Siapa sangka, evolusi ciuman pertama ternyata sudah terjadi sejak jutaan tahun lalu! Penelitian Oxford mengungkap sejarah ciuman kera besar yang mengejutkan.
Menggali Akar Evolusi Ciuman Pertama: Menggeser Garis Waktu
Selama ini, ciuman—sebagai bentuk ekspresi kasih sayang, keintiman, atau bahkan sapaan—identik dan hampir secara eksklusif dikaitkan dengan perilaku manusia modern. Pemahaman konvensional sering kali menempatkan ciuman sebagai fenomena budaya yang muncul relatif baru dalam lini masa sejarah peradaban.
TechnonesiaID - Namun, studi ilmiah terbaru telah menggemparkan pandangan tersebut. Penelitian mendalam mengenai perilaku primata menunjukkan bahwa kontak mulut ke mulut, yang secara ilmiah memenuhi definisi ciuman, jauh lebih tua dari yang kita duga. Ini memaksa kita untuk meninjau kembali garis waktu evolusi ciuman pertama.
Baca Juga
Advertisement
Studi mutakhir yang dipublikasikan dalam jurnal Evolution and Human Behavior telah memberikan bukti kuat mengenai hal ini. Riset yang dilakukan oleh para ahli biologi evolusi dari Universitas Oxford menemukan bahwa ciuman memiliki akar evolusioner yang sangat purba, bukan hanya dimiliki oleh Homo sapiens.
Penemuan ini tidak hanya sekadar fakta menarik, melainkan juga sebuah wawasan mendalam mengenai bagaimana ikatan sosial dan perilaku intim berkembang di antara spesies primata.
5 Bukti Ilmiah Sejarah Ciuman Kera Besar
Penelitian yang dipimpin oleh ahli biologi evolusi terkemuka, Matilda Brindle, mengungkap bahwa perilaku menyerupai ciuman pada nenek moyang kita telah ada jauh sebelum manusia modern muncul. Berikut adalah lima bukti krusial yang menjelaskan penemuan ini.
Baca Juga
Advertisement
1. Usia yang Jauh Lebih Tua: Era Miosen
Temuan ini secara spesifik menunjuk pada rentang waktu yang menakjubkan: antara 21,5 hingga 16,9 juta tahun yang lalu. Periode ini menempatkan asal-usul perilaku ciuman pada era Miosen, jauh sebelum spesies manusia berevolusi dan mendominasi bumi.
2. Berasal dari Nenek Moyang Kera Besar
Baca Juga
Advertisement
Perilaku ini didokumentasikan pada nenek moyang kera besar (great apes) — kelompok yang mencakup orangutan, simpanse, dan tentu saja, manusia. Ini menegaskan bahwa ciuman adalah warisan perilaku yang kita miliki bersama.
3. Definisi Ilmiah yang Luas
Para peneliti menggunakan definisi ilmiah yang lebih luas untuk ciuman, yaitu kontak mulut ke mulut yang terjadi untuk tujuan selain agresi. Definisi ini mencakup sentuhan, gesekan, atau interaksi oral yang ditujukan untuk ikatan atau transfer nutrisi.
Baca Juga
Advertisement
4. Bukan Fenomena Khas Manusia
Studi ini secara tegas membantah anggapan bahwa ciuman adalah perilaku khas manusia. Selain simpanse dan orangutan, spesies lain seperti beruang kutub juga diketahui melakukan kontak mulut ke mulut yang sesuai dengan kriteria ilmiah ciuman. Hal ini membuktikan bahwa sejarah ciuman kera besar hanya sebagian kecil dari cerita evolusi yang lebih besar.
5. Bukti dari Primata Modern
Baca Juga
Advertisement
Pengamatan terhadap primata modern menunjukkan variasi perilaku “ciuman” atau kontak oral. Simpanse, misalnya, sering melakukan kontak mulut sebagai bagian dari rekonsiliasi setelah konflik, menunjukkan fungsi sosial yang kompleks.
Mengapa Ciuman Bukan Fenomena Khas Manusia?
Ketika kita membahas evolusi ciuman pertama, penting untuk memisahkan ciuman romantis ala Hollywood dengan perilaku kontak oral pada hewan. Beberapa spesies hewan menunjukkan perilaku serupa yang memiliki fungsi penting.
- Beruang Kutub: Mereka sering menggosokkan moncong dan hidung sebagai bentuk sapaan non-agresif.
- Simpanse dan Bonobo: Kontak mulut sering terjadi dalam konteks rekonsiliasi dan penguatan ikatan sosial setelah pertengkaran.
- Orangutan: Interaksi mulut ke mulut dapat diamati, terutama antara induk dan anak, yang sering terkait dengan transfer makanan atau kenyamanan.
Fakta bahwa perilaku ini muncul secara independen pada garis keturunan evolusioner yang berbeda menunjukkan bahwa ia memiliki manfaat biologis dan sosial yang kuat, jauh melampaui sekadar romansa.
Baca Juga
Advertisement
Fungsi Ciuman Primitif: Lebih dari Sekedar Romansa
Jika ciuman primitif tidak muncul dari hasrat romantis seperti yang kita kenal saat ini, lalu apa fungsi utamanya? Para ahli biologi evolusi mengidentifikasi beberapa peran kunci dalam sejarah ciuman kera besar.
Transfer Nutrisi dan Kekebalan
Salah satu hipotesis utama mengenai asal-usul kontak mulut adalah pre-mastication feeding, atau pemberian makanan yang sudah dikunyah. Induk sering memberikan makanan yang telah dihancurkan kepada bayinya melalui kontak mulut ke mulut. Selain menyediakan nutrisi, proses ini juga membantu mentransfer mikroba dan membangun sistem kekebalan tubuh anak.
Peran Ciuman dalam Ikatan Sosial dan Keamanan
Baca Juga
Advertisement
Seiring berjalannya waktu, fungsi ciuman berevolusi. Kontak oral mulai diasosiasikan dengan penguatan ikatan sosial (social bonding). Bagi spesies yang hidup berkelompok, ikatan yang kuat adalah kunci untuk kelangsungan hidup. Perilaku ini berfungsi sebagai penenang, meredakan konflik, dan menunjukkan afiliasi.
Penelitian Matilda Brindle menunjukkan bahwa pada primata, kontak mulut dapat meningkatkan kadar oksitosin, hormon yang bertanggung jawab atas ikatan dan rasa percaya. Ini adalah mekanisme yang sama yang kita temukan pada manusia modern saat berciuman, yang mendukung hipotesis bahwa fungsi ini telah dipertahankan selama jutaan tahun.
Tentu saja, ciuman romantis yang kita kenal saat ini adalah puncak dari proses evolusi yang panjang. Manusia telah mengambil perilaku primitif ini dan mengembangkannya menjadi ritual yang kompleks, sering kali digunakan untuk mengevaluasi pasangan potensial melalui indra penciuman dan rasa.
Baca Juga
Advertisement
Mitos yang Terpecahkan: Ciuman dan Budaya Barat
Perlu dicatat bahwa, meskipun akar evolusinya kuno, ciuman tidak universal dalam setiap budaya manusia di seluruh dunia. Beberapa masyarakat, terutama masyarakat non-Barat, tidak mempraktikkan ciuman romantis dan malah menggunakan bentuk kontak lain, seperti menggosokkan hidung (seperti yang dilakukan oleh suku Māori di Selandia Baru).
Hal ini menegaskan bahwa sementara dasar perilaku kontak mulut sudah ada sejak 21 juta tahun yang lalu, cara perilaku itu diekspresikan dan maknanya diinterpretasikan sangat dipengaruhi oleh budaya spesifik.
Baca Juga
Advertisement
Kesimpulan: Memahami Garis Waktu Evolusi Ciuman
Penemuan tentang evolusi ciuman pertama pada nenek moyang kera besar memaksa kita untuk menghargai bahwa banyak perilaku yang kita anggap unik pada manusia sebenarnya memiliki warisan biologis yang sangat mendalam.
Kontak mulut ke mulut, yang dimulai jutaan tahun lalu sebagai mekanisme transfer nutrisi atau kenyamanan, secara bertahap berevolusi menjadi alat penting untuk ikatan sosial dan, akhirnya, menjadi ekspresi cinta dan romansa pada manusia.
Studi ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ilmu perilaku dan biologi evolusioner, membuktikan bahwa kita berbagi lebih banyak kesamaan perilaku intim dengan kerabat primata purba kita daripada yang pernah kita bayangkan sebelumnya. Penemuan ini merupakan pengingat kuat bahwa sejarah perilaku kita jauh lebih tua dan lebih liar dari buku pelajaran sejarah mana pun.
Baca Juga
Advertisement
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
- Instagram : @technonesia_id
- Facebook : Technonesia ID
- X (Twitter) : @technonesia_id
- Whatsapp Channel : Technonesia.ID
- Google News : TECHNONESIA