Fenomena Gerhana Matahari Parsial 21 September 2025 akan segera tiba! Apakah Indonesia termasuk? Simak daftar negara yang beruntung bisa menyaksikannya langsung.
TechnonesiaID - Para pencinta astronomi dan pengamat langit, tandai kalender Anda! Sebuah peristiwa langit yang sangat dinantikan akan segera terjadi. Pada 21 September 2025 mendatang, sebagian belahan Bumi akan disuguhi pemandangan spektakuler berupa Gerhana Matahari Parsial.
Fenomena ini akan menjadi gerhana Matahari terakhir di tahun 2025, menjadikannya sebuah momen yang sayang untuk dilewatkan. Saat gerhana terjadi, Bulan akan melintas di antara Bumi dan Matahari, namun tidak menutupinya secara sempurna. Hasilnya adalah pemandangan Matahari yang seolah “tergigit” sebagian, menciptakan visual yang dramatis di langit.
Baca Juga
Advertisement
Memahami Apa Itu Gerhana Matahari Parsial

Sebelum kita membahas lebih jauh negara mana saja yang bisa menyaksikannya, mari kita pahami dulu apa sebenarnya Gerhana Matahari Parsial itu. Sederhananya, fenomena ini terjadi ketika posisi Bulan tidak benar-benar sejajar sempurna untuk menutupi seluruh piringan Matahari dari sudut pandang kita di Bumi.
Bayangkan tiga benda langit: Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis. Jika Bulan menutupi seluruh Matahari, itu disebut Gerhana Matahari Total. Namun, dalam kasus Gerhana Matahari Parsial, Bulan hanya menutupi sebagian saja. Hal ini terjadi karena lintasan bayangan inti (umbra) Bulan meleset dari permukaan Bumi, dan hanya bayangan luarnya (penumbra) yang menyapu sebagian wilayah di planet kita.
Daftar Negara yang Bisa Menyaksikan Gerhana Matahari Parsial 21 September 2025
Sayangnya, tidak semua penduduk Bumi bisa menikmati pemandangan langka ini. Jalur gerhana pada 21 September 2025 sebagian besar akan melintasi lautan dan wilayah di Belahan Bumi Selatan. Jadi, jika Anda berada di Indonesia, Anda belum beruntung kali ini.

Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan data dari NASA dan lembaga astronomi lainnya, berikut adalah daftar negara gerhana matahari parsial 2025 yang akan dilintasi oleh bayangan penumbra Bulan:
- Selandia Baru: Negara ini menjadi salah satu lokasi daratan terbaik untuk pengamatan. Hampir seluruh wilayah Selandia Baru, dari Pulau Utara hingga Pulau Selatan, akan dapat menyaksikan fase parsial gerhana dengan jelas, tentunya jika cuaca mendukung.
- Australia: Sebagian besar wilayah tenggara Australia, termasuk negara bagian Tasmania, Victoria, dan New South Wales, akan mendapatkan kesempatan untuk melihat Matahari “tergigit” oleh Bulan. Semakin ke selatan lokasinya, semakin besar porsi Matahari yang tertutup.
- Antartika: Benua es di kutub selatan ini akan mengalami persentase gerhana terbesar. Para peneliti dan staf di stasiun-stasiun riset di sebagian wilayah Antartika akan menjadi saksi utama fenomena langit ini.
- Kepulauan Pasifik Selatan: Beberapa pulau kecil yang tersebar di Samudra Pasifik bagian selatan juga akan masuk dalam jalur gerhana.
- Sebagian kecil Amerika Selatan: Ujung paling selatan dari Cile dan Argentina mungkin akan melihat fase gerhana yang sangat tipis sesaat sebelum Matahari terbenam.
Lalu, Mengapa Indonesia Tidak Bisa Melihatnya?
Pertanyaan ini pasti muncul di benak banyak orang. Jawabannya terletak pada geometri bayangan Bulan. Bayangan penumbra yang dihasilkan Bulan saat gerhana ini jatuh sangat jauh di selatan garis khatulistiwa, tempat Indonesia berada. Karena kelengkungan Bumi, lokasi kita terlalu jauh di utara untuk bisa melihat Bulan melintas di depan Matahari pada saat itu.
Baca Juga
Advertisement