Penyebab Internet Lambat di Indonesia, Bos Telko Buka Suara!

Advertisement

Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai, di kutip dari keterangan resminya, menyatakan bahwa strategi ini sangat efektif untuk membongkar rantai pasok dan modus operandi yang kompleks.

Selama periode penindakan tersebut, DJBC berhasil melakukan empat kali penindakan langsung di lapangan, membuktikan bahwa rokok ilegal memang dikirimkan, meskipun barang yang dipesan di platform adalah celana dalam atau mouse gaming.

Konsekuensi Hukum dan Kerugian Negara

Penindakan Rokok Ilegal E-commerce bukan hanya masalah etika berjualan, tetapi juga merugikan negara secara finansial. Rokok ilegal adalah rokok yang dijual tanpa pita cukai atau menggunakan pita cukai palsu, yang berarti penerimaan negara dari sektor cukai hilang.

Baca Juga

  • Internet Lemot? 5 Fakta Mengejutkan Tanggung Jawab Platform OTT
  • 5 Fakta Mengejutkan Denda TikTok Akuisisi Tokopedia dari KPPU

Advertisement

Bea Cukai menegaskan bahwa penjualan rokok ilegal melanggar Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai. Ancaman hukum yang dihadapi para pelaku tidak main-main, meliputi hukuman penjara dan denda yang sangat besar.

Para pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran cukai, sesuai dengan Pasal 54 atau 56 UU Cukai, dapat dikenakan pidana penjara minimal satu tahun dan maksimal lima tahun, serta denda minimal dua kali nilai cukai hingga sepuluh kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang menemukan tawaran rokok dengan harga yang terlalu murah atau mencurigakan, penting untuk segera melaporkannya. Kehati-hatian adalah kunci utama untuk menghindari kerugian, baik bagi diri sendiri maupun negara.

Baca Juga

  • 3 Alasan Mengejutkan XL Batal Wujudkan Internet 100 Mbps Murah
  • 3 Fakta Mengejutkan Kesepakatan TikTok Trump, China Tak Tergoyahkan!

Advertisement

Peran Platform dan Konsumen dalam Mencegah Modus Penjualan Rokok Ilegal

Meskipun Bea Cukai telah melakukan upaya maksimal dalam Penindakan Rokok Ilegal E-commerce, peran platform dan konsumen juga sangat vital. Platform e-commerce harus terus meningkatkan algoritma deteksi mereka untuk mengenali pola-pola aneh, terutama ketika terdapat perbedaan signifikan antara kategori produk (misalnya, Pakaian Dalam) dan harga yang tidak masuk akal (hanya Rp 10.000 untuk mouse gaming, tapi yang dikirim rokok).

Dari sisi konsumen, kita harus selalu kritis. Jika sebuah toko menjual produk yang aneh atau memaksa transaksi dilakukan di luar platform resmi, ada kemungkinan besar itu adalah skema penipuan atau bagian dari penjualan barang ilegal.

Pengawasan bersama ini diharapkan dapat menekan laju modus Penjualan Rokok Ilegal di masa mendatang, memastikan bahwa ruang digital tetap menjadi tempat yang aman dan legal untuk bertransaksi.

Baca Juga

  • 3 Alasan RI Susah Pindah ke 5G, Bikin Internet Lambat!
  • Terungkap! 3 Fakta Penting Denda TikTok Caplok Tokopedia Rp15 Miliar

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA

Bea Cukai Cukai E-commerce Penipuan Online Rokok Ilegal
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article3 Fakta Mengejutkan Kecerdasan Manusia Flores (Hobbit)
Next Article 5 Fakta Kontroversi Akuisisi TikTok Tokopedia, KPPU Turun Tangan
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

5 Dampak Mengerikan Internet Diblokir Total, Afghanistan Gelap Gulita

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 14:19

Realme GT 8 Pro Bawa 5 Inovasi Kamera Modular Paling Gila

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 13:19

5 Poin Penting Penundaan PPh Pedagang Online: Angin Segar UMKM

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 11:19

5 Fakta Kontroversi Akuisisi TikTok Tokopedia, KPPU Turun Tangan

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 08:19

5 Fakta Mengejutkan Aplikasi AI Internal Apple ‘Veritas’ untuk Siri Generasi Berikutnya

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 05:20

4 Alasan Kenapa Kebutuhan Internet 5 Mbps Cukup untuk Pemula di RI

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 04:19
Pilihan Redaksi
Gadget

Xiaomi 17 Series Pecahkan Rekor Penjualan dalam 5 Menit

Olin Sianturi29 September 2025 | 19:35

Xiaomi 17 Series pecahkan rekor penjualan hanya dalam 5 menit di China, membawa Snapdragon 8…

Waspada! Ini 5 Bahaya Jarang Update Software HP di iPhone & Android

30 September 2025 | 20:04

5 Fakta Mengejutkan Desain Resmi OnePlus 15 Terungkap!

30 September 2025 | 05:04

Hands-On Redmi Pad 2 Pro: 5 Keunggulan Mengejutkan Tablet Ini!

30 September 2025 | 09:05

iQOO 15 Resmi Hadir dengan Kamera Periskop 50MP

29 September 2025 | 19:47
Terbaru

5 Dampak Mengerikan Internet Diblokir Total, Afghanistan Gelap Gulita

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 14:19

Realme GT 8 Pro Bawa 5 Inovasi Kamera Modular Paling Gila

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 13:19

5 Poin Penting Penundaan PPh Pedagang Online: Angin Segar UMKM

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 11:19

5 Fakta Kontroversi Akuisisi TikTok Tokopedia, KPPU Turun Tangan

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 08:19

5 Fakta Mengejutkan Aplikasi AI Internal Apple ‘Veritas’ untuk Siri Generasi Berikutnya

Olin Sianturi3 Oktober 2025 | 05:20
technonesia-ads
TechnoNesia.ID Logo
Member Of : Media Publica Logo
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
© TechnoNesia.ID 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Logo Media Bekasi Logo GadgetDiva Logo Ronde Aktual Logo

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Advertisement