Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

5 Cara Mencegah Modus Penipuan Kabel HDMI Baru Ini, Risikonya Fatal!

15 Oktober 2025 | 18:08

3 Alasan Belanda Rebut Nexperia dari China: Bisnis Nexperia Semikonduktor

15 Oktober 2025 | 16:08

5 Alasan Kenapa Permintaan KTP Masuk Gedung Langgar UU Perlindungan Data

15 Oktober 2025 | 14:08
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 5 Cara Mencegah Modus Penipuan Kabel HDMI Baru Ini, Risikonya Fatal!
  • 3 Alasan Belanda Rebut Nexperia dari China: Bisnis Nexperia Semikonduktor
  • 5 Alasan Kenapa Permintaan KTP Masuk Gedung Langgar UU Perlindungan Data
  • 3 Masalah Besar UU PDP: Badan Pengawas Data Pribadi Belum Ada!
  • Bahaya Pixnapping! 5 Langkah Jitu Cegah Modus Baru Curi OTP
  • 5 Fakta Pusat Data Raksasa AI: Seluas 70 Lapangan Bola Ditolak!
  • 5 Fakta Gudang Kiamat Longyearbyen: 4 Bulan Gelap Total!
  • 5 Bukti Transaksi Emas Berjangka Melonjak 2x Lipat, Investor Cerdas Untung Besar
Rabu, Oktober 15
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Tech » 5 Fakta Pusat Data Raksasa AI: Seluas 70 Lapangan Bola Ditolak!
Tech

5 Fakta Pusat Data Raksasa AI: Seluas 70 Lapangan Bola Ditolak!

Olin SianturiOlin Sianturi15 Oktober 2025 | 08:08
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Pusat Data Raksasa AI, Dampak Lingkungan Data Center
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Mengungkap drama penolakan pembangunan Pusat Data Raksasa AI Meta seluas 70 lapangan bola. Simak 5 Dampak Lingkungan Data Center yang mengkhawatirkan!

TechnonesiaID - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI melaju dengan kecepatan tinggi. Di balik kemajuan yang mengagumkan ini, tersembunyi sebuah kebutuhan infrastruktur yang sangat masif, yaitu pusat data (data center) raksasa.

Salah satu proyek ambisius terbesar di dunia datang dari Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram. Mereka berencana membangun fasilitas AI senilai US$10 miliar di Louisiana, Amerika Serikat.

Baca Juga

  • 5 Cara Mencegah Modus Penipuan Kabel HDMI Baru Ini, Risikonya Fatal!
  • 3 Alasan Belanda Rebut Nexperia dari China: Bisnis Nexperia Semikonduktor

Advertisement

Namun, proyek yang digadang-gadang akan menjadi salah satu pusat data terbesar di dunia—sebanding dengan luas 70 lapangan sepak bola—ini justru menemui penolakan keras dari warga lokal. Konflik ini membuka mata kita pada dilema besar antara kemajuan teknologi super canggih dan kelestarian lingkungan.

Mengapa Pusat Data Raksasa AI Ini Menjadi Kontroversi Global?

Proyek pembangunan Pusat Data Raksasa AI oleh Meta dirancang untuk menopang kebutuhan komputasi yang sangat tinggi dari bisnis AI mereka. Mulai dari pelatihan model bahasa besar (LLM) hingga menjalankan layanan canggih di platform mereka.

Ukuran proyek yang mencapai puluhan juta kaki persegi ini tentu membutuhkan daya listrik dan air yang luar biasa besar. Inilah yang menjadi sumber utama kekhawatiran masyarakat di wilayah tersebut.

Baca Juga

  • 3 Masalah Besar UU PDP: Badan Pengawas Data Pribadi Belum Ada!
  • Bahaya Pixnapping! 5 Langkah Jitu Cegah Modus Baru Curi OTP

Advertisement

Masyarakat lokal menyatakan bahwa fasilitas sebesar itu dinilai mengancam pasokan air minum mereka dan berpotensi menimbulkan kekeringan yang serius di wilayah tersebut. Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang lonjakan biaya listrik yang harus ditanggung oleh masyarakat sekitar akibat kebutuhan energi data center yang tak terbatas.

Kisah penolakan di Louisiana ini bukan kasus tunggal. Konflik serupa mulai bermunculan di berbagai belahan dunia. Hal ini menggarisbawahi perlunya keseimbangan antara inovasi digital dan tanggung jawab sosial serta lingkungan.

5 Dampak Lingkungan Data Center yang Memicu Penolakan Warga

Dampak Lingkungan Data Center sering kali tersembunyi di balik gemerlap kemajuan digital. Fasilitas yang bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, membutuhkan sumber daya yang sangat besar, terutama untuk pendinginan dan pasokan daya.

Baca Juga

  • 7 Tanda Rekening Dipakai Judi Online Menurut BI, Cek Sekarang!
  • 10.000 Pendaftar! Begini Cara Daftar Uji Coba Neuralink Implan Chip Otak

Advertisement

Berikut adalah lima isu lingkungan utama yang membuat pembangunan fasilitas raksasa ini ditolak dan menjadi perhatian global:

  • Ancaman Terhadap Pasokan Air Minum: Pusat data menggunakan miliaran liter air setiap tahunnya untuk sistem pendinginan evaporatif. Di daerah yang sudah rentan terhadap kekeringan, konsumsi air ini bisa menguras cadangan air lokal, memicu kekurangan air bagi pertanian dan konsumsi rumah tangga.
  • Lonjakan Biaya Energi dan Listrik Lokal: Operasi pusat data memerlukan jumlah listrik yang setara dengan konsumsi sebuah kota kecil. Kebutuhan daya yang masif ini tidak hanya membebani jaringan listrik lokal tetapi juga dapat memicu kenaikan harga listrik bagi penduduk sekitar, menciptakan ketidakadilan ekonomi.
  • Peningkatan Jejak Karbon (Carbon Footprint): Meskipun banyak perusahaan teknologi berjanji menggunakan energi terbarukan, sebagian besar data center global masih bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Energi yang diperlukan untuk komputasi AI meningkatkan emisi karbon secara signifikan.
  • Polusi Suara (Noise Pollution): Kipas dan unit pendingin yang bekerja tanpa henti di pusat data raksasa menghasilkan tingkat kebisingan yang tinggi. Hal ini sangat mengganggu kualitas hidup masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pembangunan.
  • Masalah Limbah Elektronik (E-Waste) Jangka Panjang: Perangkat keras AI seperti chip GPU dan server memiliki siklus hidup yang pendek. Pergantian dan peningkatan perangkat keras secara cepat oleh fasilitas raksasa akan menghasilkan volume limbah elektronik yang sangat besar di masa depan, yang sulit didaur ulang secara berkelanjutan.

Kebutuhan Energi Pusat Data Raksasa AI: Jauh Lebih Boros dari yang Dibayangkan

Kekuatan komputasi yang dibutuhkan untuk melatih model AI terbaru, seperti GPT-4 atau model AI milik Meta, membutuhkan daya yang eksponensial. Ini berbeda jauh dengan kebutuhan komputasi untuk menjalankan sebuah situs web biasa.

Para ahli lingkungan menekankan bahwa model AI saat ini sangat “lapar energi.” Setiap kali model dilatih ulang, ia mengonsumsi daya listrik yang setara dengan penerbangan lintas benua atau bahkan lebih.

Baca Juga

  • 5 Fakta Dampak Lubang Korona Matahari & Badai Geomagnetik Terbaru
  • 7 Fakta Mencengangkan Hubungan Manusia Purba dan Gajah Kuno

Advertisement

Technonesia Ad Banner

Pusat Data Raksasa AI ini pada dasarnya adalah pabrik listrik yang bekerja maksimal. Mereka harus mampu menampung ribuan server yang beroperasi pada suhu tinggi, yang kemudian menuntut sistem pendinginan yang luar biasa intensif.

Inilah yang membuat isu Dampak Lingkungan Data Center menjadi krusial. Investasi triliunan rupiah pada AI harus diimbangi dengan investasi yang sama besarnya pada solusi energi bersih dan efisien.

Tantangan dan Solusi Teknologi Hijau di Industri Data Center

Menanggapi tekanan publik dan tuntutan global untuk keberlanjutan, industri teknologi kini dipaksa mencari solusi inovatif. Konsep *Green Data Center* (Pusat Data Hijau) menjadi kunci masa depan.

Baca Juga

  • 5 Bukti Nyata Transformasi Film AI: Film Indonesia Setara Hollywood?
  • Top 4 Kelebihan Orang Begadang: Bukti Punya Kecerdasan Tinggi

Advertisement

Pemerintah dan raksasa teknologi, termasuk Meta sendiri, mulai menggali cara untuk mengurangi konsumsi energi dan air mereka secara drastis. Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah teknologi pendinginan mutakhir.

Inovasi Pendinginan untuk Mengatasi Krisis Air

Untuk mengurangi ketergantungan pada pendinginan evaporatif yang boros air, perusahaan mulai beralih ke metode yang lebih canggih. Metode ini termasuk penggunaan udara luar (free cooling) di lokasi yang lebih dingin, atau yang lebih ekstrem, menggunakan *liquid cooling*.

Dalam sistem *liquid cooling* atau pendinginan cair, server direndam langsung dalam cairan non-konduktif yang aman. Ini jauh lebih efisien dalam memindahkan panas dibandingkan udara dan mengurangi kebutuhan air secara signifikan.

Baca Juga

  • Ilmuwan Ungkap 3 Fakta Mencengangkan Asal Usul Hajar Aswad: Meteor?
  • Pengumuman 50 Tahun: 4 Astronaut Siap Jalankan Misi Artemis II NASA

Advertisement

Selain pendinginan, beralih sepenuhnya ke energi terbarukan adalah langkah penting. Perusahaan perlu memastikan bahwa listrik yang mereka gunakan benar-benar berasal dari sumber energi hijau, bukan sekadar membeli kredit karbon untuk menutupi jejak fosil mereka.

Keberlanjutan adalah Kunci: Meta dan perusahaan teknologi lainnya memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya mendorong inovasi AI tetapi juga memastikan bahwa kemajuan tersebut tidak mengorbankan sumber daya vital, seperti air bersih dan lingkungan yang sehat, bagi masyarakat.

Masa depan komputasi dan AI harus sejalan dengan kelangsungan hidup planet kita. Konflik di Louisiana menjadi pengingat tegas bahwa masyarakat tidak akan lagi menoleransi pembangunan raksasa yang tidak mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosialnya secara holistik.

Baca Juga

  • 5 Fakta Menguak Fenomena Suara Ledakan Langit, Bukan Gempa Bumi!
  • 5 Fakta Mengejutkan HP UP Phone Buatan Indonesia yang Jadi Sorotan Dunia

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA

Data Center Kecerdasan Buatan Lingkungan Meta AI Teknologi Hijau
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article5 Fakta Gudang Kiamat Longyearbyen: 4 Bulan Gelap Total!
Next Article Bahaya Pixnapping! 5 Langkah Jitu Cegah Modus Baru Curi OTP
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

5 Cara Mencegah Modus Penipuan Kabel HDMI Baru Ini, Risikonya Fatal!

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 18:08

3 Alasan Belanda Rebut Nexperia dari China: Bisnis Nexperia Semikonduktor

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 16:08

3 Masalah Besar UU PDP: Badan Pengawas Data Pribadi Belum Ada!

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 12:08

Bahaya Pixnapping! 5 Langkah Jitu Cegah Modus Baru Curi OTP

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 10:08

7 Tanda Rekening Dipakai Judi Online Menurut BI, Cek Sekarang!

Olin Sianturi14 Oktober 2025 | 18:08

10.000 Pendaftar! Begini Cara Daftar Uji Coba Neuralink Implan Chip Otak

Olin Sianturi14 Oktober 2025 | 16:08
Pilihan Redaksi
Gadget

Waspada! Ini 5 Bahaya Jarang Update Software HP di iPhone & Android

Iphan S30 September 2025 | 20:04

Sering menunda update? Ketahui 5 bahaya jarang update software HP, dari ancaman hacker hingga HP…

Rilis di RI! Intip 5 Fitur Terbaik dan Harga HUAWEI WATCH GT 6 serta Pura 80 Series

10 Oktober 2025 | 19:08

5 Alasan Mengapa Perbandingan Xiaomi 15T Pro vs 15T Begitu Ketat

6 Oktober 2025 | 05:37

7 Tanda Kiamat di Nasi dan Susu: Kontaminasi Bakteri Mengancam Pangan

11 Oktober 2025 | 01:08

Motorola Moto G06 Power Rilis 7 Oktober: Baterai 7000mAh Tahan Hingga 3 Hari!

6 Oktober 2025 | 01:33
Terbaru

5 Cara Mencegah Modus Penipuan Kabel HDMI Baru Ini, Risikonya Fatal!

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 18:08

3 Alasan Belanda Rebut Nexperia dari China: Bisnis Nexperia Semikonduktor

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 16:08

3 Masalah Besar UU PDP: Badan Pengawas Data Pribadi Belum Ada!

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 12:08

Bahaya Pixnapping! 5 Langkah Jitu Cegah Modus Baru Curi OTP

Olin Sianturi15 Oktober 2025 | 10:08

7 Tanda Rekening Dipakai Judi Online Menurut BI, Cek Sekarang!

Olin Sianturi14 Oktober 2025 | 18:08
technonesia-ads
TechnoNesia.ID Logo
Member Of : Media Publica Logo
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
© TechnoNesia.ID 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Logo Media Bekasi Logo GadgetDiva Logo Ronde Aktual Logo

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Advertisement