Close Menu
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

710.000 Tahun Mati, 3 Tanda Gunung Berapi Taftan Purba Bangkit!

22 Desember 2025 | 02:27

5 Alasan Utama Teknologi Sidik Jari LCD Redmi Note 8 Pro Menghilang

22 Desember 2025 | 00:27

7 Bocoran Spesifikasi Oppo Reno15 Pro Mini: Chipset & Tanggal Rilis

21 Desember 2025 | 22:27
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • 710.000 Tahun Mati, 3 Tanda Gunung Berapi Taftan Purba Bangkit!
  • 5 Alasan Utama Teknologi Sidik Jari LCD Redmi Note 8 Pro Menghilang
  • 7 Bocoran Spesifikasi Oppo Reno15 Pro Mini: Chipset & Tanggal Rilis
  • 5 Rekomendasi Hadiah Akhir Tahun Seagate: Storage Terbaik Gamer & Pro
  • 7 Aplikasi Penghitung Jarak Lari Terbaik Gratis & Akurat 2024
  • Kabar Baik! 3 Wilayah Dapat Pembebasan Biaya Telkomsel Halo & IndiHome
  • 11 Aplikasi Populer Buatan Militer Israel, Wajib Tahu Faktanya
  • 5 Titik Rawan Peringatan Dini Tanah Longsor Jakarta Wajib Diwaspadai
Senin, Desember 22
Facebook Instagram YouTube TikTok WhatsApp X (Twitter) LinkedIn
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • OtoTekno
    • Elektronik
    • Gadget
    • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
TechnoNesia.IDTechnoNesia.ID
  • Berita Tekno
  • Trending
  • Gadget
  • Elektronik
  • Otomotif
  • Tech
  • Game
  • Aplikasi
  • Anime
Beranda » Berita Tekno » 710.000 Tahun Mati, 3 Tanda Gunung Berapi Taftan Purba Bangkit!
Berita Tekno

710.000 Tahun Mati, 3 Tanda Gunung Berapi Taftan Purba Bangkit!

Olin SianturiOlin Sianturi22 Desember 2025 | 02:27
Bagikan Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Tumblr Email Telegram Pinterest
Gunung Berapi Taftan Purba, Kebangkitan Gunung Berapi
Bagikan
Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Ilmuwan waspada! Setelah 710.000 tahun tidur, Gunung Berapi Taftan Purba di Iran menunjukkan aktivitas. Apa 3 tanda kebangkitan yang terdeteksi? Baca analisisnya!

TechnonesiaID - Dunia geologi kembali dikejutkan oleh temuan yang memicu alarm kewaspadaan. Sebuah gunung berapi yang diperkirakan telah ‘mati’ selama lebih dari 700 ribu tahun tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Peristiwa ini terjadi di Iran, melibatkan Gunung Taftan yang memiliki sejarah vulkanik yang sangat panjang.

Kebangkitan sebuah gunung berapi purba bukan hanya fenomena geologi yang menarik, tetapi juga ancaman potensi bencana. Para ahli vulkanologi kini bekerja keras memantau setiap pergerakan yang terjadi, mengingat status Taftan yang telah lama dianggap aman.

Baca Juga

  • 7 Bocoran Spesifikasi Oppo Reno15 Pro Mini: Chipset & Tanggal Rilis
  • Kabar Baik! 3 Wilayah Dapat Pembebasan Biaya Telkomsel Halo & IndiHome

Advertisement

Lantas, apa yang membuat aktivitas ini terdeteksi sekarang? Dan seberapa besar ancaman dari kebangkitan salah satu Gunung Berapi Taftan Purba ini?

Lonceng Peringatan: Kebangkitan Gunung Berapi Taftan Purba

Gunung Taftan terletak di Provinsi Sistan dan Baluchestan, Iran, dekat perbatasan dengan Pakistan. Secara geografis, ia merupakan bagian dari zona vulkanik yang kompleks di kawasan Timur Tengah. Selama rentang waktu yang luar biasa panjang—yakni sekitar 710.000 tahun—Taftan dianggap tidak aktif.

Dalam istilah vulkanologi, gunung berapi yang tidak meletus dalam 10.000 tahun dikategorikan sebagai ‘dormant’ (tidur), sementara yang tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas sama sekali selama ratusan ribu tahun seringkali diasumsikan mendekati ‘extinct’ (punah).

Baca Juga

  • 5 Titik Rawan Peringatan Dini Tanah Longsor Jakarta Wajib Diwaspadai
  • 1.046 Data Mahasiswa Bocor: 5 Cara Amankan Google Form Anda Sekarang!

Advertisement

Oleh karena itu, pendeteksian pergerakan magma atau aktivitas seismik di perut Taftan adalah peristiwa yang langka dan sangat signifikan. Para ilmuwan menggunakan teknologi pemantauan satelit dan sensor canggih untuk mengukur perubahan suhu, emisi gas, dan deformasi tanah di wilayah tersebut.

Fakta 710.000 tahun ini benar-benar menempatkan Taftan dalam kategori fenomena geologi yang paling ekstrem. Ini menunjukkan bahwa kekuatan geologi di bawah kerak bumi jauh lebih dinamis daripada yang selama ini diperkirakan pada zona tersebut.

Mengapa Interval 710.000 Tahun Adalah Angka yang Menakutkan?

Bagi kebanyakan orang, gunung berapi yang sudah lama tidak meletus terasa aman. Namun, dalam ilmu vulkanologi, periode tidur yang sangat panjang seringkali menyimpan potensi bahaya yang lebih besar. Mengapa demikian?

Baca Juga

  • 5 Fakta Bahaya Paparan Timbal Ancam Nyawa Anak Indonesia
  • 2 Bibit Siklon Tropis Kepung RI, Ini 7 Wilayah Kena Peringatan Dini Hujan Lebat

Advertisement

Semakin lama sebuah gunung berapi tertidur, semakin banyak energi dan tekanan yang dapat terakumulasi di bawahnya. Ketika magma mulai naik setelah jeda yang sangat panjang, ia harus menembus material kerak bumi yang mungkin sudah mengeras dan padat.

Proses ini memerlukan tekanan yang jauh lebih besar dibandingkan gunung berapi yang aktif secara rutin. Hasilnya, jika terjadi erupsi, letusan dari gunung berapi yang bangkit setelah periode purba dapat menjadi sangat eksplosif dan merusak.

Selain itu, infrastruktur dan populasi di sekitar Taftan mungkin tidak siap menghadapi ancaman ini, karena generasi-generasi sebelumnya hidup dengan asumsi bahwa gunung tersebut hanyalah pegunungan biasa.

Baca Juga

  • 5 Alasan Meutya Hafid Ungkap Pemulihan Jaringan Telekomunikasi Aceh Belum 100%
  • 5 Fakta Insiden Baku Hantam Ecommerce vs PNS: Puluhan Dipecat

Advertisement

3 Tanda Utama Kebangkitan Gunung Berapi yang Membuat Ilmuwan Waspada

Mendeteksi Kebangkitan Gunung Berapi seperti Taftan memerlukan analisis data multisensor yang intensif. Meskipun detail spesifik dari temuan terbaru di Iran bersifat teknis, secara umum, para ilmuwan memfokuskan perhatian pada tiga indikator utama yang menunjukkan bahwa magma di bawah kerak bumi mulai bergerak.

Ketiga tanda ini adalah kunci untuk memahami potensi ancaman dari Gunung Berapi Taftan Purba saat ini:

  • Peningkatan Aktivitas Seismik (Gempa Vulkanik): Tanda paling jelas dari magma yang naik adalah serangkaian gempa bumi kecil yang terjadi tepat di bawah gunung. Gempa-gempa ini, yang sering disebut seismic swarm, disebabkan oleh retaknya batuan saat magma memaksakan jalannya ke atas. Peningkatan frekuensi dan kedalaman gempa vulkanik adalah sinyal bahaya paling awal.
  • Emisi Gas dan Perubahan Kimia: Gunung berapi mengeluarkan gas seperti sulfur dioksida (SO2) dan karbon dioksida (CO2). Peningkatan signifikan dalam volume emisi gas, atau perubahan dalam rasio kimia gas-gas tersebut, menunjukkan bahwa magma baru yang kaya gas sedang mendekati permukaan. Bahkan perubahan kecil pada ventilasi termal bisa menjadi indikator besar.
  • Deformasi Tanah (Penggelembungan): Ketika kantong magma di bawah tanah terisi atau bergerak ke atas, ia menyebabkan permukaan tanah di atasnya menggembung atau miring. Ilmuwan menggunakan teknologi GPS presisi tinggi dan data satelit (seperti Interferometric Synthetic Aperture Radar atau InSAR) untuk mendeteksi kenaikan permukaan tanah, bahkan hanya beberapa sentimeter. Deformasi adalah bukti fisik bahwa ada tekanan besar yang menumpuk.

Data terbaru menunjukkan bahwa setidaknya satu atau lebih dari indikator ini telah melampaui ambang batas normal di sekitar Taftan, memicu peringatan merah di kalangan vulkanolog internasional.

Baca Juga

  • 5 Fakta Penting Soal Aturan Biaya Admin E-commerce Shopee Cs
  • 5 Prediksi Pasar Smartphone 2026: Nasib Pedagang HP Kian Sulit

Advertisement

Bagaimana Teknologi Membantu Memantau Gunung Berapi Purba?

Keberhasilan mendeteksi aktivitas Taftan setelah ribuan tahun tidak lepas dari kemajuan teknologi. Saat ini, pemantauan tidak lagi hanya mengandalkan seismograf di darat.

Satelit modern dilengkapi dengan sensor termal yang sangat sensitif, mampu mendeteksi peningkatan suhu permukaan yang sangat kecil—sebuah tanda bahwa energi panas dari magma mulai merambat keluar. Selain itu, sistem pemantauan global kini memungkinkan pertukaran data secara cepat, sehingga para ahli di seluruh dunia dapat menganalisis potensi ancaman secara kolektif.

Sistem peringatan dini ini sangat krusial, terutama untuk gunung berapi yang lama terabaikan seperti Taftan, yang minim riwayat erupsi modern.

Baca Juga

  • 5 Perbaikan Bug HyperOS Penting Hadir di Update Global Terbaru Xiaomi
  • 5 Aksi Nyata MyRepublic Kuatkan Literasi Digital & Program CSR Medan

Advertisement

Implikasi Lokal dan Potensi Dampak Global

Kebangkitan Gunung Berapi Taftan Purba membawa implikasi serius, baik secara lokal maupun potensi global. Secara lokal, wilayah Iran Tenggara dan Pakistan Barat Daya menghadapi risiko letusan eksplosif, aliran piroklastik, dan hujan abu yang masif.

Dampak terburuk mungkin adalah gangguan terhadap infrastruktur, pertanian, dan kehidupan masyarakat yang telah lama tinggal di kaki gunung tanpa memikirkan ancaman vulkanik.

Dari sudut pandang global, letusan besar dari gunung berapi mana pun dapat memengaruhi iklim. Meskipun kecil kemungkinannya mencapai level supervolcano, emisi abu dan aerosol sulfur dalam jumlah besar ke stratosfer dapat memicu pendinginan sementara di seluruh planet, mengganggu pola cuaca dan penerbangan internasional.

Baca Juga

  • 2.617 Pinjol dan Investasi Bodong Diblokir: Waspada Penipuan Pinjol Ilegal
  • 7 Alasan Platform AI Xiaomi MiMo Studio (Mirip ChatGPT) Wajib Dicoba

Advertisement

Tindakan Mitigasi dan Kesiapan Wilayah Terdampak

Menanggapi sinyal bahaya dari Kebangkitan Gunung Berapi ini, pemerintah Iran dan badan pemantau internasional telah meningkatkan pengawasan. Langkah-langkah yang diambil meliputi:

  • Pemasangan lebih banyak sensor seismik dan GPS di area sekitar Taftan.
  • Pengambilan sampel gas secara rutin untuk memonitor komposisi kimia fumarol.
  • Pembuatan peta risiko dan jalur evakuasi terbaru untuk masyarakat di sesekitar gunung.

Saat ini, tujuan utama para ilmuwan adalah menentukan apakah aktivitas yang terdeteksi merupakan episode “intrusi” magma (magma naik tetapi tidak mencapai permukaan) yang akan mereda, atau apakah ini adalah awal dari siklus erupsi baru setelah ribuan abad.

Memahami perbedaan ini adalah kunci untuk memberikan peringatan yang tepat dan menghindari kepanikan massal yang tidak perlu, sekaligus memastikan keselamatan publik.

Baca Juga

  • 3 Strategi Kunci Xiaomi 2025: HP Terbaik Kamera, Nilai, dan Audio
  • Kebocoran Besar! 3 Bukti Jadwal Rilis HyperOS 4 Dipercepat Xiaomi

Advertisement

Kesimpulan: Belajar dari Gunung Berapi yang Tidak Pernah Mati

Kebangkitan Gunung Berapi Taftan Purba adalah pengingat kuat bahwa dalam skala waktu geologi, istilah “punah” hampir tidak pernah berlaku untuk fenomena alam sebesar gunung berapi. Peristiwa ini menyoroti pentingnya investasi berkelanjutan dalam vulkanologi dan teknologi pemantauan jarak jauh.

Sementara kita menunggu analisis data lebih lanjut, kewaspadaan adalah kunci. Kisah Taftan membuktikan bahwa potensi bencana dapat bersembunyi di balik ketenangan yang telah berlangsung selama 710.000 tahun.

Para ahli akan terus memantau ketiga tanda utama kebangkitan tersebut, memastikan bahwa dunia siap menghadapi babak baru dalam sejarah geologi Gunung Taftan.

Baca Juga

  • Resmi! 3 Alasan HP Gaming OnePlus Turbo Jadi Pilihan Gamer
  • 3 Fitur Gahar! Redmi Note 15 5G Resmi Pakai Chipset Snapdragon 6 Gen 3

Advertisement


Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Elektronik, Anime, Game, Tech dan Berita Tekno lainnya setiap hari melalui social media TechnoNesia. Ikuti kami di :
  • Instagram : @technonesia_id
  • Facebook : Technonesia ID
  • X (Twitter) : @technonesia_id
  • Whatsapp Channel : Technonesia.ID
  • Google News : TECHNONESIA
Bencana Alam Gunung Berapi Taftan Ilmu Pengetahuan Kebangkitan Gunung Berapi Vulkanologi
Share. Copy Link WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Threads Telegram Email Pinterest
Previous Article5 Alasan Utama Teknologi Sidik Jari LCD Redmi Note 8 Pro Menghilang
Olin Sianturi
  • Website

Olin Sianturi adalah seorang Content Writer di Media TechnoNesia dan GadgetVIVA, berpengalaman dalam menulis artikel informatif dan SEO-friendly. Spesialisasinya mencakup teknologi, gadget, elektronik, game. Dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami, Olin mampu menghadirkan konten berkualitas yang relevan dan bernilai bagi pembaca.

Artikel Terkait

7 Bocoran Spesifikasi Oppo Reno15 Pro Mini: Chipset & Tanggal Rilis

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 22:27

Kabar Baik! 3 Wilayah Dapat Pembebasan Biaya Telkomsel Halo & IndiHome

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 16:27

5 Titik Rawan Peringatan Dini Tanah Longsor Jakarta Wajib Diwaspadai

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 12:27

1.046 Data Mahasiswa Bocor: 5 Cara Amankan Google Form Anda Sekarang!

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 10:27

5 Fakta Bahaya Paparan Timbal Ancam Nyawa Anak Indonesia

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 08:27

2 Bibit Siklon Tropis Kepung RI, Ini 7 Wilayah Kena Peringatan Dini Hujan Lebat

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 04:27
Pilihan Redaksi
Otomotif

Honda Vario 160 Street Edition 2025, Desain Berani Bakal Hadir dengan Setang Telanjang

Ana Octarin23 Agustus 2025 | 20:56

Honda Vario 160 Street Edition 2025 hadir dengan setang telanjang bergaya urban naked, desain agresif,…

Galaxy S25 Ultra dengan Google Gemini Hadirkan Cara Baru Menikmati Liburan Akhir Tahun

14 Desember 2025 | 14:13

Olahraga di Rumah Makin Seru dengan TV Samsung dan Audio Samsung yang Canggih!

12 Desember 2025 | 22:05

7 Fitur Terbaru One UI 8.5, HP Samsung Berubah Total!

11 Desember 2025 | 19:48

Momoshiki Otsutsuki Resmi Hadir di Naruto to Boruto: Shinobi Striker (DLC #46)

1 Desember 2025 | 00:49
Terbaru

7 Bocoran Spesifikasi Oppo Reno15 Pro Mini: Chipset & Tanggal Rilis

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 22:27

Kabar Baik! 3 Wilayah Dapat Pembebasan Biaya Telkomsel Halo & IndiHome

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 16:27

5 Titik Rawan Peringatan Dini Tanah Longsor Jakarta Wajib Diwaspadai

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 12:27

1.046 Data Mahasiswa Bocor: 5 Cara Amankan Google Form Anda Sekarang!

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 10:27

5 Fakta Bahaya Paparan Timbal Ancam Nyawa Anak Indonesia

Olin Sianturi21 Desember 2025 | 08:27
technonesia-ads
TechnoNesia.ID
Member Of : Media Publica
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Terhubung Dengan Kami
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp LinkedIn
www.technonesia.id © 2025 | All Rights Reserved

Media Publica Networks :

UpToDai Media Bekasi GadgetDiva Ronde Aktual

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.