Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

7 Trik Licik Penipuan Beli HP Samsung Palsu Rp 7,5 Juta Terbongkar!

30 Desember 2025 | 12:00

Kiamat Driver Online: 3 Dampak Taksi Robot Waymo Bikin San Francisco Kacau

30 Desember 2025 | 10:00

5 Cara Teknologi AI Mengubah Bisnis Tambang Jadi Lebih Cerdas

30 Desember 2025 | 08:00
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 7 Trik Licik Penipuan Beli HP Samsung Palsu Rp 7,5 Juta Terbongkar!
  • Kiamat Driver Online: 3 Dampak Taksi Robot Waymo Bikin San Francisco Kacau
  • 5 Cara Teknologi AI Mengubah Bisnis Tambang Jadi Lebih Cerdas
  • 5 Titik Fenomena Air Terjun Dadakan Lombok, Menguak Misteri ‘Gunung Menangis’
  • 5 Tanda Harga Komputer Laptop Naik, Dampak Kekurangan Memori Global
  • 5 Lapisan Investasi Digital: Mengapa Hashim Kuasai Ekosistem AI
  • 3 Temuan Terbaru Gletser Thwaites Mencair: 50 Juta Jiwa Terancam
  • 5 Keunggulan Samsung Galaxy Tab S10 Lite 5G: Jawara Tablet Produktivitas
Selasa, Desember 30
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Berita Tekno » 3 Alasan Penting Apple Ancam Keluar dari Eropa, Mengejutkan!
Berita Tekno

3 Alasan Penting Apple Ancam Keluar dari Eropa, Mengejutkan!

Olin SianturiOlin Sianturi30 September 2025 | 10:34
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Apple Ancam Keluar dari Eropa
Apple Ancam Keluar dari Eropa (foto: Istimewa)
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Mengejutkan! Apple ancam keluar dari Eropa karena aturan baru. Apa dampak aturan Digital Markets Act bagi pengguna iPhone? Temukan 3 alasan utamanya.

TechnonesiaID - Dunia teknologi sedang diguncang oleh berita besar. Apple, raksasa teknologi asal Cupertino, secara terbuka menyatakan kemungkinan untuk menghentikan penjualan seluruh produknya, termasuk iPhone, di 27 negara Uni Eropa. Ini bukan gertakan biasa, melainkan respons keras terhadap regulasi baru yang mereka anggap mengancam pondasi bisnis dan keamanan penggunanya.

Ancaman ini menjadi puncak dari ketegangan yang sudah lama membara antara perusahaan teknologi besar dan regulator Eropa. Di pusat perseteruan ini adalah sebuah aturan bernama Digital Markets Act (DMA). Mari kita bedah lebih dalam apa sebenarnya aturan ini dan mengapa Apple rela mempertaruhkan pasar sebesar Eropa.

Baca Juga

  • 5 Tanda Harga Komputer Laptop Naik, Dampak Kekurangan Memori Global
  • 3 Temuan Terbaru Gletser Thwaites Mencair: 50 Juta Jiwa Terancam

Advertisement

Apa Itu Aturan Digital Markets Act (DMA)? Biang Keladi Masalah

Sebelum memahami kemarahan Apple, kita perlu tahu apa itu Digital Markets Act. Sederhananya, DMA adalah seperangkat aturan yang dibuat oleh Komisi Eropa untuk mengendalikan kekuatan perusahaan teknologi raksasa yang mereka sebut sebagai “gatekeeper” atau “penjaga gerbang”.

Tujuan utama DMA adalah menciptakan ekosistem digital yang lebih adil dan terbuka. Regulasi ini memaksa para gatekeeper untuk mengubah cara mereka beroperasi di Eropa. Beberapa poin kunci yang diwajibkan oleh DMA antara lain:

  • Mengizinkan App Store Pihak Ketiga: Pengguna iPhone harus diizinkan untuk mengunduh aplikasi dari luar App Store resmi Apple, sebuah praktik yang dikenal sebagai sideloading.
  • Sistem Pembayaran Alternatif: Developer harus diberi kebebasan untuk menggunakan sistem pembayaran mereka sendiri, tidak hanya terpaku pada sistem pembayaran milik Apple yang memotong komisi hingga 30%.
  • Interoperabilitas Layanan Pesan: Layanan seperti iMessage harus bisa berinteraksi dengan platform pesan lain seperti WhatsApp atau Telegram.
  • Akses Data untuk Pesaing: Memberikan akses data yang lebih adil kepada para pesaing bisnis yang beroperasi di platform mereka.

Bagi Uni Eropa, ini adalah langkah penting untuk mendorong inovasi dan kompetisi. Namun bagi Apple, ini adalah mimpi buruk yang mengancam segala hal yang telah mereka bangun.

Baca Juga

  • 6 Poin Penting Evaluasi Kinerja Oppo 2025: Find X9 Pro Terbaik?
  • 5 Penemuan Bawah Laut Sulut di 4.500 M: Hasil Riset BRIN Tak Terduga

Advertisement

3 Alasan Utama Kenapa Apple Ancam Keluar dari Eropa

Sikap keras Apple bukan tanpa alasan. Mereka percaya bahwa pemaksaan aturan Digital Markets Act akan membawa lebih banyak kerugian daripada keuntungan, terutama bagi konsumen setia mereka. Berikut adalah tiga pilar utama argumen mereka.

1. Mengorbankan Keamanan dan Privasi Pengguna

Ini adalah argumen terbesar dan paling fundamental dari Apple. Selama ini, ekosistem Apple dikenal sebagai “taman bertembok” (walled garden) yang sangat aman. Setiap aplikasi di App Store melewati proses peninjauan yang ketat untuk memastikan tidak ada malware, penipuan, atau pelanggaran privasi.

Dengan diizinkannya sideloading, Apple kehilangan kendali atas apa yang diinstal pengguna di perangkat mereka. Hal ini membuka pintu lebar-lebar bagi:

Baca Juga

  • 5 Fakta: 16.600 Jejak Kaki Dinosaurus Bolivia, Situs Terbesar Dunia
  • Bocoran 1,8 Juta Skor AnTuTu OnePlus Turbo: Siap Gempur Kelas Gaming?

Advertisement

  • Malware dan Virus: Aplikasi dari sumber tidak terpercaya bisa dengan mudah menyusupkan software berbahaya untuk mencuri data pribadi.
  • Aplikasi Penipuan: Aplikasi yang meniru layanan perbankan atau media sosial untuk mencuri kata sandi dan informasi finansial.
  • Pelanggaran Privasi: Aplikasi yang tidak mengikuti standar privasi ketat Apple bisa saja mengumpulkan dan menjual data pengguna tanpa izin yang jelas.

Apple berargumen bahwa mereka tidak bisa menjamin keamanan pengguna jika perangkat mereka dipaksa untuk terbuka dengan cara ini.

2. Merusak Pengalaman Pengguna (User Experience)

Salah satu kekuatan utama produk Apple adalah pengalaman pengguna yang mulus, terintegrasi, dan konsisten. Semua aplikasi terasa dan berfungsi dengan cara yang serupa, menciptakan antarmuka yang intuitif.

DMA, menurut Apple, akan menghancurkan konsistensi ini. Bayangkan jika setiap aplikasi menggunakan sistem pembayarannya sendiri dengan antarmuka yang berbeda-beda. Hal ini tidak hanya membingungkan tetapi juga merepotkan. Pengalaman premium yang selama ini menjadi ciri khas iPhone akan terkikis.

Baca Juga

  • Terekam: 5 Fakta Tumbukan Objek Kecepatan Tinggi di Bulan 2025
  • Pemulihan Jaringan Pasca Banjir: 100 Genset Telkomsel Tiba di Aceh

Advertisement

3. Melemahkan Inovasi dan Model Bisnis

Apple menyatakan bahwa komisi 30% dari App Store bukanlah sekadar keuntungan. Dana tersebut digunakan kembali untuk berinvestasi dalam pengembangan alat bagi para developer, membiayai tim peninjau aplikasi global, dan terus berinovasi pada sistem operasi iOS.

Jika para developer besar bisa dengan mudah membuat toko aplikasi atau sistem pembayaran sendiri, maka sumber pendapatan yang menopang seluruh ekosistem ini akan berkurang drastis. Apple khawatir hal ini akan menurunkan kualitas ekosistem secara keseluruhan dalam jangka panjang.

Sebuah Pertaruhan Besar: Siapa yang Akan Mengalah?

Ancaman Apple ancam keluar dari Eropa adalah sebuah pertaruhan tingkat tinggi. Di satu sisi, Eropa adalah salah satu pasar terbesar dan paling menguntungkan bagi Apple. Kehilangan akses ke pasar ini akan menjadi pukulan finansial yang sangat besar.

Baca Juga

  • 3 Ancaman Serius Drone China Bikin AS Ketakutan: Konflik Penggunaan Drone DJI
  • Samsung Pamerkan AI Vision dengan Google Gemini di CES 2026, Dapur Pintar Naik Level

Advertisement

Di sisi lain, hilangnya iPhone dan produk Apple lainnya juga akan menjadi kerugian besar bagi konsumen dan ekonomi digital Eropa. Ini adalah “perang dingin” teknologi di mana kedua belah pihak memiliki daya tawar yang sangat kuat.

Pada akhirnya, konflik ini lebih dari sekadar perseteruan antara satu perusahaan dan satu blok negara. Ini adalah cerminan dari perdebatan global tentang masa depan internet: Haruskah platform digital menjadi ekosistem tertutup yang aman dan terkurasi, atau pasar terbuka yang bebas dan kompetitif? Jawaban atas pertanyaan ini akan membentuk lanskap teknologi untuk dekade-dekade mendatang.

Baca Juga

  • Samsung AI-Connected Living Resmi Rilis di CES 2026, Hunian Masa Depan Jadi Nyata
  • Geger! 4 Alasan Sumba Dijuluki ‘Dunia Hilang’ di RI: Penemuan Fosil Kuno

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
Apple Digital Markets Act iPhone Uni Eropa
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article5 Fakta Mengejutkan Lomba Balap Sperma Unik, Raih Dana Rp 166 M!
Next Article 5 Alasan Penting Kolaborasi Operator Seluler Demi Internet Cepat
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

5 Tanda Harga Komputer Laptop Naik, Dampak Kekurangan Memori Global

Olin Sianturi30 Desember 2025 | 04:00

3 Temuan Terbaru Gletser Thwaites Mencair: 50 Juta Jiwa Terancam

Olin Sianturi30 Desember 2025 | 00:00

6 Poin Penting Evaluasi Kinerja Oppo 2025: Find X9 Pro Terbaik?

Olin Sianturi29 Desember 2025 | 18:00

5 Penemuan Bawah Laut Sulut di 4.500 M: Hasil Riset BRIN Tak Terduga

Olin Sianturi29 Desember 2025 | 12:00

5 Fakta: 16.600 Jejak Kaki Dinosaurus Bolivia, Situs Terbesar Dunia

Olin Sianturi29 Desember 2025 | 10:00

3 Masalah Krusial Pengembangan iPhone Lipat Apple, Ambisi 2026 Terancam

Olin Sianturi25 Desember 2025 | 06:43
Pilihan Redaksi

Samsung Galaxy Tab A11 Resmi Meluncur: 5 Keunggulan Tablet 8 Inci Murah

Olin Sianturi23 Desember 2025 | 10:43

Cari tablet 8 inci terjangkau? Simak ulasan lengkap Harga Samsung Galaxy Tab A11 dan Spesifikasi…

5 Keunggulan Realme C85: Smartphone Baterai Ultra Tahan Air yang Lagi Diskon

22 Desember 2025 | 18:27

5 Detail Bocoran Xiaomi 17 Ultra Kamera: Sensor 1-Inci & Branding Baru

17 Desember 2025 | 23:27

Moto Pad 60 Pro vs iPad Gen 11: 7 Perbedaan Kunci Tablet Menggambar Presisi

24 Desember 2025 | 22:43

5 Upgrade Spesifikasi Huawei MatePad 11.5 (2026) & Harga Resmi

24 Desember 2025 | 08:43
Terbaru

5 Tanda Harga Komputer Laptop Naik, Dampak Kekurangan Memori Global

Olin Sianturi30 Desember 2025 | 04:00

3 Temuan Terbaru Gletser Thwaites Mencair: 50 Juta Jiwa Terancam

Olin Sianturi30 Desember 2025 | 00:00

6 Poin Penting Evaluasi Kinerja Oppo 2025: Find X9 Pro Terbaik?

Olin Sianturi29 Desember 2025 | 18:00

5 Penemuan Bawah Laut Sulut di 4.500 M: Hasil Riset BRIN Tak Terduga

Olin Sianturi29 Desember 2025 | 12:00

5 Fakta: 16.600 Jejak Kaki Dinosaurus Bolivia, Situs Terbesar Dunia

Olin Sianturi29 Desember 2025 | 10:00
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Member Of : Media Publica
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Terhubung Dengan Kami
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
www.technonesia.id © 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Media Bekasi GadgetDiva Ronde Aktual

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.